Batas

29 8 0
                                    

Sakura sedang berada di restoran tempat kerjanya. Sambil mengerjakan tugas power point biologi milik kelompok mereka. Mumpung disini ada jaringan wifi, dan restoran yang sudah mulai sepi karena hari mulai malam.

Alasan Sakura mengerjakan tugas yang dikumpulkan besok itu, agar Violet, Ayyesha, dan Skala tidak akan mengeluarkannya dari grup. Walaupun mereka tidak akan mengeluarkan Sakura begitu saja. Tapi Sakura merasa bahwa ia harus menyelesaikannya.

Sakura lalu menutup laptopnya. Dan merenggangkan tangannya yang pegal. Beberapa pegawai sudah pulang. Tinggal tiga orang saja yang berada di restoran itu. Sakura, Lucas, dan satu juru masak, Trifani. Pengunjung juga tinggal tiga orang.

Pintu masuk terbuka. Sakura tidak sadar siapa yang datang.

"Ah, baru aja gua mau kasih tulisan tutup" keluh Lucas. Sakura melihat ke arah pintu.

"Ra? Lu kerja disini?" tanya Bagas. Sakura mematung.

"Eh, iya, Gas" jawab Sakura. Anak-anak Vilkezter dan teman-temannya tidak ada yang tahu bahwa Sakura bekerja disini untuk menghidupi dirinya.

"Masih buka, ga? Gua mau mesen waffle sama cappucino" kata Bagas. Lucas hanya meneliti Bagas dari kepala sampai kakinya.

"Masih" Sakura membalas cepat. Ia lalu menuju meja kasir.

"Dibungkus aja" kata Bagas. Ia lalu menduduki satu meja. Sakura hanya mengangguk.

"Temennya Sakura?" tanya Lucas. Ikut duduk di depan  Bagas.

"Iya" jawab Bagas singkat.

"Sekelas?" tanya Lucas penasaran. Mengapa Sakura sangat antusias ketika melihat cowok ini?

"Segeng"

"Geng?" Lucas benar-benar heran. "Maksud lu geng apa?" tanya Lucas.

"Gengster sekolah. Namanya Vilkezter" terang Bagas.

"Tunggu? Maksud lu Sakura anak geng itu?" Lucas merubah posisi duduknya.

Bagas hanya mengangguk. "Kenapa?"

"Gua Lucas. Anak SHS. Pasti lu tau" ujar Lucas.

Bagas menggeram. Tangannya terkepal. "Lu anak Schlivien?" selidik Bagas.

"Santai bro. Gua gamasuk organisasi itu di sekolah. Gua anak MPK. Gaakan ikut gitu-gituan" jawab Lucas enteng.

"Davero Bagas, wakil Vilkezter dan bilang sama Andrey ketua Schlivien jangan cari masalah sama sekolah gua" kata Bagas.

"Santai santai. Gua gaada niatan ngadu domba" jawab Lucas.

"Sakura udah lama kerja disini?" tanya Bagas.

"Udah sekitar dua tahunan"

"Lu siapanya Sakura?" tanya Bagas sengit.

"Just friend. Tapi kayanya gua mau jadiin dia pacar"

"Jangan sama dia. Dia itu bandel" ucap Bagas tidak suka.

"I love bad girl" kata Lucas yang seolah-olah sedang memancing Bagas.

Obrolan mereka berhenti. Sakura datang dan membawa waffle beserta cappucino milik Bagas. Bagas lalu mengeluarkan kartu debitnya, menyerahkan ke Sakura.

"Gaada uang cash apa?" tanya Sakura. Malas untuk kembali lagi ke kasir.

"Ada. 100 ribu. Ini totalnya berapa?" tanya Bagas.

"67" jawab Sakura.

"Nih. Kembaliannya ambil aja" kata Bagas, sambil berdiri. "Lu gabawa motor, kan? Balik sama gua aja" jawab Bagas pada Sakura. Apa Sakura tidak tahu bahwa Lucas ini musuh sekolahnya?

SAKURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang