Sadar

237 61 8
                                    

Besoknya, sekolah berjalan seperti biasa. Tidak ada yang aneh, termasuk sikap Taehyung yang biasa saja. Hanya saja, pria itu tampak lebih kalem. Tidak banyak bertingkah dan heboh seperti yang lalu. Bermain game kesukaan bersama Yuta dan Bobby dengan kedua kaki terangkat di atas meja. Khas anak nakal sekolahan sekali.

Berulang kali Jiyeon melirik ke arah bangku Taehyung, tapi lelaki itu tak balas menatap. Bibir bawah Jiyeon digigit kuat, bingung harus memulai dari mana. Duduk Jiyeon pun tak tenang, geser ke kanan lalu ke kiri. kaki juga tak bisa diam, tremor sedari tadi. Tanpa sadar Jiyeon juga menggigiti kuku sampai ujungnya tampak tak rapi.

Soojung yang menyadari kegusaran sang sahabat, menepuk pundak Jiyeon pelan. Hanya tepukan halus tapi mampu membuat Jiyeon berjengit kaget.

"Kenapa?"

"Apanya yang kenapa?"

"Kau tidak tenang dan terus melihat ke belakang."

Jiyeon mengulum bibir jengah. Setelah itu matanya terpejam kuat, melerai benak yang berkecamuk hebat. Ketika membuka mata, Jiyeon menampilkan senyum ke arah Soojung yang menatap khawatir.

"Aku baik-baik saja."

"Apa kau ada masalah?" tanya Soojung lagi. Rupanya masih belum puas dengan jawaban Jiyeon yang tak meyakinkan. "Dengan Taehyung?" sambung Soojung.

Mata Jiyeon membulat. Buru-buru menggeleng cepat dengan tangan terangkat di depan dada. "Tidak. Kenapa harus dengan dia?"

Bola mata Soojung berotasi. Jiyeon berlagak seperti baru mengenal Jung Soojung saja. "Siapa lagi yang berada di bangku belakang dan bisa membuatmu segusar ini?"

"Eumー Jaehyun, mungkin?" jawab Jiyeon sekenanya. Menuduh salah satu teman sekelas yang memang tampan luar biasa.

Lagi, Soojung memutar mata. "Tidak masuk akal. Jaehyun bukan tipemu sama sekali."

Setelah mengatakannya, tubuh Soojung berputar ke depan. Kembali membaca novel roman yang tadi sempat ia abaikan. Sekarang berganti Jiyeon yang menumpukan pandangan ke arahnya. Hanya diam, tak mengusik dengan kedua tangan saling bertautan.

Lama Jiyeon berada di posisi sama tapi tidak ada kalimat yang masuk rungu Soojung. Gadis bermarga Jung itu hanya menunggu, mungkin masalah kali ini cukup berat untuk diceritakan pada orang.

"Sebenarnya kemarin aku mengatakan hal yangー cukup jahat." Dengan ragu Jiyeon memulai cerita setelah menarik napas dalam.

Mata tajam Soojung melirik, menunggu kelanjutan dari Jiyeon. Sayang, sampai menit kedua, bibir sakura itu tak kunjung terbuka. "Lalu?"

"Aku sudah membuatnya tersinggung ーsangat tersinggung,"

"Kau harus meminta maaf."

"Aku bingung bagaimana memulainya."

Raut muka Jiyeon terlihat sendu, membuat Soojung iba. Menyadari jika gengsi Park Jiyeon sangat tinggi. Sebuah pelukan hangat Soojung menyapa tubuh Jiyeon dengan tepukan lembut di punggung. Tanpa sadar kedua mata Jiyeon diselimuti kabut, partikel air merebak di pelupuk.

Beruntung guru kelas yang harus mengisi sedang keluar kota. Mereka hanya diberi tugas yang dikumpulkan di akhir jam pelajaran, sehingga tak ada yang melarang Jiyeon yang masih berpelukan erat dengan Soojung. Pun teman kelas tak ada yang peduli, sibuk dengan urusan mandiri.

Satu menit berlalu, Soojung yang pertama melerai pelukan. Mata tajam Soojung bertubrukan dengan netra rusa Jiyeon yang tampak bingung. Hingga sejurus kemudian Soojung sudah berdiri tegap menimbulkan decit suara kursi yang memekakkan telinga.

[ ✓ ]Saling; ーKim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang