×15× Rolade Ayam

2K 153 3
                                    

"Mungkin gak sih kalau bisa balikan sama mantan?"

Seakan tersambar petir bertegangan ribuan volt, Occa tersedak sesaat setelah memasukkan sesuap bakso ekstra tiga cabai ke dalam mulutnya. Gadis itu segera mengambil es teh lalu meminumnya sementara Sonya hanya menatap bingung.

"Barusan lo tanya seakan gini, apa gue bisa balikan sama Daren? Gitu, lagian tumben banget tanya begituan, biasanya paling ogah nyenggol masalah mantan, ya 'kan?"

"Iya sih, mungkin karena tingkah gak jelas Daren kemarin,"

"Biasanya juga aneh gak sih? Eh iya tadi gue lihat dia potong rambut juga, gue jadi inget janjinya buat potong rambut kalau udah nemu gebetan baru, pasti dia udah ada sekarang,"

Sonya melirik cemas ke arah Occa. Apa sebaiknya ia cerita saja pada gadis itu? Tapi ia jadi merasa seperti menjilat ludah sendiri. Ah gak usah deh paling juga cuma main-main batinnya.

"Gue jadi kepo siapa gebetan barunya,  lebih cantik dari lo atau di bawah lo?"

Sonya hanya tersenyum tipis.

"Siang mantan!"

Kedua gadis itu mendongak, Daren dengan sepiring rolade ayam lalu duduk di depan Sonya.

"Mantan," desis Sonya.

"Gue jadi inget waktu lo ngosongin kantin cuma buat makan siang sama Sonya, gila itu bucin tingkat dewa," celetuk Occa disela-sela makannya yang dibalas dengan tatapan sinis dari Sonya.

"Masih suka rolade ayam?"

"Ha? Oh masih,"

"Nih,"

"Nggak makasih, udah kenyang,"

"Kalau gitu gue balik dulu ya, mau ke kamar mandi,"

"Eh tapi--"

"Gue gak lagi ngajak debat, lanjut aja makannya,"

Sonya mengernyitkan dahi bingung. Daren yang tenang dan baik kali ini tampak begitu mencurigakan.

"Kenapa nyamperin? Masih mau bujuk buat duet?"

"Nggak, siapa bilang, cuma mau nganterin rolade ayam,"

"Udah kenyang, bawa balik aja,"

"Semakin lo nolak, gue bakal semakin semangat, tanpa lo sadari,"

"Kalau gue tetep gak mau gimana?"

Daren beranjak dari tempatnya duduk.

"Kalau lo gak makan roladenya, gue anggep lo mau duet sama gue,"

Laki-laki itu tersenyum seraya mengelus lembut puncak kepala Sonya kemudian pergi. Semudah itu.

Peace, Fight, Repeat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang