"Sampaikan padaku, kala aku harus berhenti berjuang.""Nanti, saat bajumu diganti kafan. Yang perlu kau lakukan hanya menanti pertanggungjawaban," kau menatapku aneh "sebelum itu berusahalah Sya. Jangan terlalu cengeng, asa itu ada selama kamu mengusahakannya."
Lalu pembicaraan kita ditutup oleh bisu, tidak ada kata penutupan. Tanpa akhiran.
Besok mungkin nampak seperti momok menakutkan. Tapi percayalah, ketakutan berlebihanmu adalah penghambat utama perjalanan yang seharusnya menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secawan Kata
CasualePernah galau tapi males ngomong? Pengen cerita tanpa dinyinyirin netijen? Tulis! Enakan? Engga juga sih wkwk. . . . Yang baca ini hati-hati hatinya ya. Ngetiknya suka ambyar!