Pelarian?

85 13 1
                                    

Sakura mematikan rokok di tangannya. Ini sudah tahun keberapa ia kecanduan?  Bahkan ia tidak bisa menghentikannya.

Sakura meraih ponselnya. Ada panggilan dari teman-temannya untuk pergi ke Bar. Lagi-lagi kebiasaan buruk Sakura, yang tidak diketahui teman-temannya.

Niatnya, hari ini Sakura tidak ingin pergi. Tapi, ia butuh ke bar untuk melepaskan bebannya.

"Ra lu dimana?" sahut cewek di ujung telepon.

"Rumah" balas Sakura singkat.

"Gua jemput rumah lu! Ayo kita party baby!" panggilan diputuskan. Dan akhirnya, Sakura memutuskan untuk pergi ke bar malam ini.

 Dan akhirnya, Sakura memutuskan untuk pergi ke bar malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakura Arthabella Alleasandra. Tidak pernah terbesit di otaknya untuk menjadi perempuan nakal. Tidak sama sekali.

Jikalau orangtuanya benar-benar menyanyanginya, harusnya mereka melarang Sakura untuk keluar, kan? Apalagi sekarang sudah jam 11 malam. Tidak seharusnya perempuan keluar pada jam yang sudah sangat larut ini.

Semenjak keduanya cerai, mereka tidak pernah memperhatikan Sakura. Pergi begitu saja sehingga Sakura harus bekerja untuk dirinya sendiri.

Mungkin orangtuanya kecewa dengan Sakura? Sehingga tidak ingin menganggap Sakura sebagai anaknya?

Sakura sadar. Sedari orangtuanya bertengkar, Sakura sudah mencoba rokok, liquid, dunia malam, hura-hura, mabuk. Apapun pernah ia lakukan. Demi menarik perhatian orangtuanya.

Namun orangtuanya tidak pernah menanyai kabarnya. Sampai Sakura sakitpun, hanya kakaknya yang menjaganya. Anggrek. Anggrek sangat baik hati. Selalu menemani Sakura dan menjadi teman untuk Sakura.

Karena orangtuanya yang bercerai, Anggrek frustasi. Dan sekarang ia berada di rumah sakit Jiwa. Beberapa kali Sakura kesana, tapi Anggrek marah dan mengamuk. Seolah-olah tidak ingin bertemu Sakura.

Bayangkan perasaan Sakura saat ini. Ia sudah tidak memiliki siapa-siapa. Dan dunia gemerlap malam sudah menjadi bagian hidupnya.

Sakura ingin seperti teman-temannya. Yang kehidupannya baik-baik saja. Keluarga mereka pun masih utuh. Sakura ingin seperti itu. Walau sepertinya kemungkinannya sangat kecil.

Rasanya ia ingin mengecap kebahagiaan. Dan Sakura merasa hidupnya jauh dari kata bahagia. Apakah ia sekotor itu sampai tuhanpun tidak memberikan izin untuk mengecap kebahagiaan?

Lima tahun ia membiayai hidupnya sendiri. Sampai di tahun kedua, ia mendengar kabar bahwa ayahnya masuk penjara. Diduga melakukan pelecehan terhadap anak di bawah umur.

Sakura tercekat. Rasanya ia kehabisan oksigen. Dan dua tahun setelahnya, Ibunya dikabarkan bunuh diri setelah menenggak sebuah pil karena sang suami barunya melakukan KDRT. Tidak ada yang mau berteman dengan Sakura. Hanya Ayyesha, Violet, dan Skala. Memangnya siapa yang
Ingin berteman dengan anak dari seorang narapidana?

Sampai akhirnya, ia masuk ke dalam Vilkezter. Disana ia benar-benar menemukan keluarga.

Jangan salahkan Sakura yang menjadi anak yang benar-benar nakal. Lagipula Sakura kan mengharapkan kehadiran dan kasih sayang orangtuanya.

Mobil milik Gisella, teman Sakura tadi sudah sampai di depan rumah Sakura. Dan Sakura segera beranjak untuk pergi melepaskan bebannya hari ini. Tidak peduli besok ada ulangan fisika. Tidak peduli ia belum mengerjakan PR bahasa inggris. Tidak peduli dengan tugas yang penting ia bersenang-senang.

















Hai guyss! Btw ini first story aku. maaf ya kalo cuma sedikit karena ini baru awal mulanya. Jangan lupa VOTEMENT supaya aku next chapter nanti lebih banyak. SEE YOU!!💙

SAKURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang