Tapi kenapa?

178 51 27
                                    

Semalaman Jiyeon memikirkan apa kata Taehyung, terkait surat yang tak pernah sampai. Jiyeon menggigit bibirnya geram, sesekali ekor matanya melirik ke arah Taehyung yang tampak biasa saja, bercanda dengan Yuta dan Bobby. Kegusaran Jiyeon menyita perhatian Soojung yang menutup buku novel kasar, tubuhnya berputar ke arah sang sahabat yang tampak tidak tenang.

"Kau kenapa, sih?"

Awalnya Jiyeon tidak mau bercerita. Tetapi pada akhirnya ia menyerah dengan rasa penasaran yang terlanjur membakar. Diembuskanlah napas panjang secara perlahan sebelum memulai ceritanya.

"Semalam Taehyung datang ke rumahku."

"Lalu?"

"Jam sembilan malam dalam keadaan jauh dari kata baik-baik saja."

"What?" bisik Soojung dengan wajah terkejut.

"Dia menceritakan masalah keluarganya." Ekor mata Jiyeon kembali melirik ke arah Taehyung sebelum melanjutkan cerita. "Kemudian menanyakan kenapa selama ini aku tidak pernah membalas suratnya," singkat Jiyeon menuju akhir cerita. Melenyapkan fakta jika semalam ia dan Taehyung berciuman cukup intens.

"Aku terkejut karena aku tidak menemukan sepucuk surat pun di lokerku. Terlebih Taehyung mengatakan jika ia sudah mengirim rutin selama dua minggu. Menurutmu ke mana perginya surat itu?"

Lidah Soojung mendadak kelu. Pandangan mata gadis bermarga Jung itu tampak tak fokus, menjelajah ke segala arah. Keringat dingin mendadak membasahi dahinya, membuat Jiyeon mengernyit bingung dengan respon Soojung yang aneh.

Beberapa kali Soojung membasahi tenggorokan, batuk kecil. Gadis itu juga memperbaiki posisi duduknya menjadi lebih tegap.

"Kau yakin Taehyung tidak sedang bercanda? Siapa tahu memang surat itu tidak pernah ada?" Soojung mencoba mengalihkan isi pikiran Jiyeon. Menyudutkan Taehyung.

"Tidak. Dia serius sekali, Jung."

Soojung mengendik, berpindah meminum airnya hingga tandas tak tersisa. Mata lebarnya melirik sekilas ke arah kawanan Taehyung, lalu tanpa sadar sebuah helaan napas berat tertangkap indra pendengaran Jiyeon.

"Hey, kau kenapa?" Bagi Jiyeon, Soojung mendadak aneh. Biarpun Jiyeon sangat tahu jika Soojung banyak tingkah, tapi kali ini cukup ganjal.

"Aku? aku baik-baik saja," kata Soojung sembari mengibaskan tangan. Gadis itu mencari kesibukan dengan pura-pura membaca buku biologi yang sama sekali bukan pelajaran kesukaannya.

"Kau terlihat aneh setelah aku bercerita." Netra indah Jiyeon memicing curiga. "Atau jangan-jangan kau mengetahui sesuatu tentang surat-surat itu?"

Sigap Soojung menggeleng ragu dan mengulum bibirnya pelan. Dirinya kini sudah seperti seekor kancil yang tertangkap basah mencuri. Jiyeon tak memutus sama sekali tatapan tajamnya. Mengerti gelagat Soojung jika sang gadis sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Jung Soojung, kaー"

"Maafkan aku, Jiy," putus Soojung.

Soojung menggeleng lemah. Matanya mulai berkaca-kaca sedih, membuat Jiyeon mengerutkan kening tak mengerti.

"Aku sungguh tidak tahu jika semua ini akan terjadi, maafkan aku."

"Kenapa kau yang meminta maaf?"

Lagi, Soojung menggeleng lemah. Tak dapat dipungkiri, fakta yang ia pendam merupakan hal pahit yang ingin ia lupakan. Jika bisa, Soojung tidak mau tahu saja dan berakhir membohongi Jiyeon.

"Soojung, kau tau siapa yang sudah mengambil semua surat itu?" Jiyeon mencecar lagi, memegang pundak Soojung kuat, memintanya bercerita. "Soojung, siapa yangー"

[ ✓ ]Saling; ーKim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang