Hayoung terus melangkah menyusuri jalan yang ia harap akan membawanya ke tempat teraman baginya yang tidak lain adalah rumah Soojung, kakak sepupunya, satu-satunya orang yang akan mendengarkan segala keluh kesahnya tanpa protes. Orang yang mengerti dan bisa menempatkan dirinya dengan baik. Kerap memberi telinganya saat Hayoung butuh orang untuk berbagi cerita dan menggantikan mulutnya untuk mengutuk orang-orang yang berbuat jahat padanya. Hayoung terus berjalan, tak tau arah tujuan. Hayoung hanya mengikuti kakinya yang tak berhenti melangkah di trotoar, berharap Sehun segera datang dan membawanya bersembunyi ke tempat yang jauh. Air matanya sudah kering sejak beberapa menit yang lalu, dan ponselnya sudah tenang sejak pesan terakhir yang ia kirimkan pada Seungwoo.
'Aku ada urusan mendadak dengan Soojung eonni, jangan mencariku. Habiskan lah sedikit waktu lebih lama dengan Seungyeon eonni, kalian kan jarang bertemu.'
Hayoung berusaha untuk menulis pesan yang tidak mencurigakan dan sepertinya pesan itu berhasil, karena Seungwoo tak membalasnya dengan pertanyaan atau menelpon. Setidaknya Seungwoo tidak mengejarnya hingga ia tidak perlu berlari dan bisa berjalan santai sambil menunggu jemputan Sehun. Satu-satunya orang yang bisa ia mintai tolong saat ini.
Sebelumnya ada banyak pilihan jika keadaan Hayoung sedang buruk dan butuh jemputan. Ada Eunji, Bomi, Kai dan Soojung selain Sehun. Tapi untuk saat ini Hayoung tidak punya option lain, ia tak mungkin menelpon Eunji saat ini, Eunji dan Seungwoo bersaudara, Hayoung tak mau hubungan sahabat dan kekasihnya menjadi keruh karenanya.
Kedua, Bomi. Ya, Bomi sedang hamil sekarang. Teman yang biasanya akan dengan senang hati memberi tumpangan padanya itu sedang dalam masa bahagianya. Akhirnya, Bomi dan Baekhyun mendapatakan buah hati di usia pernikahan mereka yang hampir tiga tahun. Terakhir ada Kai. Semenjak membuka bar nya, Kai tidak pernah lagi keluar. Dia sangat sibuk dengan bisnisnya sampai rela memutuskan pacar cantiknya dan fokus ke dalam dunia yang sudah lama ia impikan, bisnis. Dan Sehun adalah pilihan terakhir. Namun hari ini, Sehun adalah orang pertama yang muncul di benaknya saat langkah pertamanya keluar dari restoran Han Seungyeon.
Hayoung mengernyit saat sebuah cahaya menyorotnya. Sebuah mobil berwarna abu-abu metalik. Hayoung tau benar siapa pemiliknya, dan dugaannya benar saat matanya menyipit untuk memastikan angka-angka dan huruf yang tertera di plat mobil.
Hayoung diam di tepi jalan sampai mobil itu ikut menepi dan mesinnya mati. Sehun yang menggunakan mantel hangat berwarna coklat muda mendekat ke arahnya dengan tergesa-gesa. Shit! Hayoung pasti telah membuatnya khawatir. Selanjutnya, Sehun meraih kedua tangannya dengan lembut, selembut suaranya yang entah kenapa Hayoung rindukan.
"Apa kau tak apa? Apa yang terjadi?" Dan detik itu juga, Hayoung menjatuhkan air mata yang sejak tadi ia tahan. Menangis sejadi-jadinya di depan sahabatnya yang tak mengerti apa-apa namun tidak lagi bertanya melainkan menarik Hayoung ke dalam dekapannya. Menyembunyikan wajah kecil yang sudah basah dan memerah itu, membiarkannya melampiaskan segala emosi yang tertahan.
"It's ok... I'm here with you.."
🍁🍁🍁
"Are you sure?" Sehun fokus dengan kemudinya, matanya sesekali melirik Hayoung yang sudah mulai tenang walau beberapa kali masih terdengar sisa-sisa desakan dari tangis panjangnya.
"Eum.. aku sudah menelpon Soojung eonni tadi, dia menungguku di rumah" jawab Hayoung meyakinkan Sehun yang berkali-kali menanyakan hal yang sama.
Tak ada jawaban, Sehun tampak ragu dengan jawaban Hayoung walau gadis itu menjawab pertanyaannya sambil tersenyum.
"Ya! Oh Sehun! Apa kau tak percaya padaku?"
Mobil berhenti membuat Hayoung bingung dan menatap lurus, ternyata sedang lampu merah. Sehun menyentuh tangannya lembut membuat Hayoung kembali hilang fokus dan menatap wajah di depannya dengan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[APINK SERIES] : Déja Vu (Oh Hayoung)
FanfictionGadis berambut merah panjang bergelombang itu memeluknya hangat, seolah mereka adalah sahabat karib yang sudah lama tak bertemu. "Ah, Kim Chanmi. Ada apa disini?" Kim Chanmi, wanita itu tersenyum. "Aku ingin bertemu dengan tunangan ku..." Senyum itu...