Junho sudah bersiap untuk menjemput jelly. Ia pergi dengan motor maticnya. Saat sampai di rumah jelly, junho langsung turun lalu mengetuk rumah sang kekasih.
"Assalamualaikum"
"Walaikumsallam" saut seseorang dari dalam.
Wendy keluar dengan handuk yang terlilit di kepalanya. "Temennya, jelly?" Tanya Wendy saat melihat seragam junho.
"Iya tante, jelly udah bangun?"
"Ini masih pagi banget sayang, jelly baru jam setengah tujuh. Sok kamu bangunin" ucap Wendy mempersilahkan junho masuk.
"Tuh kamarnya di atas." Wendy menunjuk kamar berpintu putih.
Junho mengangguk sembari tersenyum lalu menaiki tangga. Ia masuk ke dalam ruangan bernuansa biru. Banyak tisu yang tergeletak disana.
Junho tersenyum melihat gadisnya tidur dengan lelap menutupi seluruh badanya dengan selimut.
Junho mendekati ranjang itu. Ia duduk di bawah sembari memperhatikan wajah di balik selimut abu itu.
"Heii bangun, udah pagi" ucap junho sembari menekan nekan selimut itu.
"Jelly, bangun. Ayo berangkat bareng"
"Nghhh—" junho kaget karna suara erangan jelly sedikit berat. Mungkin karna baru bangun tidur kali ya.
"Jell, bangun udah pa—ASTAGFIRULLAH"
"ANJIR LU SIAPA? NGAPAIN MASUK KAMAR GUA?" Teriak Yohan yang melihat junho berada di depanya.
Junho langsung berdiri. Ia kaget setengah mati. Ternyata ini bukan kamar jelly. Melainkan kamar Yohan. Pantas auranya berbeda.
"Kenapa sih han?! masih pagi anjir rusuh bener!" Sewot jelly yang tengah mengusap wajahnya kasar.
Ia terbelalak kaget melihat junho disana "lo ngapain di kamar Kakak gue?!"
Jelly mengernyit ia menunjuk Yohan dan junho bergantian "apa jangan-jangan kalian—"
"Jangan-jangan apa?! Ini temen lo tanyain ngapain masuk kamar gue?"
Junho tertunduk malu "maaf kak, saya salah masuk kamar. Saya kira ini kamar jelly"
Jelly berusaha menahan tawanya. "Mpftt— BEGO BANGET LO ANJIRRR" tawa jelly begitu keras.
"NGGAK USAH KETAWA LU BABI. BAWA TEMEN LU KELUAR SANAAAA" teriak Yohan.
"Iya Lohan, santai aja napa sih" cibir jelly lalu memberi isyarat agar junho keluar.
"Ganggu aja anjing! Gak tau apa kalo gue lagi mimpi ngedate sama sakura jkt48" gumam Yohan lalu kembali tidur.
Jelly membawa junho masuk ke kamarnya. "Lo ngapain pagi-pagi buta kesini?"
"Mau jemput kamu, kan aku udah bilang mau berangkat bareng"
Mata jelly berotasi malas "ya nggak sepagi ini juga junho"
Junho mengendus, "kalo aku gak dateng pagi, pasti nanti keduluan sama eunsang"
Jelly terbelalak "anjir iya eunsang! Yaudah lo Bantuin gue nyiapin buku. Tuh jadwalnya nempel di lemari"
Jelly bergegas mandi, dan membawa segaramnya. Berhubung kamar mandi hanya ada satu dan berada di bawah.
Junho bucin banget anjir. Mau aja jadi babu.
"Mtk minat, penjas sama senbud" gumam junho lalu memasukan buku-buku yang sudah di tentukan.
Setelah selesai, junho mengelilingi kamar jelly. Ia melihat buku diary. Banyak tulisan disana.
Junho segara menutup bukunya saat suara langkahan jelly semakin mendekat.
Jelly masuk, lalu mengambil baju olahraganya. Ia memasukanya ke dalam tas."Ayo jun!" Seru jelly sembari menarik tangan junho.
Mereka turun bersama lalu memakai sepatu.
"Jell, kamu blum minum susunya" seru Wendy.
"Nanti aja ma, aku minum susu di sekolah" ucap jelly lalu menarik tangan junho.
"Tante duluan ya!" Pamit junho.
Wendy tersenyum membalasnya.
"JELLY AYO BERANGKAT"
"EUNSANG, JELLY NYA UDAH BERANGKAT SAMA TEMENYA" saut Wendy
"Lah"
"Jelly apa-apaan sih ninggalin gue?!" Sentak eunsang yang membuat seisi kelas kaget termasuk jelly.
"GAK USAH TERIAK-TERIAK BANCI" sewot jisung dari bangkunya yang tengah menyontek. Dan hanya di balas juluran lidah dari eunsang.
Eunsang berjalan kesal kearah jelly yang pagi buta seperti ini sudah mendengarkan musik keras-keras lewat earphone.
Cowok itu menarik paksa earphone yang terpasang di telinga jelly. "Ck! apasih sang?"
"Jelly kenapa ninggalin gue? Berangkat sama siapa tadi pagi?"
Jelly menggigit bibir bawahnya. Jelly melihat ovi yang baru pulang dari kantin. "Gue berangkat sama ovi tuh"
Ovi yang di tunjuk langsung melongo, eunsang melihat ke ovi. Jelly mengedipkan matanya ke ovi agar mengerti maksudnya.
"Iya. Jelly berangkat sama gue tadi pagi" ucap ovi.
"Kalian kan gak satu arah?"
"Suka suka gue dong! Gue yang jemput jelly kok lo yang sewot?"
"Ovi gue gak ngegas ya, lo kok jawabnya ngegas gitu" eunsang balik ngegas.
"Ya elonya posesif banget sih, kaya baru pertama kenal cewek"
Ini mulutnya ovi sama eunsang sama-sama pedes.
"Yaudah sih, gue yang posesif elo yang ribet" ucap eunsang membuat satu kelas melongo.
Hyeongjun mendekat lalu memegang jidat eunsang "eunsang kesurupan setan apa?"
Eunsang melewati ovi dengan wajah kesal. Di susul ovi yang duduk di sebelah jelly.
"Kenapa sih si eunsang Sensi amat?" Tanya ovi ke jelly yang cengengesan melihat reaksi eunsang yang seposesif itu.
Jelly menggeleng "nggak tau" ucapnya.
"Eunsang kamu sejak kapan ngomong pake elo-elo gue-gue gitu?" Tanya hyeongjun yang kepo setengah mati.
Mata eunsang berotasi malas "itu esa di paksa sama jelly. Katanya harus macoroni"
Hyeongjun ketawa pelan "bagus deh, kayaknya eunsang beneran suka sama jelly"
Eunsang tersenyum manis sembari menatap jelly yang melanjutkan mendengarkan musik "iya, esa suka banget sama jelly."
Hyeongjun mengidik geli "kayanya bakalan ada yang bucin nih" ledek hyeongjun.
"Btw kamu udah bilang ke jelly kalo kamu suka dia?" Tanya hyeongjun mulai kepo berkelanjutan.
Eunsang berbisik "esa udah pacaran sama jelly"
"HAH?" Hyeongjun teriak kaget yang buat jisung ikut kaget juga.
Jisung berbalik badan "LU BEDUA TERIAK LAGI GUE GEBUK PALALU" ancam jisung.
Mereka berdua menjulurkan lidahnya lagi ke jisung. Baru saja jisung berdiri,
"Jelly jisung nakal lagi" adu eunsang ke jelly.
Jelly langsung memberi tatapan tajam ke jisung. Jisung auto kicep, dia gak mau tanganya bengkok lagi.
"Eww jisung banci" ledek eunsang.
"Awas lu ya!" Ancam jisung menekan suaranya.
"Aww takut banget" hyeongjun semakin menjadi jadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY | LEE EUNSANG
Fanfic"Gimana rasanya punya pacar dua? Satunya letoy satunya lagi softboy"