1. Bumil

2.5K 175 14
                                    

"Nayyaaa! Bukain pintunya!"

Teriakan wanita membuat sang pemilik nama terbirit-birit lari membukakan pintunya. Nayya sudah tau ia sedang kedatangan tamu siapa. Sudah pasti bumil yang kerjaannya gabut mulu dateng ke rumah tetangga-tetangganya.

"Monnara, kan lo bisa pencet tuh bel. Gunanya ada bel buat apa sayangku." Nayya melihat Momo--panggilan singkat--yang membawa beberapa kantong plastik yang sangat besar, mungkin berat pikirnya.

"Mending lo bantuin gue deh, ini berat banget sumpah."

"Lo mau nginep apa gimana? Bawa persediaan makanan kok ke rumah gue."

"Kalo lo ngebolehin sih gapapa, soalnya males banget gue sama si Hobi. Masa istrinya lagi ngidam mau dipeluk dianya malah gak mau pulang."

Momo mengambil buah pir dalam kantong tersebut dan mulai duduk di sofa Nayya. Nayya yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Momo mulai manja semenjak hamil anak pertamanya ini. Dan membuatnya terkejut adalah nafsu makannya semakin bertambah dari yang sebelumnya. Meskipun kandungannya masih 1 bulan tapi Momo sudah sering sekali ngidam berbagai makanan. Tapi herannya ia tak gemuk-gemuk.

"Ehiya Nay, mana tuh si Jidah?"

"Yeji, Mo. Ada di kamarnya lagi tidur."

"Jin?"

"Biasa, kerja."

Momo menganggukan kepalanya. Gigitan terakhir berhasil terkunyahkan dan tinggal tersisa batang dari buah pir itu.

"Nay lo cantik deh hari ini."

"Apa?!" Nayya sudah tau apa yang akan dibicarakan Momo. Pasti ia akan meminta tolong sesuatu. Semoga itu tidak memberatkan seperti yang sudah-sudah.

"Suapin gue dong hehe, makanannya ada di dalem kantong yang tadi. Yang kotak makan warna merah."

Ck, sudah dibilang bukan? Kalau bukan tetangga atau temannya mana mungkin Nayya membantunya.

"Kenapa gak suap sendiri aja?" Tanya Nayya setelah mengambil kotak makan tersebut.

"Tangan gue pegel Nay hehe. Maaf ya jadi ngerepotin elo."

"Emang biasanya lo ngerepotin gue mulukan."

"Ohh, jadi lo gak ikhlas ni Nay? Yaudahlah mending gue ke tempat lain aja!"

Dasar bumil. Dikit-dikit kebawa emosi mulu.

"Ehh jangan dong. Bercanda kali gue Mo. Lo mah dibawa ke hati mulu."

"Nih mending sekarang buka mulut lo!" Lanjut Nay yang mulai melayangkan satu suapan untuk Momo. Namun saat hendak masuk ke mulut Momo, panggilan telfon dari ponselnya membuat suapan itu tertunda.

"Siapa sih?! Ganggu aja!" Seru Momo.

"Anjir lo Mo. Yang nelpon suami gue nih!"

Momo tak peduli. Ia melanjutkan aktivitasnya bermain permainan di dalam ponsel.

"Iya mas kenapa?"

"..."

"Yeji masih tidur."

"..."

"Yaudah, bye!"

"Suami lo emang ngobrolin apaan sih! Ganggu waktu gue berdua sama lo aja deh!"

"Cuma nanyaain Yeji, biarin sih Mo namanya juga seorang ayah harus tau keadaan anaknya juga."

Momo makin tak peduli. "Udah cepetan Nay, gue laper banget deh buset."

Tetangga Masa Gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang