SALAH KAH?

29 10 1
                                    

Sakura datang lebih awal hari ini. Ia belum mengerjakan PR biologi dan niatnya ingin menyalin jawaban Ayyesha pagi ini. Dia lupa, semalam kembali ngeclub dan tidur hanya dua jam.

Sakura langsung terdiam begitu melihat banyak umpatan-umpatan kasar di mejanya.

"PERGI LO DARI VILTON, JABLAY!"

"VILTON GA NERIMA ANAK DARI NARAPIDANA DAN PELACUR KAYAK LU!"

"GO TO HELL, BITCH!"

Sakura langsung mengambil kertas itu. Entah siapa manusia kurang kerjaan yang menuliskan ini semua.

Tanpa Sakura sadari, Ayyesha yang sudah datang mengambil kertas yang ada di tangan Sakura. Lalu membacanya.

"Gausah peduliin omongan bejat orang, Ra. i know you're strong" ujar Ayyesha lalu, membuang kertas itu ke tempat sampah dengan melemparnya asal.

"Gua gatau salah gua dimana. Tapi apa gua ngerugiin mereka ya, Cha? Bokap gua yang masuk penjara, nyokap gua yang bunuh diri, kakak gua yang gila. Apa itu ngerugiin hidup mereka?" Tanya Sakura.

"Lu ga salah, Ra. Yang salah itu mereka. Terlalu mencampuri urusan orang lain" ujar Ayyesha.

"Cha? Lu kenapa mau temenan sama gua? Gua anak dari pelacur. Ibu gua suka gonta-ganti pasangan. Ayah gua mencabuli anak di bawah umur. Kakak gua gila. Dan gua bukan anak baik-baik kayak lu, Cha. Gua anak bandel. Apa lu ga malu temenan sama gua?" Ujar Sakura.

"Gua ga peduli status keluarga lu apa, Ra. Mau lu bandel atau enggak. Itu ga mempengaruhi apa-apa di garis kehidupan gua" ucap Ayyesha.

"Tapi gua bisa aja ngejerumusin lu buat nakal, Cha"

"Emang lu bakal gitu? Gua percaya kok. Orang kayak lu ga akan ngejerumusin orang lain buat nakal" kata Ayyesha mantap.
"Nih biologi gua. Gua tebak, lu belum ngerjain" Ayyesha memberikan buku tulis biologinya. Yang disambar oleh Sakura cepat.

"Sakura! Dicariin sama Kak Revan tuh" ujar Violet, masuk dengan wajah masam.

"Ngapain dia nyari gua?" Tanya Sakura.

"Gatau" ketus Violet. Lalu membuka ponselnya.

"Lu kesel sama gua?" Tanya Sakura.

"Bukan sama lu. Tapi sama Ibram" ketus Violet lagi.

"Lu kalo lagi badmood jangan ngelimpahin ke orang dong, Vi" tegur Ayyesha.

Sakura hanya terkekeh dan menemui Revan di depan kelasnya. Yang ternyata juga ada Ibram.

"Eh Ibram? Mau ketemu Vio?" Tawar Sakura.

"Enggak. Macannya lagi keluar" Ibram cekikikan.

"Bisa ngomong sama lu bentar, ga, Ra?" Tanya Revan, ketua Vilkezter mereka.

"Boleh kak" ujar Sakura.

"Tapi jangan disini" Revan segera pergi bersama Ibram, lalu Sakura mengekorinya dari belakang.

Di koridor sekolah beberapa pasang mata menatap sinis Sakura.

"JABLAY!" teriak seorang cewek berkepang satu. Rasanya Sakura benar-benar ingin mematahkan tulang cewek itu.

"Gausah diladenin, Ra" kata Revan yang seolah mengerti situasi Sakura.

Sesampainya mereka di belakang sekolah, tempat berkumpulnya Vilkezter.

"Kalo lu diapa-apain sama cewek-cewek Vilton lu bilang aja sama gua" ujar Revan.

"Yaampun. Santai, sih, Kak. Gua juga bisa aja matahin tulang mereka dalam sekejap" kekeh Sakura.

SAKURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang