"Cinta itu bukan untuk dipaksakan tapi, cinta itu karna kita telah terbiasa"
Raja Gianuca Putra
##########
Hari ini adalah hari Minggu. Gue dan keluarga ke gereja buat ibadah. Setelah gue ibadah gue ngabarin Mahalini. Gue cabut duluan. Gue sedang menikmati jalanan kota Jakarta yang sangat lengang. Tiba tiba hp gue berdering. Gue berhenti dan ngangkat telepon. Ternyata papa telepon. Tapi kok perasaan gue gak enak ya?
"Halo pa."
"Kamu dimana?" Tanya papa dengan suara yang begitu cemas.
"Dijalan pa mau ke rumah Mahalini."
"Yaudah. Cepet pulang Tiara..." ucapan papa rerpotong dan berhasil membuat gue cemas.
"Tiara kenapa pa?"
"Tiara kecelakaan. Sekarang dia kritis di rumah sakit."
"Iya pa Nuca segera ke rumah sakit."Gue menjemput Mahalini dulu karna udah deket sama rumah Mahalini. Gue memacu motor gue dengan panik. Ternyata Mahalini udah nunggu gue. "Lin, kita ke rumah sakit dulu ya." Gue memohon ke Mahalini.
"Lho kenapa Nuc? Ada yang sakit?"
"Tiara kecelakaan."
"HAH. Yang bener? Yaudah kita langsung ke rumah sakit."
"Iya."Gue memacu motor gue secepat nya. Dari sepion gue bisa ngeliat Mahalini yang begitu panik setelah mendengar kabar ini. Kayak nya gue udah bisa mulai nerima dia di hidup gue deh, tapi untuk mencintainya maaf gue belum bisa. Gue takut kejadian 1 tahun lalu terulang lagi untuk kedua kalinya.
Flashback on
"Kei, kamu beneran mau pergi?"
"Iya. Maafin aku ya Nuc. Aku bakal kembali."
"Kei kamu janji kan kamu bakal kembali?"
"Iya Nuca."
"Kamu aku anter ya."
"Nggak usah Nuc."Dia berlari kecil menuju mobil. Ternyata dia sudah bersama orang tuanya bersiap menuju bandara. Aku membiarkan cinta itu pergi.
Setahun berlalu gue mendengar Keisha pulang ke tanah air. Ya dia pulang, pulang dengan keadaan yang berbeda. Ternyata dia sudah di jodohkan dengan laki laki lain. Laki laki itu adalah Putra Adnanwijaya. Gue hancur setelah mendengar berita itu. Gue yang selama ini menunggu dia, ternyata dia pulang membawa cinta yang lain. Ternyata gue sudah salah memilih cinta dan gue gak mau kejadian seperti ini terulang lagi.
Flashback off
Akhirnya gue sampai di rumah sakit. Gue dan Mahalini langsung menuju tempat dimana Tiara dirawat. Ternyata disitu sudah ada mama, papa, kak Age. Agseisa namanya sepupu gue yang sekarang tinggal di Jakarta dan nginep di rumah gue sampai kak Age menemukan apart baru.
Gue hanya bisa terdiam melihat keadaan Tiara yang kritis. Gue cuma berdoa dan berharap dia gak kenapa napa. Gue juga harus tau alasan Sam ngajakin adek gue kalan sampek bisa kayak gini. Jujur aja gue gak bisa tenang, gue ajak Mahalini ke rooftop. Gue ingin mengeluarkan semua perasaan gue.
"Lin, gue mau ngomong sesuatu."
"Apa Nuc?""Lin gue suka sama lo. Gue tau saat ini bukan saat yang tepat untuk gue ngomong tentang perasaan, tapi gue mau lo tau perasaan gue sebenernya. Dan gue gak mau memaksa lo jadi pacar gue. Yw gue tau ini emang berat tapi gue gk mau sakit hati buat yang kedua kalinya."
"Gue tau lo Nuc. Gue tau perasaan lo sekarang. Lo gak mau kejadian 2 tahun lalu ke ulang lagi kan? Gue juga gak mau pacaran Nuc. Gue pingin kalo ada cowok yang beneran serius, yaudah nikah aja."
Tiba tiba papa ke rooftop. "Ada apa pa?" "Tiara udah sadar." "Oh. Nanti Nuca kesana." Gue tinggal di rooftop dam Mahalini juga.
"Lin, makasih ya."
"For what?"
"Untuk kesabaran mu menghadapi tingkah laku ku."
"Apasih Nuc. Bisa ae Nuca."
"Ih beneran tauk."
"Iya Nuc."Gue ngajak Mahalini turun ke tempat Tiara di rawat. Gue ngerasa gue itu milik Mahalini dan gue milik dia. Diseoenjang jalan kita lebih banyak diem, gue ngerasa canggung aja.
Gue langsung masuk. Disana udah penuh sama keluarga. Gue dipersilahkan duduk di sebelah Tiara. Disitu gue nangis. Baru kali ini seorang Raja Gianuca Putra meneteskan air mata di depan umum. Gue sayang banget sama Tiara. Gue mencoba untuk kuat tapi gue gak bisa menehan ini semua. Gue putuskan buat keluar. Gue ajak Mahalini keluar juga. Karena ini juga udah sore gue jadi gue ajak Mahslini makan.
"Lin, kamu mau makan gak?"
"Makan apa Nuc."
"Makan di warung depan mau gak?"
"Boleh."Gue dan Mahalini jalan ke warung yang berada tepat di depan rumah sakit. Banyak hal yang ingin gue bagi sama Mahalini tapi gue belum siap. Serelah kita selesai makan gue anter Mahalini pulang.
"Lin gue anter pulang ya." Tanpa menunggu jawaban gue langsung tancap gas ke rumah Mahalini. Gua bisa ngelihat dia dari spion gue. Ternyata Mahalini itu cantik. Cinta itu bukan dipaksakan tapi, cinta itu karna kita telah terbiasa. Dan gue udah merasakannya sendiri.
###########
Hai gimana kabarnya? Semoga semua sehat ya.
Jangan kemana mana dulu ya.
Taati sosial distancing. Sosial distancing bukan hanya untuk yang sakit tapi untuk semua orang.Jangan lupa voment ya👌👌👌