The End

2K 152 43
                                    

Hari berganti begitu cepat, ini adalah hari ketiga para member pixaby berada di australia.

Seorang pria berpostur tinggi berjalan ke arah balkon diikuti dengan beberapa pria lainnya. Pria bernama jeongyeon menghela nafasnya kasar.

Pikirannya berputar, rasa takut tiba-tiba saja menyelimutinya sore ini.

"Apa yang ingin kau bicarakan jeong?" Tanya dahyun.

Hanbin, dahyun, june dan 3 manager lainnya juga dibuat penasaran dengan jeongyeon. Pasalnya, pria itu menyuruh mereka semua berkumpul di balkon karena ingin membicarakan suatu hal penting.

"Aku akan menikahi nayeon" ucap jeongyeon.

Mereka semua terkejut dengan perkataan jeongyeon.

"Ya..yak apa maksudmu? Kenapa tiba-tiba sekali?" Kata manager jung pada jeongyeon.

Jeongyeon terdiam. Ia sangat takut untuk menejalaskan ini semua kepada para membernya dan juga managernya.

Belum lagi, dengan para fansnya yang tentu saja tidak akan terima dengan keputusannya saat ini.

"Masalah apalagi yang kalian perbuat?" Sahut manager noona.

"Noona tenanglah, biar jeongyeon yang menjelaskan" hanbin mencoba mencairkan suasana.

"Jeongyeon-ah, sebenarnya ada apa?" Kata pria bernama june.

"Na..na..nayeon hamil, kandungannya sudah berjalan 2 bulan dan aku harus bertanggung jawab" jeongyeon kembali tertunduk.

Helaan nafas kasar dikeluarkan oleh ketiga manager mereka. Untuk urusan seperti ini, tentu saja pihak agensi akan mempertimbangkan karir jeongyeon bersama member pixaby.

Agensi bisa saja mengeluarkan jeongyeon dari group dan membiarkannya karena prilaku jeongyeon sudah melanggar peraturan dari agensi.

Memiliki pacar saja sudah merupakan larangan, bagaimana jika sampai menikah? Itu hal yang sangat sulit untuk diterima.

"Apa kau gila? Karirmu akan hancur jeongyeon-ah. Bahkan bukan hanya dirimu, para membermu akan terkena dampak dari semua ulahmu" ucap manager hyung.

Jeongyeon hanya bisa tertunduk lemas. Ia paham bahwa dirinya sudah melakukan kesalahan yang begitu besar. Bukan hanya bersalah pada nayeon dan keluarganya, tetapi juga pada membernya, manager dan agensinya yang sudah merawatnya dengan baik selama ini.

Terutama managernya, dalam hal ini ketiga manager itu bisa saja terancam kehilangan pekerjaannya karena ulahnya yang ceroboh dan di luar kendali. Seharusnya, sebelum melakukan hal tersebut, jeongyeon kembali berpikir bahwa ada hidup orang lain yang harus ia tanggung juga.

"Jeongyeon-ah, chukaee.." hanbin menepuk pundak jeongyeon dan tersenyum.

Dahyun dan june pun memberikan respon yang sama.

"Ka..ka..kalian tidak memarahiku?" Suara jeongyeon bergetar.

"Untuk apa? Semuanya sudah terjadi dan kau harus bertanggung jawab. Sebagai seorang pria, tidak baik jika kau lari dari kesalahan. Lakukanlah sesuai dengan kata hatimu" ucap hanbin pada jeongyeon.

Jeongyeon menunduk. Air matanya keluar begitu saja saat mendengar perkataan hanbin. Ia merasa lega saat para membernya mampu memaafkannya dan tidak membencinya.

Rasa takut yang ia rasakan di awal, tiba-tiba saja hilang dan berganti menjadi rasa aman dan hangat. Hatinya seolah-olah terus mengucap syukur bahwa ia bisa bertemu dan hidup bersama membernya.

Boys With the Girls (Real Part 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang