5. A sky full of stars

5 0 0
                                    


•—–o0o–—•


Seorang gadis cantik masih tertidur nyenyak di kamarnya. Terselimuti dengan selimut tebal berwarna abu miliknya juga angin pagi yang dingin. Ia terlihat tertidur sangat pulas dan nyenyak.

Sinar mentari yang mulia menembus jendela kamarnya dan mengenai wajahnya yang polos. Ia mulai terbangun, perlahan membuka matanya. Ia mengambil karet rambut di meja sebelah kasurnya lalu mengikat rambut panjangnya. Ia singgah dari tempat tidurnya,membuka pintu balkon kamarnya lalu duduk di bangku balkon untuk sekedar menghirup udara segar di pagi hari.

Hari ini seharusnya Oma sudah kembali ke rumah,tapi ntah kenapa ia belum.juga kembali. Al rindu sosoknya,ia rindu peluknya,rindu teh hangat buatannya,padahal hanya 1 minggu Oma meninggalkannya.

Ia memejamkan matanya sedari duduk di bangku putih itu. Ia suka saat pagi seperti ini, benar-benar sejuk dan segar. Udara yang ia sukai adalah udara di pagi hari dan di malam hari, apalagi jika ditambah gerimis hujan atau salju,ahh itu seperti di surga.

Al berpindah ke ayunan yang berada di samping bangkunya. Ayunan yang cukup besar,berisi bantal-bantal empuk berwarna biru pastel miliknya. Ia menidurkan dirinya disana,memejamkan matanya kembali,ya,ia memang sedikit malas untuk beranjak dan mandi.

Tok.. tok...

Terdengar suara ketukan pintu kamarnya.
"Masuk gak dikunci" ucapnya masih dengan mata terpejam.

"Masih mau tidur?" Suaranya sangat familiar di telinga Alvenna,ia pun membuka matanya.

"Kamu,engga aku cuma ngumpulin nyawa" ya,pria itu Chanyeol, kekasihnya—ah bukan,mereka hanya "seperti" sepasang kekasih dari 5 hari yang lalu

"Ini teh dari oma,tadi jam 4 Oma sampai rumah,kebetulan aku masih bangun yaudah aku bantuin Oma angkat-angkat barang, diminum tehnya,nanti keburu dingin" jelasnya

"Hmm okay,terus sekarang oma dimana?"

"Istirahat di kamarnya"
Ucapnya sambil terus menatap gadis di depannya itu,sangat cantik meski wajahnya tidak terpoles apapun.

"Hai guys!! Cailah beduaan di kamar ngapain aja kalian?" Taehyung yang tiba-tiba masuk kamar Alvenna tanpa izin. Ya,itu sudah menjadi kebiasaannya. Sepagi ini pun ia selalu datang kerumah Alvenna, tidak jarang juga ia menginap di rumah Alvenna.

"Ga ngapa-ngapain lah,tenang gue masih waras" jawab Chanyeol dengan sedikit kekehan.

"Ati-ati dah klo sama ni cewe,bisa dibikin gila lu" ucap taehyung kembali

"Lu yak pagi-pagi udah bikin emosi" ucap Al kesal seperti biasa.

"Hahaha,oh iya ntar malem jalan yuk,nonton gitu gimana ?" Ajaknya

"Setuju gue,ntar gue traktir makan deh" ucap Chanyeol

"Okay aku ngikut aja" jawab Al. Setelah berbincang sedikit tentang rencana di malam hari nanti, handphone taehyung berdering

"Ehh gue balik dulu ya,nyokap nyuruh gue nganterin dia belanja" ucapnya lalu pergi pulang

Tersisa dua insan yang berdiam diri di balkon kamar Alvenna. Chanyeol menatap dalam Alvenna yang sedang nyaman dengan pemandangan paginya. Ia tersenyum melihat gadis di sampingnya yang sangat cantik itu. Ia selalu saja berhasil membuat Chanyeol terpesona akan dirinya, sikapnya, sifatnya, wajahnya.

Alvenna melihat kearahnya, mengisyaratkannya untuk duduk disebelahnya. Chanyeol pun duduk di sebelah Alvenna

"Al,aku mau kamu" ucapan Chanyeol itu membuat Alvenna berhenti memikirkan hal lainnya. Ia terdiam memikirkan kembali kata-kata yang keluar dari mulut pria disampingnya

"Maksudmu?" Tanya Al yang langsung menghadap ke arah pria disebelahnya

"Aku mau kamu jadi milikku, selamanya" jawabnya dengan serius

"Iya,aku jadi milikmu selamanya,sampai kapanpun,sampai maut memisahkan kita" ucap Al sambil tersenyum manis lalu Chanyeol menggenggam tangannya

"Bahkan maut ga akan bisa memisahkan kita Al" Al mengangguk lalu memeluk Chanyeol

"Gadisku"
Kata Chanyeol yang keluar dari mulutnya itu menandakan bahwa Alvenna adalah gadis miliknya,hanya miliknya.

"I love you Al,aku say—" tiba-tiba darah segar terjun dari hidung Chanyeol. Al yang melihatnya pun sangat panik,ia mengambil tissue yang ada di dekatnya untuk membersihkan darah tersebut. Ia menyuruh Chanyeol berbaring di pangkuannya agar darah berhenti keluar.

Tangan Al sudah dipenuhi dengan darah segar yang keluar dari hidung Chanyeol,ia harus tetap tenang. Tetapi air matanya tidak dapat ia larang untuk keluar,pipinya telah basah karena air matanya.

"Kamu jangan nangis,aku gapapa"
Pria itu meyakinkan Al untuk tidak khawatir pada dirinya.

Al diam memandangnya,ia masih tetap menangis. Chanyeol mengusap air mata gadisnya tersebut, menenangkannya.

"Kamu kenapa?" Tanya Al yang masih khawatir

"Aku gapapa,boleh aku istirahat sebentar disini?"

"Tidur di dalem aja,aku temenin" ucap Al yang langsung membawa Chanyeol ke kasurnya. Ia menidurkan Chanyeol, memeluknya, menghangatkannya.

Al tersenyum melihat sosok pria di pelukannya sekarang,dalam benaknya ia berdoa agar semesta selalu membahagiakan mereka berdua,mengizinkannnya untuk terus bersama sang pria. Chanyeol baginya adalah angin,dan ia adalah hujan. Selalu berdampingan.

•—–o0o–—•

" tenang hujan,bumi mu tidak akan hilang,ia akan terus bersama "

-Pluviophile- /pcyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang