Tak Peduli

67 25 1
                                    

Di tengah perjalanan Jakarta yang tak luput dari kemacetan, pak Bombom melihat diriku yang amat sangat kucel dan dekil bahkan mungkin mencium aroma yang tak sedap ini. Jendela mobil semua terbuka.

" Non mau mampir ke mall dulu?"

Aku tersenyum dan menggeleng kan kepala. Itu pertanda aku tak ingin mampir kesana sini. Aku hanya ingin cepat pulang dan merebahkan diri sejenak.

Pak Bombom sudah tak memperhatikan ku lagi, ia sedang fokus terhadap jalan. Getaran ponsel ku terdengar di saku seragam ku. Yups, ada chat dari papah.

" Bell, uang sudah papah transfer ke rekening kamu untuk keperluan kamu."

Beberapa menit kemudian.

" Oia bell, papah mau kamu kursus atau pun less bahasa Inggris dan bahasa Mandarin. Papah sudah mencarikan kamu tempat kursus yang paling bagus dan berkualitas. Mulai besok kamu harus kursus. Akan ada pak Bombom yang antar jemput kamu. Jadwal sudah papah kirim ke pak Bombom. Sudah dulu yak, papah ada meeting untuk proyek besar."

Aku hanya tersenyum melihat isi chat singkat itu.

Bahkan papah tidak menanyakan kabar aku bagaimana? Bahkan papah tak perhatian kepadaku. Papah hanya ingin aku mengikuti apa yang dia inginkan. Sudahlah aku pusing dengan semua ini. Mau tak mau aku akan tetap menjalani nya.

Dijalan pak Bombom memberi tahuku jadwal less ku.

" Non Jadwal less non setiap hari. "

Aku hanya tersenyum padanya. Aku tak memikirkan jadwal less ku. Aku bahkan akan merasakan padatnya hari ku.

Sesampainya di rumah aku sudah di sambut oleh bi Lia.
" Non baju non kotor sekali. Mau bibi siapkan air hangat untuk mandi?"

Aku hanya menggeleng kepala dan tersenyum. Artinya aku tak ingin apapun. Aku bergegas masuk ke kamar.

Saat aku di kamar, aku menatap kaca yang sudah menjadi teman ku. Ku buka baju dan mengganti nya. Untuk membersihkan badan pun aku sedang malas. Yang aku ingin hanya memandangi diri ku di depan kaca.

Beberapa jam kemudian, Perut ku terasa lapar sekali. Aku ingin makan, tapi aku takut papah marah kalo aku makan. Papah pernah mengunci ku di kamar mandi dan berbicara tinggi.

'Ga usah makan kamu. Diam disitu sampai besok.'

Disitulah aku tak berani untuk makan. Bahkan bi Lia pun tidak menyuruhku makan. Baiklah aku akan menahan rasa lapar ini. Hingga akupun terlelap dalam mimpi kembali. Mimpi yang selalu menjadi penyemangat hidup ku.

Seketika ponsel ku bergetar beberapa kali hingga membuat ku terbangun dari mimpi. Sebuah pesan dari adik perempuan ku yang ku tunggu.

" Helloooo masistahh."

" Sistaaahh "

" Milabell Wijaya Kusuma sistaahh terdebest kuuu."

Aku tersenyum dan membalas nya.

" Hi kill!"

" gimana sekolah baru kakak? Seru? Atau flat?"

" Seru kill hehe."

" Eh iya kak, by the way aku cuman mau kasih tau kakak aku liburan nanti ga bisa pulang."

" hehe iya gapapa"

" Maap yak kak, sedih deh aku"

" Semangat kill."

" Makasih kakak,Oia aku lagi ada acara ni. Udah dulu yak kak. Salam buat papah mamah. Sayang kakak, Lop yuu sistahhh."

Aku hanya tersenyum melihat balasan chat nya. Jari ku tak bergerak untuk membalas pesannya.

Ketika aku tersadar jam di ponsel ku menunjukan pukul 8. Aku beranjak dari tempat tidurku dan segera menuju kamar mandi. Itu pun hanya sekedar untuk membersihkan muka. Setelah itu, aku tertidur pulas.

Housemate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang