Akhir dari Saida

1.5K 140 57
                                    

Seorang pria tersenyum saat mengenakan tuxedo berwarna hitam. Jam rolex yang pernah diberikan oleh kekasihnya itu pun ia kenakan, rambutnya terlihat rapih, jika dilihat dengan seksama sungguh pria itu tidak ada kekurangan sedikitpun.

Ia terlalu sempurna.

Kaki melangkah keluar kamar.

"Wah kau sangat tampan" kata seseorang padanya.

Ia hanya tersenyum membalas perkataan orang tersebut. Tidak ingin telat, mereka memutuskan untuk berangkat pada detik itu juga.

Mobil berwarna hitam berhasil membawa mereka ke sebuah gereja. Di sana, sudah banyak orang berkumpul.

Kaki melangkah keluar dari dalam mobil, para tamu yang sadar akan kedatangannya pun menatap tak percaya. Beberapa wanita justru berteriak histeris karena melihat dirinya. Itu sudah biasa karena ia adalah seorang idol.

Kaki semakin dalam melangkah memasuki gedung gereja berukuran besar. Ia duduk di sebuah bangku, tepat di pinggir altar. Ia berharap, hari ini ia bisa puas memandangi gadisnya itu.

Pukul 08.00, acara siap dimulai.

Suara menggema begitu seorang pendeta memanggil sebuah nama yang beberapa hari ini mengisi pikirannya.

Sana pov

Aku berjalan menuju altar dengan ayahku, aku tidak benar-benar yakin dengan pilihanku saat ini. Tapi, alasanku kembali kesini adalah pria yang berada di samping ku sekarang.

Pria yang sudah memberikanku kehidupan. Dia, ayahku. Aku merasa terlalu banyak membantahnya, jadi untuk kali ini aku berharap aku bisa menjadi anak yang baik untuknya. Meski pada akhirnya, aku harus mengorbankan segalanya, aku harus mengorbankan segala perasaanku kepada seorang pria yang sudah menghancurkanku tapi aku masih amat mencintainya.

Katakan saja aku bodoh, tak apa, tak masalah.

Mataku memperhatikan setiap tamu yang datang. Mereka tersenyum bahagia, hingga arah pandangku terkunci pada seorang pria yang berdiri tidak jauh dari pandanganku.

Pria itu...

Dahyun.

Aku melihatnya tersenyum kearahku seolah-olah dia benar-benar bahagia melihatku mengenakan gaun pengantin ini.

Aku tidak bisa terfokus. Tapi aku berusaha untuk menahan semuanya.

Untuk apa, ia menemuiku?

Itu semakin membuatku ragu dengan keputusanku saat ini.

Bibirnya berucap bahwa aku sangat cantik, aku bisa lihat itu dari cara bibirnya bergerak.

Hingga akhirnya aku berhasil berdiri di depan pendeta. Kemudian sang pendeta beralih untuk memanggil nama suamiku. Masahiro Higashide.

Dia lelaki pilihan ayahku, seorang pengusaha yang usahanya bergerak di bidang teknologi. Aku akui, ia juga tampan, tapi tetap saja tidak bisa membuat perasaanku nyaman.

Sana pov end
.
.
.
.
.
.

Dahyun pov

Aku memberikan senyum terbaikku saat melihat sana berjalan menuju altar. Mulai sekarang, aku harus bisa merelakan segalanya, semua cerita cinta kami hanya cukup sampai di korea.

Disini, hanya ada dirinya dan calon suaminya. Meski rasanya bagai ditimpa batu berukuran besar, setidaknya aku mampu tetap berdiri di hadapannya untuk memberikan salam perpisahan pada pertemuan terakhirku.

Aku sudah cukup rela untuk melepaskannya saat ini juga.

Seorang pria berjalan menuju altar. Ya, dia pria yang sempurna, jauh dibandingkan denganku yang hanya pria brengsek tidak tahu diri.

Boys With the Girls (Real Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang