Chapter 3

136 18 2
                                    

Anggap aku sebagai orang yang kau sayangi sekarang, bukan perwujudan dari masa lalu.
~Ra!






Setelah pertikaian nya dengan aldo, aca menjadi lebih pendiam, tidak seperti biasanya. Aca yang biasanya adalah manusia paling rempong, paling bawel, dan paling kenceng kalo masalah ketawa.

"Emm...caa lo gapapakan?" tanya rachel seraya mengelus lengan kanan aca.

"Iya caa lo kenapa?" ucap sisil dengan suara amat pelan agar guru killer di depan nya ini tidak curiga.

"Caa lo kalo ada masalah cerita ama kita biar kita bisa bantu" ucap kia yang duduk di belakang aca.

"Gapapa kok gue baik baik aja" suara nya terdengar lirih, tidak seperti aca biasanya.

"Ini mah bukan lo banget ca" sanggah rachel

"Baik baik gundulmu!" teriak kia sembari menggebrak meja, otomatis seluruh anak kelas dan guru killer bahasa inggris itu menoleh ke arah kia dengan pandangan yang amat sangat tajam, tamatlah riwayat kia hari ini, semoga dewa keberuntungan mau sedikit memberikan toleransi untuknya. 

"Kiala Syahwa! Kamu sudah malas belajar pelajaran saya? Dari tadi saya perhatikan kamu dan teman kamu itu tidak konsen pelajaran saya, apa sebenarnya yang kalian bicarakan sampai saya tidak kamu perhatikan?" teriak bu lala. Tamatlah riwayat kia, mulut nya sangat tidak bisa di kontrol, dan sekarang dia hanya menunduk dan meremas kuat rok nya.

"Ibu kok nyuruh kia merhatiin ibu? Emng ibu kurang perhatian?" damn!  sisil, dia polos di waktu yang tidak tepat, hampir seluruh kelas nya menertawakan ucapan bodoh Pricilia Arganta.

Dan sekarang rachel sedang menatap tajam sahabat nya itu, apa apaan ini, mulut mereka memang benar benar.

"Kamu sudah mulai berani sama saya sekarang Pricilia?!" teriak bu lala menggelegar "sekarang kalian keluar dari ruangan kelas sampai jam pelajaran habis, setelah itu kalian bersihkan kelas kalian tanpa bantuan murid lain!"

"But mrs, that's not fair" keluh kia

"No rejections, otherwise the laws will be executed".

"Tapi mrs yang ngobrol bukan kita aja rachel sama aca juga, jadi kita keluar nya bareng mereka ya" sisil memang yang terbaik, dalam hal segenting ini dan tampang polos nya itu memang butuh blush on alami.

"Terserah, yang penting kalian keluar dari sini SEKARANG!"

Dengan berat hati mereka ber 4 pergi dari kelas dengan menghentakan kaki nya, diluar kelas tak henti hentinya rachel mengumpat untuk temanya itu, kia yang terus menyumpahi bu lala, dan sisil yang hanya melihat mereka berdua dengan tatapan bingung.

"Kalian mondar mandir mulu, dah kek setrikaan, pusing gue liat nya" ujar sisil.

"Hah? Hellooo miss sisil gue kek gini juga karna elo kali" kesal rachel.

"kali kali jadi anak bandel, kalo diturutin terus ga seru" uacapan enteng itu tentu saja keluar dari mulut cantik kia. "Mending kita ke taman sekolah sambil kita tagih utang penjelasan dari aca" lanjutnya.

Aca yang merasa namanya di panggil pun menoleh kan kepalanya ke arah kia, kenapa semua ingin sekali penjelasan, apakah tidak bisa menunggu waktu yang lebih tepat.

Soteriophobia (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang