Batal

371 91 29
                                    

Sepuluh tahun kemudian...

"Park Jiyeon dan Kim Taehyung."

Begitu selesai mengatakannya, sang guru beranjak keluar kelas. Suara helaan napas kasar terdengar memenuhi seisi kelas setelah sang guru meninggalkan ruang. Memasangkan kucing dan tikus kelas yang terkenal tidak bisa akur bahkan untuk beberapa detik saja.

Seketika mata rusa Jiyeon menyorot tajam ke arah Taehyung yang tampak menaikkan sebelah alis dengan salah satu sudut bibir terangkat ke atas. Menyebalkan. Kala tatapan Jiyeon beralih ke sebelah si lelaki, bibirnya semakin tertekuk ke bawah. Kim Bobby mengejek Jiyeon dengan tatapan paling menyebalkan yang pernah ada!

"Aku benar-benar tidak mau satu kelompok dengan anak manja itu!" Jiyeon masih tidak menerima keputusan guru Kim.

Setelah masa sekolah dasar yang menyebalkan bersama Taehyung, entah mengapa Jiyeon kembali ditakdirkan bertemu Taehyung lagi di sekolah menengah. Bukan hanya tingkat pertama, sekarang pun saat mereka di tingkat menengah atas, Jiyeon kembali dipertemukan dengan Taehyung. Bahkan mereka satu kelas sampai lulus nanti.

Terima kasih pada Tuhan yang telah menulis takdir indah bagi Jiyeon.

"Terima saja daripada kau diberi tugas tambahan," celetuk Soojung tidak ambil pusing.

Otomatis Jiyeon merotasikan bola mata malas. Oh, jelas saja Jung Soojung sama sekali tidak protes karena pasangannya kali ini Jung Jaehyun, lelaki kalem yang pintar sekali. Coba saja jika itu Kim Kai, kakak kelas mereka, sudah dipastikan Soojung akan mengeluarkan suara super cemprengnya hingga terdengar ke sudut koridor sekolah.

"Yak! Itu karena kau dengan Jaehyun. Bayangkan jika itu Kai aku yaー"

"Sudahlah, Park Jiyeon. Kita bukan anak sekolah dasar yang baru masuk sekolah. Sudahi saja perang dinginmu dengan Taehyung." Soojung menutup buku yang sedang dibaca dengan gusar. Beralih menatap Jiyeon meminta pengertian. Andai saja Jieun satu kelas dengan mereka, tentu Soojung tak perlu pusing sendirian.

"Pengerjaannya cukup lama, Jung. Kau tahu sendiri kan."

Dengan frustasi Jiyeon mengacak rambut panjangnya asal. Membiarkan saja tatanan rapi bak puteri kerajaan yang selama ini melekat dalam diri jadi hilang dalam sekejap. Jiyeon sama sekali tak peduli.

"Mau ke kantin tidak?" Usul Soojung ketika mendapati kepala manis Jieun menyembul di balik bingkai pintu kelas.

Jiyeon menggeleng dengan tangan terangkat. Membiarkan Soojung melenggang pergi begitu saja. Lagipula Jiyeon tidak lapar, nafsu makannya sudah pergi entah kemana.

Suara jarum jam yang berdetak jadi pemecah hening di dalam kelas. Sudah sepuluh menit berlalu sejak bel berbunyi. Juga sudah sepuluh menit Jiyeon tenggelam dalam tidur ayam yang menghanyutkan.

Sebuah ketukan menyapa ujung bangku hingga mau tak mau Jiyeon terjaga. Mengerjapkan mata beberapa kali demi mengembalikan nyawa, mata Jiyeon naik untuk melihat siapa yang sudah mengganggu tidur siangnya yang langka.

"Apa!"

"Galak sekali, sudah seperti singa yang belum makan saja."

Kedua tangan Taehyung terangkat di udara, persis tawanan yang baru dibekuk polisi. Sayang, Jiyeon sama sekali tak simpati. Memilih menatap tajam ke arah Taehyung yang malah menggeser sebuah kursi demi duduk menyandingi.

Lekas duduk tegap, Jiyeon menunjuk wajah tampan di depannya tak santai. Membuat Taehyung mengernyit tak suka mendengar lengkingan nona manis yang merusak telinga.

"Jangan dekat-dekat denganku!"

"Bisakah kau bersikap normal sekali saja?"

Tentu saja pantas jika Taehyung tersinggung. Sikap jiyeon sangat tak sopan. Terlebih sudah memusuhi sejak sepuluh tahun lalu tanpa mau menerima permintaan maaf Taehyung atas boneka yang tangannya sudah ia patahkan.

[ ✓ ]Saling; ーKim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang