11. Gimana hayoo

3.3K 421 106
                                    

"Kalau kita jadi mama dan papa muda, gimana?"

Rose diam, menatap Hangyul yang tengah menatapnya lekat. Rose tahu setiap pasangan suami-istri pasti akan mengharapkan kehadiran buah hati. Tapi ayolah, bagaimana jika pasutri ini masih duduk di sekolah atas?

Anak SMA, punya anak?

Jangankan nanti mengurus anak, Rose mengurus didinya sendiri saja masih kewalahan.

"Uhmm, gak tau." jawab Rose, tiba-tiba ingatan malam itu langsung kembali menyerbu pikirannya.

Hangyul tersenyum tipis, kemudian mengacak-acak rambut Rose, "Paham kok," jawabnya.

"Kamu pasti malu-kan, sama temenmu kalau punya anak diusia yang masih muda begini."

"Ehhh?!" pekik Rose kaget, sebenarnya ucapan Hangyul tidak salah, hanya saja ucapan itu membuat Rose merasa bersalah.

"Nggak!" jawab Rose, "Ya pertama karena itu, tapi banyak hal lain yang bikin aku gak pengen dulu punya anak kak, salah atunya aku manja banget."

"Terus?"

"Jangankan ngurusin anak kak, aku ngurus diri sendiri aja gak becus."

Hangyul menggenggam tangan Rose erat, kemudian ia usap tangan itu, "Kamu pikir, kalau kamu hamil dan punya anak yang ngurus anak itu kamu doang, hm?"

Rose mengangguk cepat, "Aku kan ibunya, pas--"

"Dan saya, ayah-nya." potong Hangyul.

Rose kembali diam. Disatu sisi, Rose mengakui tanggung jawab Hangyul dan juga sikap dewasa lelaki itu. Padahal ia pikir, menikah dengan anak SMA akan membuatnya pusing tujuh keliling, tapi Hangyul menghapus semua pikiran buruk itu.

"Yang ngurus anak kita nanti, ya kita berdua, bukan hanya kamu ataupun saya, ingat sayang 'kita'." ucap Hangyul lembut.

Rose menunduk, lalu mengangguk kecil.

Hangyul memeluk Rose, jauh dilubuk hatinya dia juga merasa bersalah, sangat bersalah. Hangyul bukan tipe lelaki yang mudah dimakan hawa nafsu, tapi hari itu entah mengapa Hangyul tak bisa mengontrol dirinya sendiri, ia hilang kendali.

Dia melakukan itu, karena dia ingin Rose menjadi miliknya luar-dalam.

Hangyul tau cara yang ia gunakan itu salah dan bisa berakibat fatal, apalagi mengingat Rose yang masih belum siap menjadi seorang ibu.

Namun, apa gunanya menyesal? Toh, sampai Hangyul nangis darah pun apa yang sudah terjadi tak akan bisa ia ubah lagi.

"Kak Hangyul pingin punya anak?" tanya Rose polos.

Hangyul terkekeh, lalu mengusap rambut Rose, "Mau, asal kamu ibunya."

Rose mencubit pelan lengan Hangyul, "Iiih, jangan gombal!"

"Saya gak lagi gombal, sayang."

"Hmmm," jawab Rose, "Tapi kayaknya gak akan langsung punya anak kak, baru sekali."

Dijodohin ; Ketua Osis - Lee Hangyul X Roseanne ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang