Berhenti atau lanjut

81 28 1
                                    

Sesampainya di sekolah. Satpam sekolah ku melihat ku seperti jijik sekali tetapi ia tetap menyapa ku. Aku hanya tersenyum padanya, aku menunduk berjalan untuk sampai ke kelas. Lorong demi lorong telah ku lewati.

Semua orang melihat ke arah ku,aku hanya menunduk dan tersenyum kepada mereka. Teman teman ku sekelas juga melihat ku seperti geli dan jijik. Aku tersenyum pada mereka lagi. Bahkan teman ku yang duduk di depan ku ia pindah tempat. Entah lah,aku bingung dengan nya.

Bell berbunyi. Aku bahagia sangat bahagia. Bahkan mungkin hari ini aku lebih ceria dan bergairah. Guru pun masuk, seperti biasa mengabsen siswa/i, menjelaskan materi, memberi soal. Ketika aku mengerjakan soal dan guru ini lewat di sebelah ku, guru ini tidak merasakan bauk atau apapun kepada ku. Aku tersenyum.

Bell pun berbunyi kembali. Pertanda jam istirahat. Kantin pun menanti anak anak. Aku hanya duduk di belakang dan memainkan kedua kakiku. Anggap saja kaki ku adalah teman. Aku makan sendirian di temani dengan bekal bi Lia. Aku menikmati sunyi nya kelas ini. Rasanya seperti SOP tanpa garem,anyep.

Ya,aku memang murid bodoh, ga punya bakat, ga ada yang perlu di banggain. Susah bet yak beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Tapi aku ga pernah ngerasa patah semangat. Tidak ada yang perlu dibanggain dari aku. Aku ga pandai menghitung, menggambarkan bahkan menyanyi maupun menghafal.

Disekolah yang dulu, teman-teman ku selalu membanggakan kekayaan atau harta orang tua ku. Menurut ku itu buruk sekali. Aku bingung, kenapa papah dan mamah selalu menuntut aku untuk nerusin semua perusahaan papah. Bahkan ketika aku mendapatkan soal ulangan pun, menurut orang gampang tapi menurut ku itu sulit sekali.

Aku pernah menulis di belakang buku mapel ku. Mungkin buku itu di baca oleh guru tersebut.
"Tuhan kenapa aku dilahirkan berbeda ?"
Ada yang menjawab, 'hei kamu lucu yak,kalo tuhan menciptakan semua nya pintar. Lalu siapa yang akan jadi guru dan siapa yang akan jadi murid? Tuhan menciptakan kita berbeda beda agar ada kehidupan di dunia.' entah siapa yang menulis itu, aku bahkan tidak paham dengan kalimatnya. Rasa sepi yang ku punya itu mungkin tidak dimiliki orang lain.

Bell berbunyi dan seperti biasa aku hanya memandangi mereka yang berbicara dengan teman sebangkunya. Yang tertawa bersama dengan temannya. Yang berbagi cerita bersama temannya. Sound sekolah pun berbunyi 'untuk siswa/i kelas XII Akuntansi 4 belajar di aula.'

Mereka cepat sekali bergegas ke aula, sedangkan aku. Aku masih di dalam kelas, mereka mungkin tak menganggapku dan tak mengajak ku. Lagi lagi aku sendiri. Aku di aula duduk di pojok paling belakang, tak ada yang ingin bersebelahan dengan ku. Mereka semua punya teman. Apa kabar dengan ku huhhh?

Bell berbunyi menandakan mapel telah usai dan pulang sekolah tiba. Mereka ke kelas sambil berpegangan tangan dengan teman-teman nya, ketawa ketiwi dengan temannya lah aku? Berjalan sendirian sambil tersenyum kepada orang yang melihat ku. Okay gapapa, ternyata tak di sangka ada yang mengikuti aku dari tadi. Ia hanyalah bayangan diriku saja. Ia adalah teman sejati aku hehe.

Aku baru sadar, ternyata di kelas ku ada 9 cowo dan sisanya cewe. Aku mengagumi salah satu cowo tersebut. Cowo itu bernama Pio Lenard. Tetapi hanya bisa memendam rasa. Entah kenapa ketika aku tersenyum padanya ia bahkan tak pernah membalas senyum ku. Ia sosok pria yang begitu cool menurutku. Cowo berkumis tipis, senyum manis tapi sayang agak lemes mulut nya. Aku tak pernah menyapa nya ataupun disapa nya. Ah sudahlah,dia tak mungkin mencintai ku.

Ponsel ku berdering dengan cepat dan menyadari ku dari kekagumannya. Suara dering dari pak Bombom. Pak Bombom sudah spam WhatsApp ku.

"Selamat sore non, non saya sudah di depan gerbang sekolah."

"Non Bell."

"Non Bell."

"Non sudah pulang duluan?"

"Non."

"Non saya menunggu di depan gerbang yak."

"Non bell."

"Non bell."

Banyak sekali telepon dan chatt dari pak Bombom. Aku hanya melihat dan tak membalas nya.

Aku berjalan dengan cepat ke depan gerbang dan menemui pak Bombom. Ketika diri ku sedang berlari, aku tak sengaja menabrak seorang pria gemuk, hitam manis dan sedikit mempunyai jambang.

" Hai." Dengan mengulur tangan.

Aku hanya tersenyum.

" Siapa nama kamu?" Memegang saku celana.

" Milabell Wijaya Kusuma"

" Aku panggil kamu Mila yak."

Aku hanya tersenyum padanya.

"Aku Askara Leogio Nanda Prasetya, panggil aku leo cowo terganteng sejakarte."

Aku hanya tersenyum dan menghiraukannya. Sampai lah aku di depan gerbang. Aku melihat pak Bombom yang begitu cemas menunggu ku. Pak Bombom melihat ku.
" Silahkan masuk non." Membuka pintu mobil.
Aku hanya tersenyum dan mengangguk.

Melaju lah mobil yang di kendarai oleh pak Bombom.

Housemate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang