Psycho just for me?

4.5K 345 5
                                    

"Betapa istimewanya diriku ini.. apabila menyedari hanya aku yang engkau sayangi..."
~Park Jimin

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Jungkook-ah~Pallie irreona~"
"Hm~"

     Jungkook masih tidur.Jimin mengeluh kasar.Tangan mungilnya menampar lembut pipi Jungkook.

"Jungkookie~!Harini hari minggu-"

    Kata-kata Jimin terbantut apabila Jungkook langsung mengucup bibirnya lalu melompat dari katil seraya berlari laju menuju kamar mandi.Jimin yang melihat itu hanya mampu menggelengkan kepala. Dia bergerak ke walk-in-closet untuk menyediakan pakaian yang akan dipakai Jungkook nanti.

"Jungmin-ah...mana sesuai untuk appa kamu~?"

     Jimin memanggil bayi yang berusia 6 bulan yang ada di dukungan belakangnya.Jimin menunjukkan dua helai baju T. Biru dan merah. Jari gemuk dan imut milik Jungmin menarik baju yang dipakai oleh Jimin.

"Ouh...mahu omma dan appa sama ya?"
"Hehehe"

  Jungmin ketawa imut menampakkan  gigi sebatangnya di belakang.Jimin tersenyum manis melihat tingkah lucu anaknya itu.
  
      Pagi itu dihiasi dengan canda dan tawa keluarga kecil itu.Usikan menggoda Jungkook serta semburat merah di pipi gebu Jimin.Kelihatan sangat bahagia dan membuatkan hatimu cemburu.Tetapi tiada yang sempurna di dunia ini.

-----------------------------------------------------------

"Jungkook-ah.....kamu seharusnya menenangkan fikiran mu....jangan selalu memperbesarkan masalah sepele....kalau ada yang enggak sesuai di matamu,cerita sahaja ke aku ya? Jangan pendam sendiri.Aku tahu kamu kuat"

     Jimin memeluk tubuh Jungkook yang tidak berbaju itu.Persekitaran bilik yang tidak kemas,Jimin cuba hiraukan,begitu juga dengan lebam di tepi bibirnya.Dia menenangkan fikirannya dahulu sebelum Jungkook supaya keadaan tidak bertambah teruk.
     Dia mengusap punggung bidang dan berotot Jungkook untuk menenangkannya.Penumbuk Jungkook yang sedang mengeras kini menjadi lembut.Kesakitan di tangannya mula dia rasakan.

"Dangshin,appo.."
"Ne,ne"

     Jimin tersenyum menghadap wajah Jungkook yang kesakitan.Mata yang sebelum ini merah saga yang memancarkan aura kemarahan kini kembali coklat memancarkan aura kelinci......imut kan?

"Ffuuhh...Kookie kuat kan?"
"Appo~!Dangshin~Pelan-pelan sapunya dong....sakit.."

    Jimin ketawa gemas melihat tingkah manja Jungkook.Bibir tebal nan lembutnya menyapa dahi bersih Jungkook.

"Udah enggak sakit kan?"
"Hehehe...iya~"

-----------------------------------------------------------

"DIA SIAPA?!!!"
"Dia Taehyung!!!Dia kawanku Jungkook!!!"
"TAPI KENAPA DIA MENCIUM MU?!! KAU INI MILIKKU!!HANYA MILIKKU!!!TIDAK ADA YANG BERHAK MENCIUM MU MELAINKAN AKU!!!"
"Appo!Jungkook!Jebal!Lepaskan!"

     Jungkook tambah menguatkan cengkamannya pada rambut hitam Jimin.Tubuh mungil itu ditarik paksa menuju ke kamar utama.
   Baju kemeja berjenama yang menjadi kegemaran Jimin dikoyak dari tubuh mungil itu.Bibir nipisnya menyerang bibir tebal nan plum milik Jimin dengan kasar dan rakus.

"Jungkook!Emph!Sadar kookie!"

    Jungkook diam.Masih berada di atas Jimin.Matanya memandang wajah lebam nan manis itu dengan pandangan marah.

"Kau milikku"

   Serentak itu juga,kedua tangan kekar Jungkook meragut seluar Jimin sehingga tubuh itu benar-benar polos. Tangan kanan besar Jungkook menahan kedua-dua tangan kecil Jimin di atas kepalanya.

"Jungkook~!Chebal~!Andwae!"

     Jimin terus merayu supaya Jungkook tidak meperkosanya,tapi apakan daya,Jungkook kini berada dalam emosi yang sangat dalam. Memang dia sudah berkahwin dengan Jungkook.Tidak masalah bukan untuk melakukan seks?Tapi bukan begini yang Jimin mahukan.
    Jungkook tidak pedulikan rayuan Jimin.Dia langsung membalikkan badan mungil itu membelakanginya. Ditampar pantat semok itu dengan kuat beberapa kali sebelum batangnya yang tegang itu diacukan ke lubang merah jambu Jimin.

"Jungkook..isk..isk.... chebal  .......... ARGH !!!!"

    Ya...Jungkook masuk tanpa menggunakan pelumas.Ini bukanlah kali pertama Jimin dilakukan seperti ini bahkan penghasilan Jungmin adalah seperti ini juga.Sungguh sakit! Ini yang membuatkan Jimin berfikir dua kali sebelum membuat seks bersama Jungkook.Tiada kata NIKMAT.

"Ah!Ah!Ah!Jungkook!Angh!"

    Jungkook memang akan gila tentang apa-apa yang melibatkan Jimin terutamanya seks.Dia langsung sahaja bergerak laju membiarkan darah akibat lecet di lubang Jimin.

"Fuck!You're mine!You're mine Park Jimin!"

    Kata-kata ini sentiasa meluncur laju di bibir Jungkook.Kata-kata ini juga yang sentiasa membuatkan Jimin paranoid.Takut untuk bersentuh dengan lelaki atau wanita lain.

////Keesokannya...//////

"Mianhae..isk..isk...isk...mianhae dangshin...isk..isk..huhu..huhu..mian.."

    Tangisan lelaki bergema di ruangan itu.Tangisan Jungkook.Kalau orang luar lihat memang rasa simpati tapi bukan Jimin.Dia bosan.Dia muak. Hampir setiap bulan kejadian ini akan berlaku dan setiap kali itu Jimin akan mendapat memar-memar yang menyakitkan.

"Mian..isk..isk..mian"

    Jimin hanya diam memnadang balkoni yang menunjukkan cuaca indah.Tidak terlalu sejuk.Tidak terlalu panas.Gembira seakan-akan Jimin sudah bangun dari lena panjang.
    Apabila merasakan tangisan Jungkook semakin menjadi-jadi. Tangannya yang bebas itu mengusap kepala Jungkook dengan lembut.

"Gwenchana.Uro hajima ne Kookie.."

   Jimin memujuk.Dia memang senantiasa memaafkan Jungkook. Sentiasa.Dia cintakan Jungkook. Dan dia percaya Jungkook juga mencintainya.

"Neomul sarangheyo Jiminie..isk..isk.. Kamu cintakan aku juga kan? Iya kan?"
"En (angguk)........nado sarang handagu"

    Senyuman manis terbit di bibir Jimin.Jungkook juga ikut tersenyum. Akhirnya,tangisannya berhenti jua. Walaupun masih tersengguk-sengguk.
Dia memeluk tubuh isterinya dengan lembut.
   Tiba-tiba,suara tangisan Jungmin kedengaran.Jimin perlahan-lahan melepaskan pelukan.Dia berhati-hati turun dari katil dengan hanya memakai kemeja saiz besar milik Jungkook menuju ke ruang tamu yang terdapat katil kecil bergerak untuk Jungmin supaya dia mudah tertidur.
    Jimin berjalan tertatih-tatih mengambil susu untuk Jungmin minum.Pukul 6 pagi memang masa untuk Jungmin minum susu.Apabila dia tiba di ruang tamu,kelihatan Jungkook sedang menggendong Jungmin sambil menenangkan bayi mereka yang menangis itu.
    Jungkook memberikan Jungmin kepada Jimin apabila isterinya itu sudah pun duduk dengan selesa walaupun mendesih kesakitan sedikit. Lembut suara Jimin menenangkan Jungmin sambil menyusunya.
    Dia duduk bersebelahan dengan isterinya sambil membisikkan sesuatu.

"Tidak ada sesiapa yang mampu menggantikan mu Jiminku....kerana itu kau begitu istimewa di hati ku"

    Jimin tersenyum mendengar mantera cinta daripada Jungkook.







----------------------------End-------------------------


Story's by: NazDanish

KookMin Universe - KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang