Chapter 10

11 2 1
                                    

Aku tahu , aku hanya orang baru yang datang tanpa izin dan memerintah tanpa hak . Ini sakit sangat sakit tapi aku tak tahu alasanya apa aku hanya ingin dia tetap disini , di samping ku . Menikmati fajar datang di atas bukit . Turun ke bibir pantai melihat mentari tenggelam tertelan air pantai . Melihat bibir merah langit yang selalu tersenyum ketika mentari siap pergi mengambil alih cahayanya . Sedangkan aku hanya termenung melihat senja yang berubah menjadi langit tanpa cahaya .

" Tania ? , maafkan aku . Aku tahu ini sulit tapi aku janji aku akan sering berkunjung , mengajak mu kembali bermain mengelilingi kota ini bersama . "

" Ini hanya perlu waktu langit , tak ada yang perlu di sesalkan . Ini adalah pilihanmu , pilihan yang telah menjadi poros tujuanmu . Aku tak mau menjadi penghalang dalam alur cerita hidupmu , pergilah jika itu terbaik untukmu . Terbaik untuk mu  akan menjadi pencipta kebahagiaan untukku langit . "

" Terimakasih Tania , aku janji aku akan kembali menjemputmu mengajak mu kedalam cerita baru yang dimana toko ceritanya hanya aku dan kamu . "

Aku beri ia senyuman penutup cerita pada hari ini sebelum aku berlari pergi meninggalkanya tanpa kata tanpa suara .

***

Anak anak pengungsian gawat darurat berkumpul untuk di tengah lapangan luas untuk membersihkan halaman halaman depan wilayah pengungsian , Langit tak berani mengajak ku berbicara tapi matanya tak lepas mengawasi setiap gerak gerikku , membuat perasaan ku seakan dibalas olehnya walau aku tetap tak tahu rasa apa yang sering muncul saat aku berada di dekatnya .

Hal hal yang selama ini kami lakukan bersama akan menjadi cerita berbeda saat tokoh utamanya pergi meninggalkan lawan mainnya . Tak mengerti skenario apa yang berakhir jika cerita ini selesai tanpa alur yang jelas .

Luka ini tak akan pernah sembuh , jika orang yang dicintai silih berganti pergi tanpa pamit , pergi tanpa suara . Aku takut seiring berjalan waktu aku akan mengerti perasaan apa yang selama ini aku rasakan . Didekatnya membuat bahagia , jauh membuat khawatir , pergi membuat luka . Aku akan mengatakan perasaan apa ini saat aku benar benar yakin ...

—————

Pukul 19.00 malam
Semua pengungsi , siap siap pergi beristirahat suhu udara sejuk membuat mata siap menutup . Tani berajak menuju tenda pengungsian sayup sayup mata Tania memadang punggung seorang lelaki yang tengah berdiri di hadapan tendanya ...

Tubuh Tania bergentar , kedua matanya memanas . Kedua kakinya tak siap cepat melangkah memilih berjalan perlahan .

" Tania..... "
Langit membalik tubuhnya tepat menghadap tubuh gadis itu .

" Ada apa ? , kamu sudah menyiapkan segala keperluan untuk besok ? "
Ujar tania tersenyum manis .

" Iya tentu saja , doakan semoga lancar . Oh iya aku mau memberi mu jaket biru tua ini kepada mu aku takut kau kedinginan karena suhu malam ini sejuk sekali mungkin akan turun hujan , siap siap saja hehehe ... "

" Ini aku baru saja memetik bunga didekat pohon lindeman , ku harap kau menyukainya , Tania .
Langit tersenyum simpul ."

" Dan mungkin jadi ini akan menjadi bunga terakhir yang akan kau beri pada ku . "
Tania menunduk dalam , menahan agar air matanya tak jatuh tepat di hadapan Langit .

" Aku bisa membatalkan ini semua , jika kau mau ? "

Tania mengangkat kepalanya kaget

" Tidak perlu , aku hanya bercanda . Jangan pernah membatalkan rencana yang selama ini kau ukir hanya karena diriku . Kejarlah kebahagian mu , bahagia ku juga Langit . "
Tania menatap jengkel kepada Langit .

" Baiklah Tania , bersiaplah tidur agar esok pagi kau bersemangat mengantarku hingga gerbang kepergian ku ."
Ujar Langit sambil tertawa renyah .

" Baiklah Langit ."

" Selamat tidur Tania ..."

TANIA POV
Aku tahu ini akan menjadi akhir dari sebuah perasaan aneh , perasaan yang ingin segera di ungkapkan namun tertahan . Malam ini akan menjadi malam terakhir perihal kisah ku bersamanya . Bunga akhir pemberiannya , ucapan akhir selamat tidur , akhir dari senyuman manis . Akhir segalanya . Aku ragu jika harus mengatakannya dengan cepat perihal rasa yang tak kujung kuketahui , sakit jika kecewa , sakit jika ia bersama orang lain , sakit saat ia akan pergi , senang saat bersamanya . Sakit harus menerima kenyataan jika penyemangatku harus segera pergi meninggalkan ku esok . Cepat atau lambat aku harus mengiklashkannya , dia bukan milik ku lagi , lambat laun dia akan milik semua orang .

Senja saat ini tak seindah langit tanpa warna .

___________________________

T B C 🌹

Halo aku kembali , setelah sekian lama tak menulis aku udah SMA kelas 2 nih ( naik tahun ini ) 😂😂. Jangan lupa di vote yah 🌈💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Remember When Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang