4. Know

4 0 0
                                    

—–o0o–—•



Klek

Suara pintu yang berhasil al buka. Al masuk ke ruangan yang bahkan ia sendiri lupa ruangan apa itu. Debu-debu yang berterbangan, sedikit mengganggu pernapasan.

Terlihat dinding di ruangan tersebut berwarna biru yang sudah sedikit tertutup debu. Di ruangan tersebut hanya terdapat dua lemari tua yang cukup besar dan satu meja kerja bersertakan kursinya. Al seperti tidak asing dengan ruangan ini, sepertinya ruangan penting bagi papa.

Al sampai tepat di depan sebuah lemari kayu tua berwarna putih. Ia membukanya perlahan,yang kebetulan lemarinya tidak terkunci. Hanya ada satu barang di dalamnya,sebuah kotak merah beludru.

Al mengambilnya, membukanya. Sebuah kalung belahan hati,kalung yang sama dengan kalung yang ia pakai. Di bawah kalung tersebut,terdapat selembar sudah yang sudah sangat tua. Al mengambilnya lalu membaca surat tersebut.

Hai sayang,jeon Orlin Alanna d'amalio.

Nak,ini papa.
Sayang, kalung ini adalah kalung pasangan dari kalung yang papa berikan kemarin,jika kalung mu dan kalung ini disatukan,maka akan membentuk hati yang sempurna.
Sayang,papa tau kamu bisa melihat setiap umur orang,berapa lama ia akan bernafas di dunia ini. Papa tau kamu anak yang luar biasa,kamu anak yang istimewa,anak yang sangat ceria.

Sayang,jika papa pergi nanti,jaga dirimu baik-baik nee, jangan pernah membuat dirimu sengsara,jangan sampai hatimu tersakiti,jangan sering menangis,jangan pernah putus asa,kamu harus selalu tersenyum,tunjukan bahagiamu pada orang lain,jangan pernah menangis di depan orang,tapi menangis lah,teriak lah jika dirimu sudah benar-benar tidak mampu menerima semuanya, membendung semuanya. Papa tau kamu anak yang kuat.

Sayang,dari seluruh orang yang kamu temui,hanya ada 1 orang yang tidak dapat kamu lihat waktu ia hidup di dunia ini,seorang laki-laki tampan,dan kalung ini hanya bisa kamu berikan kepada 1 orang,kamu hanya bisa menyelamatkan 1 orang saja menggunakan kalung ini. Dan sudah pasti bahwa orang itu hanya memiliki waktu sisa hidup sebentar.

sayang,jika kamu merasa jiwamu goncang,dadamu begitu sesak, perasaan mu pilu dan hancur. Sebab racun yang kamu sangka itu baik,nyatanya ia membunuhmu dengan begitu menyakitkan meski nyata apa yang kau teguk sangatlah manis
lebih dari yang kau bayangkan.

Tak apa,jika kamu terluka begitu dalam. Kembalilah ke Rumah mu. Reguklah kebahagiaan yang pernah pergi dari hidupmu. Rekatkan kembali apapun yang pernah terpecah belah.

Semuanya akan baik-baik saja,sayang. Iya,selama kamu masih ingat siapa rumahmu,dimana rumahmu,jalan pulangmu. Semua akan baik-baik saja.

Berbahagialah,hujan yang sangat papa cintai. Jaga dirimu baik-baik sayang,teruslah membasahi bumi meskipun kau harus terus menjatuhkan diri sesakit mungkin.

Kini,ia sudah terduduk di bawah lemari putih tua itu. Air matanya sudah keluar sejak ia membaca surat dari pahlawannya. Ia melipat rapi-rapi kembali surat tersebut, menciumnya sekilas surat juga kalung yang papanya berikan. Menghapus air matanya yang membasahi pipinya.

Al menghampiri kedua pria yang asik mengobrol di ruang keluarga.

"Ruangannya udah aku buka,itu bisa dijadiin gudang kok chan" ucap Al memotong pembicaraan asik kedua pria tersebut.

"Okay Al,makasih ya"

"Kalau gitu aku ke kamar dulu ya,heh lu jangan di kasih aura negatif lu ya!" Ucap Al galak pada taehyung

"Dih,aura gue mah baik,lu tuh yang auranya negatif plus suram" jawabnya dengan lagi-lagi wajah yang menjengkelkan

"Ck!" Decak Al yang langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

Ia mengambil laptopnya yang tadi ia tinggal di meja makan. Berlari kecil ke kamarnya. Ia masuk ke kamarnya lalu meletakkan laptopnya diatas meja belajarnya yang berwarna biru laut.

Membuka pintu balkon kamarnya dan duduk di bangku balkon kamarnya. Ia mengambil surat juga kalung yang ia simpan di saku celana joger abu-abu panjangnya. Ia membuka kembali suratnya,kembali membacanya.

Ia tersadar akan suatu hal.
Sayang,dari seluruh orang yang kamu temui,hanya ada 1 orang yang tidak dapat kamu lihat waktu ia hidup di dunia ini,seorang laki-laki tampan,dan kalung ini hanya bisa kamu berikan kepada 1 orang,kamu hanya bisa menyelamatkan 1 orang saja menggunakan kalung ini.

"Chanyeol..." Bibirnya gemetar,seluruh tubuhnya dingin.

Seharusnya ia sudah tau berapa lama Chanyeol akan hidup,tapi ini tidak sama sekali. Bahkan sedari awal ia bertemu dengan pria itu,ia tidak melihat waktu yang tersisa.

Senyuman hangat itu,senyuman manisnya, kehangatannya,apakah akan pergi begitu saja dari Al?

Kenapa ini? Kenapa aku seakan benar-benar tidak ingin melihatnya pergi? Kenapa?
Apa yang akan terjadi,kenapa begini,kenapa harus seperti ini?

Bagaikan petir yang menyambar jiwaku ,bagaikan pedang yang menusuk-nusukku,sangat sakit mendengarnya. Seakan tau apa yang ku rasakan, langit sudah berubah menjadi gelap,ia mulai membuatku tenang,membuatku hangat dan nyaman kembali.

Senyumnya mengembang seketika, pikirannya sudah tertuju pada air yang turun menjatuhkan dirinya kepada bumi,membasahi bumi. Ia rela menjatuhkan dirinya untuk sang bumi. Ia rela begitu sakit dan begitu pilu demi bumi.

"Hujan, terimakasih...."

Al keluar dari kamarnya,sembari ia mengikat rambut panjangnya menjadi sebuah donat. Ia keluar menggunakan payung bening milik omanya. Hujan telah turun,gerimis yang sangat ia sukai.

Air semakin turun deras,semakin pula Alvenna bahagia. Lalu tiba-tiba lelaki itu datang padanya, benar-benar dekat dengannya. Tangannya menyingkirkan payung yang Al pegang. Dan hujan pun mengguyur mereka berdua. Senyumnya mengembang menampilkan lesung pipi yang semakin membuatnya manis.

"Kamu suka hujan?" Tanya nya

"Iya,kamu juga?" Jawab Al juga dengan anggukan

"Iya,aku mencintai hujan,juga kamu"

"Maksudmu?"

"Biar hujan dan bumi yang memberitahu mu" jawabnya dengan senyum manis.

"Kamu lucu,aku suka kamu" jawab Al dengan kekehannya.

Al merentangkan tangannya,ia menghadap ke langit lalu berkata,

"Hujan!! Berikan lelaki di depanku ini padaku!!" Teriaknya lalu menatap Chanyeol kembali

"Semesta sudah merencanakan semua ini buat kita,kita yang kenal,bertemu selama 7 jam,disaat itu juga hati aku yang sudah seperti batu,berhasil kamu luluhkan hanya dengan senyuman" jelasnya dengan mata penuh arti

"Hujan menjadi saksi bisu kita" Al


•—–o0o––•

" kali ini saya sudah mencintaimu,al. Bagaimana denganmu? cepat beri saya kabar,saya tidak suka menunggu terlalu lama "

-Pluviophile- /pcyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang