Rose mulai bergerak, beberapa kali mengedipkan mata menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Rose menoleh kesamping dan tak ia dapati Hangyul disisinya.
Uh, mengingat kejadian semalam, Rose selalu ingin menangis ksncang dan berlari keluar dari kamar sialan ini. Tapi baru juga ia bergerak sedikit, rasa ngilu langsung menjalar ke seluruh tubuhnya.
Rose kembali menangis, bukan karena ingat kejadian tadi malam. Kini ia menangis karena merasa seluruh tubuhnya remuk, hancur berantakan, sangat sakit, sulit bergerak, dan ya terlambat sekolah.
Cklekk...
Pintu kamar terbuka, memperlihatkan sosok Hangyul yang hanya menggunakan kaos putih polos dan celana selutut berwarna hutam. Hangyul menenteng sebuah paper bag, sambil memegang nampan yang diatasnya ada 2 cangkir, Rose tebak pasti cokelat hangat.
Hangyul berjalan menyimpan nampan dan paper bag yang tadi ia bawa. Lelaki itu bergerak mendekati Rose dan entah ada angin apa, Rose melah refleks memajukan tangannya, menyuruh Hangyul untuk berhenti mendekat.
"Maafin saya, Rose." ucap Hangyul dengan nada penuh penyesalan.
"NGGA!" jawab Rose, "Kak Hangyul udah perkosa aku, dan kak Hangyul minta maaf gitu aja? Kakak pikir aku semurah itu?!"
Hangyul melongo mendengar jawaban Rose, "Roseee, kamu kan istri saya, saya suami kamu, masa saya gak boleh gituin kamu."
Rose diam sejenak. Dia menatap Hangyul lekat, "Tapikan aku masih sekolah."
"Iya, maaf."
"Kalau aku hamil gimana, kak?" pertanyaan Rose sukses membuat Hangyul diam membisu.
Hangyul berjalan, kemudian duduk disamping Rose, mengusap rambut perempuan itu dengan amat sangat lembut.
"Gapapa, saya malah seneng."
"Eh?"
"Kamu tau cita-cita saya setelah nikah sama kamu apa?"
"Ngga."
"Jadi ayah dari anak-anak kamu."
***
Sore sudah menyapa, sementara Rose masih setia berbaring diatas kasur, menatap Hangyul yang tengah mengepel lantai. Iya, lelaki itu tengah beres-beres rumah, sendirian.
Mulai dari mengantar pakaian ke laundry, mencuci piring, menyapu lantai, mengepel lantai, bahkan memasak pun Hangyul lakukan seorang diri.
Bagaimana, sudah suami-able bangetkan?😋
"Kak, udah lah dari tadi gak berhenti beres-beres mulu." ucap Rose, khawatir melihat Hangyul yang tak berhenti bekerja.
Hangyul menoleh menatap Ross kemudian tersenyum manis, "Gapapa, lagian saya juga gak ada kerjaan."
"Iiih, kan bisa nonton film sama aku kakkkkkkkk." rengek Rose.
"Iya sebentar dong, tanggung nih." jawab Hangyul sembari melanjutkan kegiatan mengepelnya.
Rose hanya bisa menghela nafas berat. Hangyul lumayan keras kepala untuk ia beritahu.
Setelah menunggu beberapa puluh menit, akhirnya Hangyul kembali dengan tangan yang dipenuhi snack juga minuman kaleng.
Rose tidak bisa untuk tidak tersenyum ketika melihat Hangyul datang, "Kak Hangyul rajin banget."
Hangyul menatap Rose, lalu terkekeh kecil, "Ini belum seberapa, kalau di sekolah saya bisa lebih rajin lagi, Rose."
Hangyul duduk disamping Rose, mereka berdua mulai memilih film yang akan mereka tonton bersama. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menonton film frozen, tentu itu usulan dari Rose.
"Huft, bisa gak sih nonton film yang agak laki gitu, Rose?" tanya Hangyul, kesal karena ia tidak bisa menikmati film tersebut.
"Gak mau, ini udah seru banget, kak Hangyulll." jawab Rose dengan wajah yang berseri-seri.
Melihat hal itu, Hangyul juga ikut tersenyum. Hati Hangyul rasanya menghangat setiap ia melihat ekspresi bahagia dari Rose.
"Rose."
"Iya kak?"
Hangyul tersenyum manis, "Kalau kita jadi mama dan papa muda, gimana?"
***
Maapin yaps pendek😂 see youuuuuuu🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohin ; Ketua Osis - Lee Hangyul X Roseanne Park
Novela JuvenilDijodohin series #2 Gimana rasanya jadi seorang istri dari ketos hits SMA 101?