"Kenapa hatiku cenat-cenut tiap ada kamu,"
"Selalu nananananana tiap dekat kamu, njir lirik dong lirik," kesal Haechan karena dia hanya hapal lirik pertama lagu itu. Sialnya lirik pertama sudah lebih dulu dinyanyikan oleh Jaemin, jadi mau tak mau dia melanjutkan lagu itu dengan asal asalan.
Lagu terus berlanjut dan diselingi oleh beberapa gerakan heboh dari Jaemin dan Haechan yang membuat siswa maupun siswi di kelas tertawa, bahkan ada beberapa diantara mereka menjadi dokumentor dadakan demi mengabadikan momen momen untuk nantinya dipasang di ig story mereka, biar bisa gaul dan pamer pada siswa lainnya yang sedang belajar.
Seharusnya mereka melalukan hal yang sama seperti siswa lain di sekolah ini, namun karena guru yang seharusnya mengajar berhalangan hadir jadilah keadaan kelas berakhir rusuh.
Ketua kelas a.k.a Jaemin bersabda, "Bapak guru kita tercinta, alias Park Jeongsu alias Leeteuk, yang tidak lain tidak bukan adalah guru dari pelajaran matematika berhalangan hadir hari ini. Beliau berkata ekhem 'Nak, bapak nggak bisa masuk ke kelas kalian, bapak harus ke rumah sakit untuk membeli pil sabar agar bisa menghadapi kalian, terima kasih'. Mari kita doakan agar guru kita tercinta bisa mendapatkan pil sabarnya."
Setelah Jaemin membacakan isi pesan yang dia dapat dari Leeteuk, dia pun turun dari kursi yang sejak tadi dia naiki. Tepat setelahnya tepuk tangan dan beberapa teriakan dia dapatkan dari teman teman sekelasnya. Entahlah, dia merasa bangga jika bisa membacakan pesan pesan penting seperti tadi, apalagi jika pesan itu berisi guru yang tidak bisa hadir, rapat sekolah, atau dispen untuk event yang kadang suka memotong jam KBM.
Kembali lagi pada kerusuhan yang sedang terjadi. Baik Jaemin maupun Haechan—yang disini menjabat sebagai mantan wakil ketua kelas— menikmati lagu yang diputar dari speaker hasil curian dari ruang audio visual. Jangan tanyakan bagaimana cara mereka membawa beberapa speaker itu dari lantai bawah tempat ruang audio visual berada hingga ke kelas mereka yang berada di lantai dua. Semua bisa terjadi di kelas ajaib ini.
"You know me so well~"
"Girl i need you~"
"Girl i heart you~"
"Salah bego, love dulu baru heart," ucap Jaemin seraya memukul kepala temannya itu dengan cukup keras. "Sakit anying," balas Haechan sambil mengelus kepala belakangnya, berharap agar rasa sakitnya hilang.
Setelah perdebatan singkat tadi, aksi dorong dorongan pun tidak dapat dilewatkan. Beberapa siswa lainnya pun turut ikutan dan saling mendorong satu sama lain. Tidak, mereka bukan berkelahi sekarang, tapi inilah cara mereka menikmati lagu. Ya, mereka memang aneh. Siswi yang tidak ikutan pun langsung mengeluarkan gadget mereka dan merekam setiap momen yang ada. Sampai seseorang membuat atensi mereka teralihkan dari tontonan dan musik yang terputar.
"Ada Pak Jae woi!" Teriak siswi itu saat baru kembali dari kamar mandi. Setelah mendengar berita itu, semua siswa kembali pada aktivitasnya—menonton dan melanjutkan kerusuhan— sampai siswi itu melanjutkan ucapannya dan membuat seisi kelas panik.
"SAMA BU JENNIEE!! MATIIN SPEAKERNYA!!" Teriaknya lebih kencang dari yang pertama. Bu Jennie adalah guru BK yang terkenal galak dan tegas soal menindak siswa maupun siswi yang melanggar aturan.
"WOII LO SEMUA! KELUARIN BUKU EMTEKA KITA PURA PURA NGERJAIN SOAL!! KALO DITANYA HALAMAN BERAPA BILANG HALAMAN 57!!" Perintah Jeamin langsung diberi anggukan dari siswa siswi lain. Mereka langsung melaksanakan tugas mereka masing masing, sedangkan beberapa siswa langsung berlari kebelakang untuk mematikan speaker yang menyala.
Tepat ketika pintu terbuka keadaan kembali tenang. Tampaklah Jennie yang sedang inspeksi dadakan dan Jae yang bertugas untuk mengambil absen. Jae terkenal sebagai guru yang baik, mungkin karena dia baru beberapa bulan mengajar sebagai guru tetap di Nusantara High School ini. Setelah mendapat absennya Jae kembali keluar, sedangkan Jennie masih setia duduk di kursi guru.
