Setidaknya aku tidak menjadi tupai bodoh yang masuk kedalam lubang yang sama
~alvano"Al, kau pikir ayah akan dengan mudah melepaskanmu?"
"Tidak ayah ampun, hiks hiks"
"Kau di lahirkan untuk apa kau tahu!!!"
"Cu.. kup ayah sakit"
Plak, bugh
"Tidaaaakkk" teriakan alvano di ruangan itu menggema begitu keras, keringat bercucuran begitu deras, jantung nya berdetak lebih cepat, nafas nya tersenggal, dan tanpa terasa air mata merembes jatuh di kedua pipi alvano.
Waktu masih menunjukan pukul 03.00 dini hari berati dia terbangun kelewat pagi, selalu mimpi itu yang terlintas di benak nya, dia benci saat saat itu, sangat.
Dan sekarang tenggorokan nya sangat sakit dan tentu saja dia butuh air untuk minum, dan sialnya, gelas di atas nakas nya habis, dan mengharuskanya untuk pergi kebawah mengambil minum di dapur.
"Den, sudah bangun? Ini masih terhitung petang, aden butuh sesuatu? Biar bibi bantu" ucap seorang asisten rumah tangga di mansion milik keluarga Smith saat melihat alvano menuruni anak tangga
"Tidak perlu" ya, hanya itu jawaban nya, sangat irit.
Setelah sampai di dapur al langsung menuangkan air putih di gelas yang ia bawa tadi, dia meminumnya begitu rakus seakan telah berlari maraton seharian
Sekarang tenggorokan nya sudah sedikit lega, dan dia benci keadaan dimana dia sudah terbangun dari tidurnya dia akan susah untuk tidur lagi setelahnya.
Akhirnya dia memutuskan untuk diam di balkon kamar nya sambil menikmati similar angin malam yang berhembus mengenai wajah nya. Tanpa sadar al tersenyum penuh arti bukan gila hanya saja dia sedang tersenyum akan setiap hal dalam hidupnya.
Tidak banyak orang yang tau tentang siapa sosok di balik Alvano Zayn Smith yang orang tau hanyalah tentang, Alvano si tampan, jenius, kaya dan beruntung, ya, alvano menertawakan pemikiran orang orang tentang dirinya, andai mereka tau bagaimana rasanya jadi alvano mungkin mereka akan memilih jadi diri sendiri.
Sosok Alvano adalah pangeran khayalan bagi kaum hawa yang melihatnya, dimanapun itu, alvano akan tetap menjadi bintang yang bersinar di ribuan bintang lain atau awan lain, menjadi most wanted di sekolah nya membuat Alvano bukan hanya digilai kaum hawa tapi juga para wanita rela melempar tubuhnya untuk Alvano Zayn Smith.
"Menjijikan" satu kata keluar dari mulut seorang Alvano saat mengingat betapa murahnya para wanita yang rela melempar tubuhnya hanya karna rupa, dan fisik.
Tanpa terasa waktu terus berputar dan sekarang sudah pukul 5 pagi, itu artinya terhitung 2 jam Alvano duduk di balkon kamar nya menikmati angin yang berhembus.
Dia memutuskan untuk mandi dan memakai seragam sekolah nya, Alvano turun kebawah setelah selesai dengan ritual mandi nya dan pakaian sekolah nya.
"Den, bibi udah masakin aden makanan kesukaan aden" ucap bi marni asisten rumah tangga keluarga Smith, ah, mungkin lebih tepat di katakan sebagai kepala pelayan.
"Saya mau makan roti"
"Kalau gitu biar bibi yang buatin ya den"
KAMU SEDANG MEMBACA
Soteriophobia (on going)
Teen Fiction"K-kau pe-pergi kumohon jangan mendekat" tubuhnya bergetar hebat, isak tangisnya mengiringi langkah nya yang kian memundur. "Berhenti bergerak mundur sayang" Pria itu hanya diam dengan wajah datar nya yang selalu ia pasang, tidak ada kata yang bisa...