UR

27 9 2
                                    

Sakura memarkirkan motor Versys 650 nya kedalam pekarangan sekolah. Beberapa murid menatapnya tak suka. Sakura melepaskan helm-nya. Merapikan rambut merahnya.

Sudah sangat biasa mendapat tatapan tak suka dari anak-anak. Tetangga nya saja tidak suka kan? Semua yang dilakukan Sakura selalu salah. Sakura mengendarai motor Versys 650 nya saja salah. Memang salahkah perempuan memakai motor besar seperti itu?

Walaupun Sakura memakai rok span, dia selalu menggunakan celana jogger untuk berangkat dan pulang sekolah.

"Sakuraaa" panggil suara cempreng. Sakura menoleh. Violet. Ia baru saja turun dari mobil Ibram.

"Ke kelas bareng!" Violet menggelayut pada Sakura.

"Duluan aja, Vi. Gua mau ganti rok dulu"

"Rambut lu udah mulai ga merah lagi tuh? Ada niatan ganti warna?" tanya Violet.

"Ada sih. Niatnya gua mau pirang atau ungu" kata Sakura terkekeh. Tidak bisa membayangkan Bu Evelyn kembali memarahinya lagi.

"Ayo aku anter ke kelas" Ibram langsung merangkul Violet. Sakura melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Begitu ia selesai mengganti celana dengan roknya, Aurin yang ternyata juga ada di dalam kamar mandi menatapnya dari atas sampai bawah.

"Dimana-mana ada lu heran gua. Dasar fans" cibir Sakura.

Aurin mensedekapkan tangannya di dada. Lalu mendelikan matanya.

"Gini nih yang perusak bangsa" kata Aurin.

Tahan. Jangan sampe lu masuk BK gara-gara ribut sama Aurin. Lu ngadepin Aurin sama aja gilanya Sakura. Sabar, tahan.

"Kayak udah paling bener aja si lu" Sakura melipat celana joggernya.

"Apa pantes perempuan berlaku kayak gitu?" Aurin memang sepertinya memancing amarah Sakura.

"Urusannya sama lu apaan si?" ketus Sakura.

"Lu ga malu sama Eyang? Ga kasian sama sodara-sodara lu?" tanya Aurin.b

"Emang mereka pernah kasian sama gua? Gua bandel juga buat gua kok bukan buat orang laen" Sakura langsung meninggalkan Aurin. Tidak ingin memperpanjang masalah.

"Tujuan lu masuk Vilkezter biar bisa deket sama Bagas, kan?" ucapan Aurin membuat Sakura terhenti.

"Gausah sok tau"

"Bagas ga suka cowok bandel, Sakura Arthabella" dengus Aurin. "Jauhin Bagas. Lu ganjen tau ga"

"Siapa lu?" tanya Sakura membalikan badannya.

"Lu ga tau apa gua suka Bagas?" suara Aurin meninggi.

"Gua tau! Sikap lu jangan kayak keabisan cowok gitu lah, Rin. Murahan tau ga" kata Sakura lagi.

"Yang murahan itu siapa? Lu kan!" balas Aurin.

"Gua gapernah ngejar-ngejar cowok duluan kayak lu!" Sakura memilih meninggalkan Aurin. Ia lalu menuju kelasnya.

Sesampainya di kelas, ia tak melihat batang hidung Violet. Mungkinkah ia sedang menghabiskan waktu berdua dengan Ibram?

Sakura melihat ke arah mejanya. Lagi-lagi ada makian dan cemohan yang ia terima di mejanya.

"SIAPA ORANG KERJAAN YANG NULIS KAYAK GINI DI MEJA GUA?!" gertak Sakura pada beberapa anak yang ada di kelasnya. Mereka hanya menoleh sebentar, lalu kembali melakukan aktivitasnya.

SAKURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang