Sedih

12 1 0
                                    

"Mari kita membuat janji kalau kalian akan tetap bersama meskipun nantinya tak ada aku"

"Aku mencintai kalian"

.
.
.
.
.
.

Semua tersenyum mendengar kata HyoRi mereka berjanji akan selalu bersama
Tapi ada yang membuat mereka ganjal dengan perkataan HyoRi tadi

"Kami juga mencintaimu HyoRi" Taehyung tersenyum hangat pada HyoRi mungkin itu yang pertama kali Taehyung tersenyum hangat biasanya dia hanya tertawa tak pernah tersenyum seperti itu
Entah mengapa hati HyoRi menghangat melihat senyum Taehyung bahkan jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya
.
.
.
.

HyoRi meletakkan hasil lab itu di laci nakasnya berharap bibi hana tidak menemukannya
HyoRi merebahkan diri di kasurnya dia menatap langit langit rumahnya berharap semua akan baik baik saja
Hatinya perih mengingat kenyataan pahit itu HyoRi menangis dalam diam meratapi segalanya
Semua kenangan bersama sahabatnya,bibi hana bahkan bersama appa dan eommanya di waktu kecil
HyoRi tak kuat lagi menahan tangisnya dia mulai terisak kecil air matanya lolos begitu saja dari pelupuk matanya

"Nona" bibi hana masuk ke kamar HyoRi membuat HyoRi terkejut dan langsung menyeka.air matanya
"Ada apa hum?" Tanya bibi hana
"Tidak...tidak apa apa bi..ada apa?"
" kau menangis HyoRi? "Iya itu bibi hana dia tidak memanggil 'nona' ketika keadaan seperti ini
"Tidak bibi Hyo tidak menangis kok...untuk apa? " Elak HyoRi
"Jangan bohong Hyo-ya kau tak bisa berbohong pada bibi"
"Tidak bibi hana aku tak menangis"
" lalu ini apa?" Tanya bibi hana yang menunjuk bekas air mata di dekat ekor matanya
"A-aah itu tadi HyoRi kelilipan debu bibi..bukan menangis"
"Oooh begitu bibi kira kau menangis"
"Hahaha tidak bibi..HyoRi kan sudah besar dan untuk apa HyoRi menangis"
"Iya kai benar nona kecilku ternyata sudah besar" tersenyum lalu mengelus kepala HyoRi
HyoRi hanya nyengir diperlakukan seperti itu

"Bagaimana hasilnya Hyo-ya?"
"Masih belum keluar hasilnya bi katanya masih beberapa hari lagi"
"Eoh?kenapa? " mengernyitkan dahi
HyoRi mengedikkan bahu
"Entahlah bi, emmm bibi...HyoRi mengantuk ingin tidur"
"Baiklah bibi akan keluar...Jaljayo nona"mengecup limcak kepala HyoRi
"Nado Jaljayo bibi hana"

HyoRi duduk di bangku koridor sekolah tak seperti biasanya yang akan ikut bergabung dengan sahabat sahabat nya itu di kantin
Jungkook sudah mengajaknya tadi tapi HyoRi menolak dengan alasan kalau dia ingin pergi le perpustakaan
Mendengar itu membuat Jimin Taehyung dan jungkook terkejut pasalnya HyoRi tak pernah ke perpustakaan jika memang sudah terpaksa

Eunha dan Jieun mengahampiri HyoRi di bangku koridor

"Kenapa kau disini? Tumben tak bergabung dengan mereka? " tanya Eunha
"Kenapa? Masalah? "Sulut HyoRi ...tak bermaksud untuk mencari gara gara tapi HyoRi memang tak suka dengan Eunha dan kawanannya itu
"Aku hanya bertanya kenapa kau malah terlihat tak suka"
"Memangnya kapan aku pernah menyukaimu Eunha-sshi?"
"Kau-"

"HyoRi"
Seseorang tiba tiba memanggil HyoRi

"Sungjae? Ada apa?" Tanya HyoRi
"Aah itu...kau dicari oleh Seokjin sunbae"
"Ada apa?"
"Aku juga tidak tau HyoRi...sebaiknya kau datangi saja dia"
"Aah baiklah terima kasih sungjae-ah dan kau Eunha-sshi
Sepertinya aku tak bisa menemani mu bergelud...tapi lain kali aku akan menemani mu oke" HyoRi tersenyum meremehkan
"Dasar bocah kurang ajar...
Baiklah aku menunggu saat saat itu Kim HyoRi" menyeringai

HyoRi kembali merasakan sakit menyerang kepalanya lagi
Tapi beruntung dia membawa obat yang diberikan oleh dokter waktu itu
HyoRi meminumnya tanpa ada seorang pun yang melihatnya
Tapi sepertinya tidak

"HyoRi? "
HyoRi tersentak dan segera dia menyembunyikan botol obat itu
"Yo-yoongi O-oppa"
"Apa yang kau makan?"
HyoRi menelan ludahnya kasar ternyata Yoongi melihatnya
"Ap-apa maksu oppa? Aku tak.memakan apa apa" elak HyoRi
"Jangan berbohong HyoRi"tegas Yoongi yang membuat HyoRi semakin takut
"Aku tidak berbohong oppa...sungguh"
Yoongi menatap tajam HyoRi
"Baiklah aku percaya tapi jika kau ketahuan bohong HyoRi...aku akan sangat marah padamu"
"Silahkan kau memarahiku jika kau tau kalau aku berbohong oppa"
"Ya baiklah aku akan melakukan nya"

"Lakukan saja oppa...karena pada saat itu mungkin aku sudah tidak ada" lirih HyoRi Yoongi mendengarnya tapi tak terlali jelas
"Apa kau mengatakan sesuatu?"
"Eeh? Tidak oppa aku hanya diam saja"
"Ooh yasudah ayo ke kantin mereka sudah menunggumu"
"Ya baiklah"

satu bulan lagi mereka akan ujian akhir semester
Dimana mereka harus belajar dengan giat agar mendapatkan nilai yang bagus
Bahkan menjaga kesehatan juga perlu
Seperti yang dikatakan seokjin saat mereka berada di kantin

"Ujian sudah dekat kalian berempat rajin rajinlah belajar mengerti"

"Nee hyung kami mengerti" jawab Jimin
"Bagus..dan satu hal lagi JAGA KESEHATAN KALIAN" ucap seokjin penuh penekanan pada kalimat akhir




Jeon Jungkook terlihat sedang duduk di bangku taman belakang sekolah dia sedang melamun entah apa yang dipikirnya
Jimin menghampirinya dan menepuk lembut bahu jungkook
Jungkook menoleh sedikit kaget karena tiba tiba saja Jimin datang

"Ada apa kook"
"Aah hyung kau mengagetkan ku"
"Hahaha maaf...kenapa kau disini? Aku mencarimu sejak tadi...apa ada masalah? "
"Tidak hyung hanya ingin sendiri saja"
"Tumben biasanya kalau jam kosong seperti ini kau akan bergabung dengan kita"
"Haa~entahlah hyung aku hanya ingin sendirian sekarang"

Jimin hanya mengangguk paham dengan perkataan jungkook
Jimin ikut menyandarkan punggungnya ke bangku dan menatap langit yang begitu cerah hari ini

"Hyung apa dia mencintai ku"
Tiba tiba jungkook berkata seperti itu
Jimin tak paham dengan kata jungkook dia hanya mengerutkan dahinya

"Apa maksudmu kookie? Siapa yang mencintai mu?"

"Apakah salah jika seseorang mencintai sahabatnya sendiri? Aah maksudku apa itu bisa dikatakan cinta atau hanya sekedar perasaan nyaman sebagai sahabat"

Jimin paham sekarang
Paham jungkook berkata apa dan tau arah pembicaraan kali ini
"Kook-ah...kau tau cinta itu akan datang sendirinya bahkan terkadang kita pun tak pernah merasa bahwa cinta itu sudah tumbuh dihati kita" tetap menatap langit sedangkan jungkook menatap bagaimana Jimin berbicara

"Kau benar hyung..bahkan aku juga tak sadar dengan perasaan ini...bodoh" jungkook tersenyum pahit karena kebodohan nya itu

"Kau tak bodoh kookie-ya hanya saja perasaan itu datang secara tiba tiba dan kau pasti selalu menyangkal hal itu bukan"
"Kukira perasaan ku salah hyung...kau benar...aku...aku selalu menyangkal hal itu"
Jungkook juga ikut menatap langit dengan tatapan sendu

"Kau mencintai nya kook"
Bukan pertanyaan tapi itu sebuah pernyataan dari Jimin untuk jungkook
Jungkook hanya tersenyum getir mendengar itu tak bisa menjawab
"Kau mencintainya jeon jungkook...kau tak bisa menyangkal lagi..." lanjut Jimin
"Aku juga tak tau hyung"
"Cepatlah sadar dengan perasaanmu itu kookie-ya dan setelah kau yakin dengan perasaan mu ungkapkan lah segera sebelum dia dimiliki orang lain"
"Akan ku coba hyung"
Jimin dan Jungkook tak sadar jika sedari tadi seseorang menguping pembicaraan mereka berdua

Taehyung memejamkan matanya setelah menerima kenyataan bahwa ternyata dia mencintai satu orang yang sama dengan jungkook
Ya Taehyung yang menguping pembicaraan Jimin dan Jungkook
Dia tak berniat menguping hanya saja awalnya dia ingin memanggil mereka namun pendengaran nya menangkap sesuatu dari pembicaraan mereka dan segara dia bersembunyi di balik pilar
Sekarang Taehyung tak tau harus berbuat apa menjauhinya atau hanya diam saja tapi itu menyakitkan untuk Taehyung tak mungkin baginya menjauhi orang yang dia cintai tapi bagaimana dengan jungkook dia juga berharga untuk Taehyung




"Maafkan aku Kookie-ya"
.
.
.
.
.

My Last ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang