Kencan Buta?

402 23 6
                                    

     Pagi ini Hanna sedang bersiap untuk pergi bertemu seorang namja. Entah ia akan diajak kemana karna Hanna pun hanya tau kalau ia akan menjemput Hanna di apartemennya.
Hanna hanya mengenakan kemeja abu dengan kaus hitam didalamnya, dan skinny jeans hitam serta bots hitam kesayangannya. Rambut panjangnya ia biarkan terurai bebas.

     Tepat setelah ia selesai bersiap telfonnya berbunyi dan ia segera turun menemui namja itu.

   "Apa kau sudah lama?" Tanya Hanna setelah memasuki mobil.
   "Ah tidak juga, aku sampai dan langsung menelfonmu." jawab pria dihadapan Hanna.
   "Apa kau sudah siap?" tanyanya.
   "Tentu, memang sebenarnya kita mau kemana? Kenapa tidak mengajak yang lain?" tanya Hanna bertubi-tubi.
   "Nanti kau juga akan tau. Kau tau rasanya ketika kau melihat orang yang sama selama bertahun-tahun setiap hari? Dan aku sedang merasakannya." Jawab pria itu dan mereka tertawa bersama, bersamaan dengan ia menancap gas meninggalkan pelataran apartemen Hanna.

     Sekarang mereka sudah sampai ditaman hiburan dan mereka sedang menaiki bianglala.
Sebenarnya Hanna gerah menatap pria didepannya ini. Bukan, bukan muak tapi bayangkan saja dengan udara yang panas pria didepannya ini mengenakan kaus putih, ripped skinny jeans, spatu kets. Terlihat normal? Ya tentu jika hanya itu yg pria itu kenakan tapi ia juga mengenakan mantel dan juga masker. Ketika ditanya mengapa menggunakan pakaian seperti itu ia hanya menjawab agar penyamarannya tidak ketahuan. Penyamaran? Ya pria yang bersama Hanna saat ini adalah Koo Junhoe iKON.
     Setelah selesai menaiki bianglala mereka melanjutkan permainan yang lain mulai dari wahana extrem sampai istana boneka, itupun karna June yang penasaran dengan dalamnya.

   "June-ssi setelah ini kita akan kemana? Tanya Hanna sembari menunggu makanan mereka datang. Ya setelah berputar-putar mereka akhirnya memilih untuk memberi makan cacing diperut mereka.
   "Sepertinya aku ingin masuk kerumah hantu, kenapa? Apa kau sudah lelah? Apa kau bosan? Apa kau tidak mau menemaniku?" tanya June bertubi tubi sembari memanyunkan bibirnya.
   "Ahahaha kau lucu sekali, tentu saja aku mau, kenapa juga aku bosan kalau kau terus bersenandung dan mengoceh seperti beo" jelas Hanna.
   "Baiklah aku anggap itu sebagai pujian, trimakasih." mereka terkekeh bersamaan dengan pesanan mereka datang dan mereka makan dengan tenang.

     Setelah selesai dengan urusan perut mereka pergi kerumah hantu sesuai keinginan June. Tapi anehnya June malah yang terlihat pucat karna ketakutan dari sebelum mereka masuk.

   "June-ssi apa kau yakin akan masuk kesana?" tanya Hanna.
   "Tentu saja aku yakin. Kenapa? Apa kau takut Hanna? Tenang saja kan ada aku, kau bisa bersembunyi dibelakangku." jawab June yakin, walau terlihat jelas kalau sebenarnya dialah yang ketakutan mendengar suara-suara dari dalam.
   "Baiklah kalau kau yakin, kajja." Hanna mendorong June untuk masuk.

"Hanna tapi sepertinya kau akan lebih aman jika didepanku, jadi aku bisa mengawasimu dari belakang." ucap June menyuruh Hanna berjalan didepan setelah mulai memasuki lorong-lorong rumah sakit.
"Baiklah." Hanna berjalan mendahului June.

Mereka menyusuri lorong demi lorong dan posisinya sekarang adalah June bersembunyi dibelakang Hanna.

   "Yak June-ssi kau yg punya ide untuk masuk rumah hantu kenapa juga kau bersembunyi dibelakangku?" tanya Hanna.
   "Yak Hanna aku ini melindungimu dari belakang bukan bersembunyi, lebih baik kau cepat jalannya agar kita cepat sampai." ucap June, Hanna hanya mendengus mendengarnya dan memepercepat langkahnya.

     Setelah keluar June langsung berlari ketoilet dan itu membuat Hanna tertawa akan tingkah ajaibnya. Hanna membeli minum sembari menunggu June karna ia pikir setelah ini mereka akan pulang karna hari sudah mulai sore.

