FIGHT (2)

15 2 0
                                    

"Lo yakin itu bakal berhasil?" cetus Bagas. Sakura menghela nafas. Sangat sulit berbicara dengan cowok keras kepala seperti Bagas. Sakura mengangguk mantap. 

"Itu satu satunya jalan, Gas. Kita bisa balesin perbuatan mereka gapake senjata. Tangan kosong. One by one. 4 Bulan yang lalu juga kita pake taktik itu kan?" jawab Sakura mantap. 

"Gua gayakin semua anak Vilkez bisa fight secara sehat. Di ring lagi." ujar Bagas. 

"Ya terus lo mau pake cara apa lagi? Dikit lagi kita kelas 12. Lu mau anak anak Vilkez kena DO?" sungut Sakura. "4 bulan yang lalu kita pake taktik ini, Gas! Waktu lo lagi ke Singapur!"

"Salah lo sendiri" Bagas menyesap kuat rokoknya. 

"Kok jadi gue yang disalahin?" sahut Sakura tidak terima. 

"Lo sendiri kan yang bilang ke Bu Nurmala kalo Vilkez berulah lagi siap kena DO? Sekarang lo yang pertanggung jawabin omongan lu" jawab Bagas enteng. 

"Ya kan dengan cara ini gua mempertanggung jawabin omongan gua, Gas! Gua gamau anak Vilkez kena DO. Makanya kita pake taktik ini, one by one di ring. Bukannya lebih aman kayak gini? Lo kenapa sih bahkan gabisa percayain gua" 

"Karena lu cewek. Cewek beda sama cowok." 

Sakura menatap Bagas tidak terima. Padahal dia selalu ikut serta jika Vilton diserang. Bagaimana bisa Bagas mengatakan seperti itu? 

"Maksud lo gua lemah gitu? Ga semua cewek lemah, Gas. Didikan ortu gua dulu keras. Gabakal menye menye. Gua sama Kila juga ikut andil kok kalo Vilton diserang. Jaman sekarang udah gaada tuh namanya deskriminasasi wanita. Gaada. Semua cewek cowok sama rata" 

"Tugas lo sama Kila juga disitu ngapain? Lo ga sadar diri ya, waktu kita berantem sama SHS. Lo ditengah tengah dan bikin hampir Vilkez kalah" 

"Ya itu bukan salah gua. Itu lu yang bego" decak Sakura.Apa usaha dan kerja kerasnya selama ini sia-sia? Bisa bisanya Bagas melontarkan kalimat itu. 

"Terserah lu deh, Ra" Bagas menghembuskan asap rokoknya ke udara. 

"Oke karena lo bilang terserah, gua bakal tetep pake strategi itu. Dan maaf gas, untuk hari ini gua ga mau dengerin lo, karena lo gapernah sejalan sama gua" dengus Sakura, ia berdiri lalu melangkah pergi. Bagas hanya menatap punggung Sakura yang menghilang di tengah lorong kelas. 

"Bener ternyata, gue sama dia gabakal bisa nyatu" decih Bagas. 

*******

Sakura menutup telponnya, memastikan minggu besok ring pertandingan Vilkez kosong. Sakura membaca lagi pesannya yang sebelum ia kirimkan ke Ketua Choizost, Alvaro. 

PERATURAN DALAM BERTARUNG MINGGU, 25 OKTOBER 2020:

-tidak boleh menggunakan senjata tajam 

-Tidak boleh main keroyokan 

-Diharapkan tidak CURANG dalam melakukan penyerangan. 

Sent. 

Sakura sudah mengabarkan ini di grup Vilkez tadi, semua menyambut baik. Pengecualian untuk Killa dan Bagas.  Killa bilang jika one by one skillnya dalam menyerang bisa rusak, karena ia sama sekali tidak memiliki kemampuan beladiri. Dan sakura sadar itu bohong. Killa hanya tidak percaya diri jika tidak menggunakan senjata untuk menyerang. 

Sedangkan Bagas? Dia tidak pernah mendengarkan orang lain. Yang jelas dia tidak setuju jika diadakan pertarungan one by one seperti ini. Namun dia tetap mengikuti pertarungan ini dan melihat sejauh mana Sakura Arthabella seorang pengatur barisan terdahulu mengatur strategi untuk Vilkez agar Vilkez tidak kalah. Benar memang. Keduanya sulit bersatu. Yang satu ambisius, yang satu perfeksionis. 

SAKURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang