Chapter 09

70 15 4
                                    

"Hei kamu!" Teriak Jaemin sambil menunjuk entah kemana. Kini badannya mulai berdiri disusul Haechan di belakangnya. Walaupun mereka berdua harus berpegangan erat pada kursi penumpang ketika bis berbelok.

"Aku?" Sahut siswa dan siswi lain sambil menunjuk diri mereka sendiri. Beberapa diantaranya sudah siap dengan handphone masing masing untuk mengabadikan momen ini nantinya.

"Hatiku dag dig dug saat aku melihatmu~ anjay," sambung Haechan yang kini memasang wajah sombongnya.

Jaemin mengambil sebuah botol dan memegangnya seolah olah itu adalah mic. Sedang musik terus mengalun memenuhi seisi bis. "Kau jatuh dihadapanku dan buat aku buru buru mendekatimu," lanjut Jaemin lalu mulai berjalan hingga ke tengah bis.

"Langsung kutanyakan apa kau baik baik saja?" Haechan pun ikut berjalan hingga berhasil sampai disamping Jaemin.

"Kau bingung," sambung Jaemin cepat.

"MEMANGNYA AKU JATUH DARI MANA?" Teriak anak anak lain dengan suara lantangnya. Beberapa siswi sudah merekam momen ini sejak tadi. "Tu, wa, ga, smua!" Teriak Jaemin memberi aba aba.

"Kau bidadari jatuh dari surga tepat di hadapanku~ EAAA!"

"Kau bidadari jatuh dari surga tepat di hatiku~ EAAA!"

"So baby please be mine, please be mine ohh mine, EE?" Sambung Haechan ketika semua siswa maupun siswi diam dan memberikan kesempatan untuk Haechan dan Jaemin bernyayi.

"Eeaaa!"

"Karna hanya aku, sang pangeran impianmu, eaa eaaa eaaa, E?" Lanjut Jaemin.

"EEAA! NA JAEMIN LEE HAECHAN BITNAEJULGAE!! WOAHH!" Teriakan siswa siswi yang histeris membuat Jaemin dan Haechan merasa dirinya seperti artis. Mereka menunduk memberi hormat walaupun harus sedikit tersungkur karena bus tiba tiba melambat dan berhenti di tempat tujuan.

Jaemin dan Haechan langsung bangkit dan kembali ke tempat duduknya ketika Sejeong—pemandu kegiatan ini– tiba tiba berdiri dari tempat duduknya semula. Tangannya yang menggenggam mic, dia dekatkan pada mulutnya.

"Baik teman teman, kita udah sampai di kampus yang pertama. Jangan lupa buat bawa alat tulis dan siapin pertanyaan yang mau kalian tanya buat di dalem nanti. Terima kasih. Oh ya, jangan mencar ya nanti," ucapnya lalu mulai bersiap untuk membukakan pintu.

Para siswa maupun siswi pun mulai bersiap untuk keluar. Meski harus bermacet macetan ketika turun, akhirnya bis pun bisa kosong dan para siswa siswi itu mulai memasuki gedung yang sudah ditentukan.

"Lah kayaknya gue nggak asing sama ini tempat," ucap Xiyeon bergumam pada dirinya sendiri, namun masih bisa terdengar oleh Nakyung dan Heejin yang berada di sampingnya. "Lo pernah kesini emang?" Tanya Heejin, matanya sibuk menelisik mencari tempat duduk.

Xiyeon hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Tanpa aba aba, Nakyung tiba tiba menarik mereka berdua untuk duduk. Ternyata ada Haechan, Jaemin, dan juga Jeno disana.

"Sumpah perasaan gue makin nggak enak," gumam Xiyeon lagi dan benar saja, ternyata ada sesuatu yang tidak beres disini.

Buktinya, kini terlihat seseorang yang kini tengah menunjukkan senyum kemenangannya di atas panggung. Matanya tak lepas dari Xiyeon yang sedang menatap jengkel. Ya bisa dibilang Xiyeon lupa kalau kakaknya a.k.a Mingyu adalah seorang mahasiswa yang kampusnya Xiyeon datangi kali ini.

"Halo teman teman semuanya, selamat datang di kampus kami," ucapan Mingyu menggema hingga ke penjuru ruangan. Mulutnya terus berbicara walaupun matanya kini hanya fokus pada Xiyeon. Xiyeon yang jengkel hanya merotasikan matanya dan berharap acara ini cepat selesai.

 IRIS | 00 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang