Hari ini adalah hari gue bertempur untuk menguji selama 3 tahun di sma gue belajar apa aja. Ya UNBK hari yang gue sebenarnya tidak gue harapkan keberadaannya. Gue berangkat menuju sekolah dengan mengebut karena gue gak mau telat di mau telat di hari yang bersejarah ini.
Sebelum gue sampai di sekolah gue menyempatkan menjemput Mahalini. Sebenernya gue gak bilang kalau gue bakal jemput dia. Di jalan gue cuma bisa berdoa semoga dia belom berangkat.
Ternyata Mahalini udah ada di depan. Gue isengin aja kali ya. Gue milai menyusun rencana jahat. Bukan jahat sih tapi iseng. Gue seneng banget lah diriku kalo ngisengin Mahalini.
"Ojek neng."
"Iya, bwang" jawab Mahalini dengan alay.
"Alay ih. Eh btw kamu kok ada di depan ngapain, ku kira tadi kamu udah berangkat."
"Nunggu kamu."
"Kok kamu tau aku bakal jemput kamu?"
"Tau dong. Eh ayo berangkat udah telat nih."
"Iya."Selama di jalan gue banyak diem. Karena gue bener bener pingin menikmati saat gue bersama Mahalini. Jadi beberapa bulan yang lalu, ya sekitar 4 bulan yang lalu gue ikut tes beasiswa, dan pengumumannya setelah selesai un. Gue mendaftar ke salah satu kampus di Australia. Tepatnya di Western Sydney University.
Jujur gue belum siap buat berpisah sama Mahalini apalagi untuk rentan waktu yang tidak sebentar.
Kita sudah sampai di sekolah. Di sekolah hanya ada murid kelas 12, itupun hanya 5 kelas. Karena kita semua dibagi waktu masuk. Hari ini Bahasa Indonesia, gue harus yakin gue bisa. Sampai di lobi kita berpisah karena beda ruangan.
🍁🍁🍁🍁
Akhirnya selesai juga UN. Gue seneng bisa nyelesaiin ini semua. Gue gabut banget dirumah, karena murid kelas 12 udah tidak di wajibkan untuk masuk. Ya gue pilih di rumah aja. Karena gue gabut, gue chat Mahalini. Ternyata dia di rumah, ajak jalan ah. Gue langsung cabut. Karena rumah sepi banget kayak kuburan jadi gue bebas.
Kita janjian di salah satu cafe di daerah Menteng. Ternyata dia udah ada di sana. Gue berpikir untuk ngagetin dia. Gue suka ini hehehe.
"DOOOR!"
"NUCAAA, kaget aku."
"Hehe maap. Habisnya kamu enak buat diisengin hahaha."
"Dih tawa lagi. Awas ya."
"Jangan marah dong."
"Iya, kamu gak pesen makan?"
"Enggak nanti aja."
"Oh oke."Kita bersendau gurau. Saling bercerita tanpa memedulikan sekitar kita. Tiba - tiba perasaan itu muncul lagi. Perasaan tak ingin pisah. Perasaan yang selalu ingin dekat dengan Mahalini. Kayaknya gue harus bilang ini secepatnya deh.
"Lin, gue mau ngomong sesuatu boleh?"
"Ngomong aja."
"Jadi gue itu dapet beasiswa ke Australia, lo mau ikut gue atau tetep kuliah di Bali?"
"Aku udah daftar Nuc buat kuliah di Bali. Jadi aku gk bisa ikut kamu."
"Oh. Berarti kita setelah nikah langsung pisah?"
"Iyalah mau bagaimana lagi? Tapi kamu harus janji sama aku."
"Iya janji."
"Janji gak akan ninggalin aku."
"Iya Lini."Gue sama Mahalini udah selesai makan. Ternyata hp gue bergetar pas gue buka ternyata dari kak abdul. Gue langsung bales wa yang dikirumkan kak abdul.
"Nuca kamu dimana?"
"Di jalan kak kenapa?"
"Kak Glenn meninggal."
"Apa! Kak jangan bercanda lah gak lucu tau. April mop udah kelewat."
"Beneran dek kamu buka ig deh."Gue mengecek ig dengan terburu buru. Ternyata kak Glenn Fredly sudah rest in love. Seketika gue lemes. Lutut gue seolah gak bisa menopang berat badan gue.
"Nuc kenapa?" Tanpa babibu gue langsung peluk Mahalini, gue nangis kejer di situ. "Kak Glenn. KakGlenn meninggal." Mahalini syok banget. Dan dia langsung ngajak gue ke gereja buat ikut ibadah tutup peti. Di jalan air mata gue gak berhenti menetes.
Sampai di gereja gue gak berani buat jalan ke peti. Cukup lihat dari jauh. Gue duduk di paling belakang. Setelah ibadah kami sebagai teman mempersembahkan lagu Kasih Putih untuk kak Glenn. Lagi lagi kaki gue lemes banget. Gue lari ke luar sambil menerobos kerumunan. Di luar gue nangis sejadi jadinya. Mahalini berusaha nenangin gue. Setelah tenang kita baru balik pulang.
#######
Gais udah ya sampai sini dulu. Tangan author udah gak kuat. Masih kaget gais. Apalagi author ngefans banget sama Glenn Fredly. Udah ya. Makasih perhatiannya. Up secepatnya ya. Dadah see u on next part👋👋👋👋👋