Aku tidak!

246 63 20
                                    

Terkesiap, Jiyeon kembali menajamkan pandang ke arah Taehyung yang nyengir lebar. Seakan sadar kalau singa betina sudah kembali ke fitrahnya. Buru-buru Taehyung kabur sebelum Jiyeon mengeluarkan tanduk.

Tentu saja bukan Taehyung jika tidak berhasil membuat Jiyeon naik pitam. Sebelum kabur, pria itu lagi lagi membuat darah Jiyeon mendidih. Kali ini lebih parah karena dengan kurang ajar Taehyung mengusap pipi Jiyeon dan berbisik lembut di telinganya.

"Kau manis saat gugup, Jiya." Setelahnya Taehyung lari terbirit-birit persis tikus yang diburu kucing.

Tubuh Jiyeon berbalik. Dengan kedua tangan terkepal kuat juga gigi gemeletuk. Menatap penuh amarah pada Taehyung yang masuk kelas dengan tawa berderai. Sukses kembali pada jati diri semula setelah mempermainkan sisi lemah Jiyeon yang tadi mengiba seperti anjing butuh belaian majikan.

Ingatkan Jiyeon untuk menarik pujian yang sempat dilayangkan.



ㅤㅤ
ㅤㅤ



•••
ㅤㅤ
ㅤㅤ





ㅤㅤ


"Kau bilang tidak mau dengannya. Tapi kalian terlihat semakin dekat."

Istirahat kali itu Jieun turut bergabung. Mata polosnya berkedip bingung saat Soojung membuka percakapan tanpa subjek yang jelas. Kemudian Jiyeon terkekeh, menepuk pipi Jieun beberapa kali sebelum akhirnya menjawab.

"Siapa yang semakin dekat dengan siapa? Aku cuma minta maaf."

Kebingungan Jieun semakin tak terkendali. Jiyeon malah menghilangkan subjek yang diomongkan.

Ada apa?

"Kau pasti bingung," tembak Soojung sambil menatap Jieun dengan senyum jahil. "Taehyung. Kemarin Jiyeon membuatnya tersinggung lalu hari ini dia minta maaf."

Kedua tangan Soojung membuat gestur selesai. Masih dengan tersenyum, gadis Jung itu menghabiskan sup jamur yang ada di hadapannya. Anggukan dari Jiyeon jadi pelengkap.

"Ya, sudah selesai."

"Memang bagaimana ceritanya sampai kau bisa membuat Taehyung tersinggung?" Pertanyaan yang mengganggu bagi Jieun tapi ia terlanjur penasaran.

"Aku terlibat tugas kelompok dengannya danー begitulah, itu terjadi begitu saja."

Tangan Jiyeon mengibas, tak mau membahas lebih jauh. Toh, sudah berlalu dan masalah mereka sudah selesai. Setidaknya Jiyeon tidak ada lagi beban bersalah pada pria yang ia juluki anak manja itu.

Jieun cuma mengangguk paham. Dasarnya ia memang bukan orang yang ingin ikut campur. Penjelasan singkat dari Jiyeon sudah cukup mengisi rasa penasaran. Lagipula Jieun juga tidak ingin tahu persoalan Jiyeon dengan Taehyung yang melelahkan untuk dibahas.

Seakan teringat sesuatu, Jiyeon berdecak kemudian beralih menatap Jieun. "Ah! Bagaimana kabar nenekmu?"

Seutas senyum melintas di bibir Jieun. "Baik." 

"Aku rindu nenek, sudah lama sekali tidak main ke sana." Bibir Soojung mengecurut menyampaikan keinginannya.

Dulu waktu masih tahun pertama, hampir setiap minggu mereka bergilir untuk datang ke rumah satu sama lain. Sebelum banyak tugas menumpuk atau bahkan mengerjakan tugas bersama.

Tempat favorit Soojung juga Jiyeon itu rumah Jieun. Memang bukan bangunan mewah berpetak-petak tetapi sangat nyaman untuk dihuni. Nenek Jieun juga sangat baik, selalu membuat makanan enak waktu mereka berkunjung. Perempuan lansia itu sangat senang jika ada yang menemani.

[ ✓ ]Saling; ーKim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang