hi dee balik lagi😘
udh nepatin janji ya bakal update sore
tetap jaga kesehatan, banyak minum air putih dan makan makanan sehat
jangan keluar rumah dulu yaa
baca wattpad dee aja wkwkEnjoy reading ✌❤
.
.
Seungwoo masuk ke dalam ruangannya yang terasa dingin. Pukul tujuh pagi, sangat dini untuk datang ke kantor tapi juga tidak ada yang bisa dilakukannya di rumah. Mengurus berkas-berkas yang memusingkan mungkin bisa membantunya mengusir pikiran-pikiran negatif yang terus menghantuinya hingga tak tidur semalaman.
Seungwoo meletakkan tas kerja nya, menggantung jas, lalu meninggalkan ruangannya menuju pantry untuk membut kopi dan sarapannya sendiri. Sekarang jam tujuh pagi, dan tentu saja sekretarisnya belum datang. Seungwoo menyeduh kopi hitam pekat itu dengan air panas mengepul, mengambil beberapa biskuit dan roti lalu meletakkannya ke atas piring untuk di bawa.
"Butuh bantuan?"
Sebuah suara mengejutkan Seungwoo hingga cangkir yang dipegangnya hampir saja jatuh.
"Are you ok?"
Seungwoo tak menjawab, memilih untuk membawa sarapannya menuju ruangannya dan memulai tugas pagi ini.
"Soal semalam.."
"Kau tak memberiku kabar semalaman.." potong Seungwoo membuka pintu ruangan dengan kaki.
"Aku bisa jelaskan semuanya.."
"Kau bahkan menghadapi ku dengan santai pagi ini.."
"Aku menguatkan diri untuk datang menemui mu pagi ini, tapi aku bertemu ahjumma dan dia bilang kau sudah berangkat dari jam enam pagi."
"Kau seharusnya menemuiku tadi malam dan memberi penjelasan walaupun aku menolak, menelponku berkali-kali saat dalam perjalanan dan memohon agar aku membukakan pintu. Kau seharusnya begitu.. Itu Oh Hayoung yang ku kenal saat dia melakukan kesalahan," jawab Seungwoo dengan nada stabil.
Hayoung diam. Seungwoo benar. Itulah yang biasa dilakukannya setiap kali berbuat salah atau terjadi kesalahpahaman di antara mereka. Seungwoo juga melakukan hal yang sama tapi...
"Woo.. aku terlalu mabuk semalam, aku.."
"Apa kau berpikir itu bukan kesalahan?"
"Bukan Woo.. bukan begitu.."
Hayoug mendekat, namun Seungwoo lebih dulu mendekat.
"Kau butuh liburan. Kau pasti kelelahan. Istirahatlah. Ambil jatah cutimu dan jernihkan pikiran," ujar Seungwoo dingin.
Hayoung tau, Seungwoo tak bisa marah. Makanya setiap kali mereka berdebat dan berakhir dengan perkelahian, Seungwoo hanya diam atau pergi menghilang. Seungwoo memang seperti itu, Hayoung paham betul. Tapi apa sekarang yang di dengarnya? Seungwoo memintanya cuti? Apa Seungwoo menyuruh Hayoung menjauh darinya? Apapun tujuan dan maksud Seungwoo menyuruhnya mengambil cuti, Hayoung merasakan sesak dan sakit di dadanya.
"Apa kau ingin aku menjauh?"
Seungwoo membuang wajahnya, memilih kembali ke tempat duduknya, mengambil sebuah tumpukan berkas dan membukanya lembar demi lembar.
"Woo?"
Tak ada respon.
Hayoung menggigit bibirnya tak tau harus berbuat apa. Ia salah, Hayoung tau itu. Tapi seperti pertanyaan Seungwoo, Hayoung bahkan tak tau yang ia lakukan semalam adalah hal yang salah atau tidak. Baginya itu hanya ketidaksengajaan. Sehun memang menciumnya tepat dibibir, tapi itu hanya bagian dari permainan. Walaupun terkesan berlebihan untuk sebuah permainan, tapi itulah kenyataannya. Atau Hayoung hanya membuat alasannya sendiri untuk menghindari kesalahannya sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
[APINK SERIES] : Déja Vu (Oh Hayoung)
FanfictionGadis berambut merah panjang bergelombang itu memeluknya hangat, seolah mereka adalah sahabat karib yang sudah lama tak bertemu. "Ah, Kim Chanmi. Ada apa disini?" Kim Chanmi, wanita itu tersenyum. "Aku ingin bertemu dengan tunangan ku..." Senyum itu...