   "Hanna ternyata kau disini aku mencarimu dipintu keluar tidak ada." Panggil June, yg malah dijawab tawa oleh Hanna karna teringat bagaimana muka ketakutan June tadi.
   "Aku membeli minuman untukmu, ini." Jawab Hanna setelah menyelesaikan tawanya.
   "Kenapa kau tertawa lagi? Terimakasih." tanya June dan mengambil minuman dari tangan Hanna.
   "Tak apa aku hanya teringat wajah ketakutanmu tadi dan bagaimana kau lari terbirit-birit ketoilet." Jawab Hanna diiringi tawanya.
   "Yak Kim Hanna jangan lupakan wajah ketakutanmu tadi diroller coaster, aku bahkan memiliki fotonya." ujar June tak mau kalah.
   "Hahaha baiklah baiklah, lebih baik kita pergi sekarang, sudah mulai sore." ucap Hanna sambil menggandeng june ke tempat parkir.

     June fokus mengendarai mobilnya, sedangkan Hanna duduk disampingnya dengan mulut yang tak berhenti mengunyah makanan. June sesekali terkekeh karena melihat Hanna yg sangat menggemaskan, kedua pipinya menggembung seperti akan meletus sebentar lagi karna makanannya itu. Setelah 15 menit perjalanan mereka akhirnya sampai di tempat tujuan berikutnya.
     Jika kalian berfikir mereka akan langsung pulang, maka itu adalah kesalahan. June mengajak Hanna untuk melihat sunset dipantai, padahal sekarang belum cukup sore untuk melihat sunset.

   "June-ssi kau tidak mengajakku kemari untuk berenang kan? Karna kalau iya aku tidak akan mau." ucap Hanna.
   "Tentu saja tidak, lagipula aku juga tidak membawa baju ganti. Aku hanya ingin melihat sunset disini, karna aku pernah dengar jika tempat ini akan terlihat lebih indah saat sore hari." ujar June.
   "Ahh baiklah, tapi bukankah ini tidak terlalu awal untuk melihat sunset?" tanya Hanna bingung karena sekarang matahari masih terlihat jelas diatas sana.
   "Ya aku tau tapi kupikir daripada kita berputar putar ketempat lain untuk menunggu sunset lebih baik kita menunggunya saja disini. Apa kau keberatan disini bersamaku?"
   "Oh baiklah aku mengerti, yak Koo Junhoe jika aku keberatan bukankah aku lebih memilih untuk tidak pergi denganmu dari awal dan lebih memilih tidur siang?" ketus Hanna.
   "Aku hanya bercanda Hanna. Oh ya kau tunggu disini aku akan kesana  sebentar. Kau jangan kemana mana, aku segera kembali." ucap June dan berlalu meninggalkan Hanna.
   "Aish yak June kau mau kemana.
Menyebalkan sekali orang itu, untung saja kau anggota iKON kalo bukan sudah aku tinggalkan dia disini." gerutu Hanna.
   "Jangan menggerutu seperti itu kau tampak lebih menyeramkan kalau seperti itu." ujar June mengagetkan Hanna sambil memberikan kelapa muda.
   "Memang aku menyeramkan. Kau membawa apa ditanganmu?" tanya Hanna yg melihat June menggenggam sesuatu.
   "Ah ini tadi aku melihat penjual aksesoris disebelah sana dan membeli gelang ini, satu untukku dan satunya untukmu. Apa kau mau memakainya?" tanya June memberikan gelang kepada Hanna.
   "Waah tentu saja aku mau, dan ini akan terlihat cantik ditanganku lihatlah. Gomawo June-ssi." ucap Hanna sambil memperlihatkan gelang di pergelangan tangannya sambil tersenyum.
  
     Tanpa sadar June memperhatikan Hanna yg tengah fokus dengan gelangnya. Hanna terlihat cantik dengan sinar kemerahan sunset ditambah dengan angin yg menerbangkan rambut panjangnya.

   "Yeppo." gumam June tanpa sadar.
   "Mwo? Apanya yg cantik?" tanya Hanna.
     June yang mendengar pertanyaan Hanna jadi kalang kabut.
   "Ge gelangnya terlihat cantik ditanganmu iya itu." ucap June gelagapan sambil menggaruk tengkuknya yg tak gatal.
   "Aaah gelangmu juga cantik." ucap Hanna memperhatikan gelang yg dipakai June.
   "Tentu saja cantik, gelangnya saja sama dengan yg kau pakai Kim Hanna." ucap June gemas.
  
     Mereka menikmati sunset sore itu dengan canda dan tawa, sambil sesekali bertukar cerita.

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

🍂🍂

Holaaaa masih ada yg nungguin nih wp gak sih? Aku kasih rada panjang dikit nih.
Gilak ini wp terngaret aku rasa, satu part aja up nya berbulan". Mau halu aja harus nungguin dulu😂
Mohon bersabar ya readers buat ngadepin makhluk kaya saya.

With the Boys (iKON) [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang