Sekarang, aku dan Daren hidup bahagia bersama. Hubungan kami berlanjut ke tahap yang lebih serius yakni pernikahan dan kami dikaruniai anak kembar.
"Ma, papa sama kakak nakal, biskuit kesukaan Nana dihabisin dan rambut Nana diginiin," aku terkejut melihat kedatangan anak perempuanku itu dengan rambut yang dikuncir tidak berturan.
"Papa sama kakak di mana?" Nana menunjuk pada ruang tamu, aku segera pergi menuju ruang tamu bersama Nana.
"Masaknya udah selesai? Lho Nana tadi papa cariin lho ternyata sama mama ya," tanya Daren yang kulihat sedang bermain bersama Dika, saudara kembar Nana.
"Ini kenapa rambut Nana kamu giniin sih? Terus ngelepasnya gimana?" tanyaku kesal seraya menunjuk rambut Nana, sementara dia hanya tersenyum lebar seperti biasa. Aku melipat kedua tanganku di depan dada.
"Lihat kak, mama sama Nana sama ya?" ujar Daren pada Dika. Anak laki-laki itu mengangguk lalu mengacungkan kedua jempolnya sambil tersenyum. Aku menoleh pada Nana yang tenyata juga bersedekap dan menggembungkan pipi sama sepertiku.
"Daren," panggilku kesal.
"Apa sayang?"
Itulah secuplik kisah dari kehidupan keluarga kecil kami. Tidak banyak yang berbeda dari masa SMA. Hanya saja dengan kehadiran dua malaikat kecil membuat hidup kami menjadi lebih berwarna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peace, Fight, Repeat [END]
Short Story"Menurut gue mantan adalah pacar yang udah kadaluwarsa. Dan rasa mantanan lebih menantang daripada rasa pacaran." - Daren Copyright2020 by Renata Sayidatul