Strategi

19 7 4
                                    

Bagas dan Sakura tidak mengatakan apa-apa. Hari ini Bu Nurmala, kesiswaan Vilton memanggil Bagas dan Sakura. Karena salah satu anggota Vilkezter membuat ulah di sekolah lain. Yang mengakibatkan salah satu siswa di SMA Cempaka masuk rumah sakit

"Bubarkan organisasi sekolah itu segera!" perintah Bu Nurmala. "Vilkezter sudah memakan korban jiwa. Mumpung masih saya yang menyuruh kalian. Bukan bapak kepala sekolah"

Ketua dan Wakil Vilkezter itu bungkam. Padahal SMA Cempaka duluan yang menghina Vilton. Tapi Bagas berniat tidak ingin menyerang. Nyatanya, Gibran, anak Vilkezter kelas 10 tidak mengikuti aturan Bagas.

Ia menyerang salah satu anggota Choizost, gangster SMA Cempaka saat murid itu pulang sekolah.

"Saya ga akan bubarin Vilkez, bu" jawab Bagas enteng.

Sakura disampingnya hanya menoleh. Sakura sendiri merasa bingung. Tidak ingin kehilangan keluarganya. Namun ia juga bingung ketika Bu Nurmala mengatakan untuk menyuruh Bagas dan Sakura membubarkan Vilkezter segera.

"Kamu itu ketua nya sekarang, Bagas! Saya tau Vilkezter sudah 11 angkatan. Dan saya mau angkatan 11 ini adalah angkatan terakhir adanya organisasi ilegal"

"Bu, gabisa gitu, dong. Anak Vilkez kan juga bantu anak OSIS kalau ada event-event" bela Sakura. "Lagian tujuan adanya Vilkez kan bagus, Bu? Melindungi sekolah dari serangan sekolah lain."

"Selama ini saya gapernah ngeliat gangster itu ngelakuin  hal positif. Yang saya liat negatif terus" kata Bu Nurmala, membetulkan kacamatanya.

"Ibu lupa? Anak-anak Vilkez itu rata-rata anak berprestasi loh bu kalo ibu lupa. Udah banyak yang menangin kejuaraan, dari karate, taekwondo, sepak takraw, basket, futsal, renang. Harusnya ibu liat hal positifnya juga" kata Bagas dengan tenang.

"Bu, saya mohon jangan nyuruh saya atau Bagas bubarin Vilkez. Karena di Vilkez saya bener-bener ngerasa punya keluarga, Bu"pinta Sakura.

"Suruh Gibran mempertanggung jawabkan perbuatannya. Karena dia, salah satu murid SMA Cempaka harus dirawat di rumah sakit" kata Bu Nurmala, memijit pelipisnya.

"Saya yang bakal urus administrasi pembayaran anak SMA Cempaka, Bu. Karena ini juga tanggung jawab saya" kata Bagas.

Bu Nurmala mensedekapkan tangannya.

"Bu, kasih kesempatan ke anak Vilkez. Anak Vilkez ga akan nyerang sekolah lain lagi. Kalo ibu denger kabar bahwa Vilkez nyerang sekolah lain, kita bakal bubarin Vilkez" jawab Sakura, meyakinkan.

Bagas melotot. Kenapa sih Sakura tidak bisa mengikuti aturannya? Dulu ia dan Revan selalu kompak. Tapi berbeda dengan Sakura. Ia selalu menentang.

Bu Nurmala mengangguk. "Kembali ke kelas kalian" perintah Bu Nurmala. Bagas dan Sakura lalu bergegas.

Di luar, Bagas mencekal tangan Sakura, membawanya ke Belakang sekolah.

"Bagas sakit anjir!" kata Sakura. Muka Bagas tampak merah pedam.

"Gas, lepas!" Bagas diam saja. Menarik Sakura.

"Lu tau ga, sih? Dengan perjanjian lu sama Bu Nurmala, lu juga bisa ngancem Vilkez nantinya tau, ga!" kata Bagas, setelah ia mencekal tangan Sakura.

"Justru gua nyelamatin Vilkez. Lu mau Vilkez dibubarin sekarang juga?" balas Sakura.

"Lu pikir emang kita gaada ribut lagi sama sekolah laen? Choizost nyari masalah duluan sama kita. Bodoh kalo kita ga nyerang, Ra!" kata Bagas.

Sakura tercekat. "Maksud gua gitu, Gas! Gua cuma mau nyelematin Vilkez"

"Tapi lu justru malah makin ngancem Vilkez, Ra! Lu bilang kalo Vilkez ga akan nyari masalah lagi sama sekolah lain. Terus kalo kita ga nyerang mereka balik, mereka malah ngeremehin kita. Lu mau, hah?" tanya Bagas.

Sakura terdiam. Sepertinya salah dia meminta perjanjian kepada Bu Nurmala, yang niatnya ia ingin menyelamatkan Vilkezter, tapi itu sama saja memberikan ancaman pada Vilkezter.

"Lu wakil gua, Ra. Apa susahnya sih ikutin gua? Gini nih yang gua ga suka dari lu. Lu sering ngebangkang. Seolah-olah lu bisa atasin sendiri" cetus Bagas.

"Gas!"

"Gimana nasib Vilkez nanti? Bingung pasti antara mau nyerang apa engga. Mau nyerang, otomatis Vilkez bakal dibubarin. Di DO malah semua anak Vilkez. Kalo ga nyerang? Vilton yang bakal terus-terusan terancam. Dijelekin juga sama sekolah laen" kata Bagas.

Sakura bingung harus mengatakan apa. Bodohnya, ia tidak berpikir jangka panjang. Hanya berpikir jangka pendek.

Ah, seharusnya Sakura tahu bahwa Bagas adalah orang ambisius. Tidak pernah ingin kalah. Selalu ingin menjadi yg nomor satu.

"Sekarang kalo kayak gini Vilkez bisa apa? Lu coba sekali-kali ikutin gua kenapa sih. Lu wakil gua tapi gaada kompaknya sama gua" Bagas lalu meninggalkan Sakura.

Sakura jadi bingung sendiri. Bagas semakin marah kepadanya. Memang sepertinya Sakura tidak ada pantas-pantasnya menjadi seorang Wakil "Vilkezter"

Sakura melihat ponselnya. Ada notif masuk dari Lucas.

                             LUCAS
Nnti dekor buat ultah mas daniel bsk
Klo smpet ke restoran aj

Malas sebenarnya Sakura untuk menemui rekan kerjanya. Masalahnya saja di sekolah belum selesai.

"Biarin aja, emang Bagas gitu orangnya" kata Revan, tiba-tiba muncul. Sakura yakin seratus persen, Revan mendengar semua percakapan Bagas dengan Sakura.

"Maaf, Kak" kata Sakura.

"Maaf buat apa?" tanya Revan.

"Gua yakin lu denger semua kok. Semua percakapan gua sama Bagas tadi" kata Sakura. "Gua ngelakuin kesalahan kak" sesal Sakura.

"Santai. Gua yakin kok seorang Sakura Arthabella bisa nyelesain masalah. Pengatur barisan Vilkez. Gapernah kalah lagi kalo pake strategi lu"

"Tapi gua sama aja bahayain Vilkez, bergerak salah diem salah" kata Sakura.

Revan hanya terkekeh. "Santai aja"

"Lu mah enak bang. Udah lepas jabatan" ketus Sakura.

"Bisa. Keputusannya ada di lu sama Bagas. Vilkez ga akan dibubarin dan ga akan di DO. Tapi Vilkez masih bisa tetep ngelakuin tugasnya sebagai Vilkez" kata Revan.

"Gimana caranya?" tanya Sakura.

"Maen aman dong. Ajaran gua dulu" Revan tersenyum smirk.

Sakura hanya menautkan alisnya, bingung dengan maksud Revan yang main aman seperti apa?

"Gua rasa lu cukup pinter nyerna omongan gua. Kita pernah pake strategi lu, loh" kata Revan. "Good luck, Nona Arthabella" Revan menepuk bahu Sakura, lalu meninggalkannya.

Sakura masih mencoba mencerna omongan Revan. Strategi yang mana? Terlalu banyak strategi yang digunakan, ia sampai lupa strategi yang mana yang dimaksud Revan.

Sakura teringat. Terakhir kali, ia menggunakan strategi untuk melawan Schlivien. Tanpa senjata sekalipun. One by one.

Apa strategi yang dimaksud Revan itu? Memang sih kemungkinan one by one tidak akan sampai menimbulkan guru-guru dari dua sekolah tahu. Kemungkinannya kecil sekali. Untuk guru-guru tahu. Paling hanya lebam-lebam saja, kan?

Sakura mendapatkan ide. Ialu tersenyum puas. Tidak sabar memberitahukannya pada Bagas. Ia lalu segera menuju kelasnya.














KIRA-KIRA STRATEGI APA YANG DIPAKAI SAKURA?
MANA YANG GEREGETAN SAMA BAGAS?

KALIAN TIM MANA?

#LUCASSAKURA
#BAGASSAKURA

JGN LUPA VOTEMENT DULU. GABOLEH PELIT.

FOLLOW INSTAGRAM:
@Bngaayrl_
@Blueberry.story_
@Sakuraarthabella
@Daverobagass_
@Vilkezter_team
@Revanza.addison
@Ibram_nvlls
@Emricfederico
@Januardi.ardio

SAKURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang