Sakura menabrak seseorang sehingga buku-buku yang ia pinjam dari perpustakaan berserakan di lantai.
"Maaf,gue gak sengaja." Kata Sakura.
"Gapapa." Jawab orang yang Sakura tabrak sambil bantuin Sakura ngambil buku-bukunya.
Sakura merasa mengenal suara itu tapi sayangnya dia lupa siapa pemiliknya. Orang itu berdiri dan memberikan buku itu pada Sakura, otomatis Sakura ikut berdiri dan mengambil buku dari tangan orang itu.
Saat mendongak,dia tersenyum lebar. Tentu saja dia mengenali suara itu, pemiliknya kan Albert.
"Hai Albert!" Sapa Sakura riang. Tapi Albert tidak mengindahkannya dan pergi dari hadapan Sakura. Sakura menatap punggung Albert yang sudah menghilang di tikungan koridor dengan kecewa.
Sakura mengetikkan bahunya, Udah biasa,batin Sakura.
"Mau sampe kapan lo ngarepin dia?" Kata seseorang yang membuat Sakura terlonjak dan memutar badannya untuk berhadapan dengan orang itu. Ternyata Fitsal, sahabatnya -atau bisa disebut kakak lain bapak dan lain ibu?- karena Sakura udah deket banget sama Fitsal.
"Gue gatau." Jawab Sakura sambil nyengir kocak. "Sampe udah gede kali."
Fitsal berjalan mendekati Sakura dan memegang pundak Sakura,dia harus sedikit menunduk karena Sakura lebih pendek darinya.
"Sakura...." Fitsal menatapnya tepat di manik mata Sakura,membuat Sakura gugup. "Jangan terlalu berharap."
"Kenapa?" Tanya Sakura bingung.
"Kadang harapan gak sesuai sama kenyataan. Kalo serum hidup Lo terus berharap dan Tuhan gak ngizinin? Itu bakal jadi kenyataan yang nyakitin hati. Gue gamau liat lo gini terus. Jadi jangan terlalu berharap sama anak itu,oke?" Jelas Fitsal.
Sakura mendengus, "Tolong ya Fit. Dia punya nama."
Sampe sekarang Sakura gatau kenapa Fitsal gamau nyebut nama Albert.
"Apa gue peduli?" Tanya Fitsal dingin.
"Jadi gue harus berenti berharap gitu?" Tanya Sakura polos.
Fitsal menepuk dahinya, "Bukan. Gue kan gak nyuruh lo buat berenti berharap sama anak itu. Gue bilang jangan terlalu banyak berharap."
Setelah itu Fitsal meninggalkan Sakura yang terdiam di tempatnya berdiri.
Jadi,apa gue harus terus berharap ke lo yang sama sekali gak nganggep gue? Pernah gak lo nganggep gue ada? Pernah gak lo berharap apa yang gue harapkan? Apa lo tau? Harapan gue itu ada disamping lo.
****
Sakura mati-matian nahan rasa bosannya yang udah sampe di permukaan. Sekarang jam pelajaran Bahasa Indonesia. Dan dia ingin keluar atau bolos kelas aja daripada harus dengerin Pak Rahman jelasin tentang puisi.
Puisi,kan, pelajaran anak SD. Masih aja dibahas,gabosen apa pak?
"Sekarang,kalian semua buat puisi dan bacakan di depan ya!" Kata pak Rahman.
Saat itu juga Sakura ingin membenturkan kepalanya di tembok.
Karena Sakura termasuk murid berprestasi,mau gamau dia harus buat.
Dia ngaku kalo dia termasuk murid yang lumayan jago dalam membuat puisi. Tapi lama-lama dia ingin muntah juga kalo ketemu dengan puisi terus. Sakura dari kecil udah sering diikutin lomba puisi sama sekolahnya.
Akhirnya Sakura mengerjakan puisinya. Dia membuat puisi itu dengan asal-asalan dan gak sampe 10 menit,puisi buatannya udah selesai.
"Harry Potter,
Membutuhkan Sirius Black.
Romeo,
Juga butuh juliet.
John Smith,
Memerlukan Henri Smith.
Katniss Everdeen,
Melakukan apapun demi Peeta Mellark.
Percy Jackson,
Tidak bisa tanpa Annabeth Chase.
Jika kau adalah Beatrice Prior,
Mau kah kau jadi Tablas Eaton?"
Sakura ingin tertawa melihat puisi buatannya yang menggelikan dan sangat amat.....tidak jelas.
Teman-temannya satu persatu sudah maju ke depan. Sekarang tinggal-
"Sakura Kirana Alzion! Bacakan puisi buatanmu di depan kelas." Suruh Pak Rahman.
Sakura mendengus dan berdiri dari tempat duduknya.
"Lo semua gausah pada liatin gue deh. Sibuk sendiri atau berisik aja gapapa. Sumpah deh gausah dengerin. Eh lo yang disana sumpah mending lo lanjut tidur. Itu juga lo yang diujung,lanjutin aja nyoret-nyoretnya." Cerocos Sakura di depan kelas.
Sakura emang selalu begitu kalo udah disuruh maju satu-satu. Dia paling gak suka kalo diliatin banyak orang. Kalo orang orang lebih milih diperhatikan saat melakukan sesuatu. Sakura lebih milih tidak diperhatikan. Kayak sekarang.
"Cepat bacakan Sakura!" Kata Pak Rahman.
Sakura meringis, "Pak,saya bacanya di depan bapak aja ya. Gausah ngadep anak-anak sekelas."
Pak Rahman,yang udah hafal sama kelakuan Sakura,mengangguk pasrah. Sedangkan Sakura,mukanya langsung berubah cerah.
Selesai baca, Sakura balik ke tempat duduknya. Dia menengok kearah Fitsal yang geleng-geleng liat kelakuan Sakura.
Bel pulang sekolah berbunyi, Sakura dengan semangat '45' langsung loncat dari kursinya. Dan sialnya,dengkul kaki Sakura kena ujung meja.
"Adudududuhh sakitt," kata Sakura sambil sesekali meringis kesakitan.
Fitsal dateng dan menjitak kepala Sakura, "Makanya hati-hati dong. Kasianin dengkul lo."
Sakura cemberut, "Bukannya di doain atau diobatin biar sembuh,malah ngejirak kepala gue yang keren ini."
Fitsal ketawa, "Udah ayo cepetan. Lo pulang bareng gue kan?"
Sakura mengangguk, "Iya. Lo duluan aja ke parkiran,gue mau ke toilet dulu."
Fitsal nurut dengan perkataan Sakura,jadi dia langsung ke parkiran. Sedangkan Sakura langsung berlari ke toilet karena dia udah bener-bener gak tahan.
Selesai dari toilet,dia menengok kearah koridor sebelah kanan sekilas.
Sakura merutuki dirinya sendiri dalem hati. Harusnya dia gausah pake nengok-nengok segala. Karena dia melihat Albert yang lagi pacaran dengan teman kelas sebelahnya,Fitri.
Sakura langsung berlari ke parkiran,menemui Fitsal,dan langsung cepet-cepet minta pulang.
Di perjalanan,Sakura juga diem aja. Walaupun Sakura bukan orang yang termasuk cerewet. Tapi Fitsal tau ada yang salah sama Sakura. 4 Tahun bareng sama Sakura,bikin dia peka sama segala kelakuan Sakura.
"Kenapa lagi lo?" Tanya Fitsal sambil nyetir mobilnya.
"Gue ngeliat Albert pacaran sama Fitri." Kata Sakura kesel.
Fitsal langsung tertawa ngakak, "Udah biasa. Yekan?"
Sakura mengangguk.
Emang,gue udah biasa sakit hati. Karena sayang sama lo selalu bikin gue sakit hati. Berarti gue udah kebal kan?
Tbc.
Hai! Jujur aja jari gue keriting HAHAHA oke gue gatau mau nulis apa tapi Makasih yang udah vomments!
KAMU SEDANG MEMBACA
SAKURA
Genç KurguIni cerita tentang Sakura. Cewek yang menyukai seseorang walaupun tersakiti berkali-kali. Seperti kata Sakura,"Cinta itu butuh perjuangan."