His Boyfriend

169 28 24
                                    

Sehun berkali-kali menekan pin sesuai dengan angka-angka yang keluar dari mulut Hayoung yang sedang mabuk, tapi mesin itu terus saja berbunyi menandakan angka yang ia masukkan tidak valid.

"Hei, apa kau yakin kau tau password nya? Ini sudah yang ke lima kalinya. Kau tidak mau kan pintunya berbunyi keras dan kita disangka maling?" Sehun mulai frustasi, sedangkan Hayoung terus menghitung dengan jari-jarinya, entah apa yang dihitungnya, tapi gadis itu sudah setengah tidur.

"No. I'm sure. Soojung eonni tak mungkin menggantinya tanpa memberitahu ku.." Hayoung mencebik kesal, bibirnya cemberut lalu jari-jarinya kembali naik turun menghitung sesuatu dengan mata hampir tertutup.

"Ayo pergi!" Sehun menarik Hayoung yang duduk di lantai walau Hayoung menolak.

"Aku ingin tidur disini, Oh Sehun. Aku benci rumahku. Dan aku tak mungkin pergi ke rumah pacarku sekarang. Apa kau tidak paham, hah?" Hayoung terus protes walau tubuh gemulainya tak bisa menolak Sehun yang memapahnya menjauh dari anak tangga tertinggi tepat dimana rumah Soojung berada.

"Aku mengerti. Kau tak ingin pulang ke rumahmu, dan tak ingin bertemu pacarmu, jadi ayo ke rumahku. Kau berat!"

Hayoung mendorong Sehun hingga Sehun terhuyung dan hampir jatuh. "Apa yang coba kau lakukan? Apa kau akan melakukan sesuatu padaku?" gadis itu menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Sehun yang melihat itu menggeleng kesal dengan mulut terbuka, tak tau bagaimana cara menghadapi gadis mabuk di depannya ini.

"Apa yang bisa ku lakukan padamu? Oh Hayoung, berhentilah bertingkah seperti anak perawan. Semua orang juga tau kau adalah gadis yang sangat bebas. Jadi cepat ikut aku atau kau akan ku tinggalkan sendirian disini sampai seorang preman gila membawamu kabur dan menyekapmu di ruang bawah tanah yang kotor dan gelap."

Hayoung terduduk, satu tangannya menutup mulutnya yang terbuka. Matanya menjuling ke atas seolah berpikir. "Haha, kau benar Oh Sehun. Aku sudah menyerahkan semuanya padanya.." jawab Hayoung lemah. Hayoung berjalan terhuyung menuju Sehun yang merasa was-was. Tanpa di duga, gadis mabuk itu malah menarik tangan Sehun, dan mengalungkan tangan pria yang kebingungan itu ke lehernya. "Ayo bawa aku..."

Sehun yang hampir merasa bersalah dengan pertanyaan tadi dibuat bingung dengan aksi aneh Hayoung yang diluar tebakan disaat Sehun mengira jawabannya akan membuat Hayoung menangis atau marah.

'Kau menyedihkan saat mabuk Oh Hayoung. Pria itu mengubahmu menjadi orang yang menyedihkan'

oOo

Hayoung membuka matanya perlahan, langit-langit berwarna putih, cahaya terang yang membias dari kaca jendela ditambah kepalanya yang berdenyut akibat alkohol membuatnya kesusahan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

Ya.

Tunggu.

Apa? Lingkungan baru?

Hayoung segera duduk walau sakit di kepalanya menyerang, terasa menusuk. Mata yang hampir keluar dari tempatnya karena terkejut itu memutari sebuah kamar rapi dengan nuansa coksu yang tak begitu menonjol namun terasa tenang dan tak berlebihan. Sebuah kamar yang sangat sederhana yang membuat Hayoung ragu jika kamar ini di tempati seorang perempuan. Ada sebuah meja kerja di sebelah kiri tempat tidur memerlihatkan sebuah komputer, kamera serta lensa-lensa yang berjejer di atas meja dengan susunan yang tak rapi. Dinding yang pas menghadap meja itu ditempeli sebuah papan styrofoam yang ditempeli foto-foto model...

Foto model?

Hayoung menarik selimutnya, memastikan apa yang dibayangkannya tidak terjadi atau ia akan melompatkan diri dari jendela kamar ini sekarang juga.

[APINK SERIES] : Déja Vu (Oh Hayoung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang