Terlihat seorang yeoja menangis tersedu-sedu dengan penampilan yg sudah berantakan, dan sesekali berteriak menumpahkan kesedihannya, tidak memperdulikan orang disekitarnya. Ya yeoja itu adalah Kim Hanna yg sedari 2 jam yg lalu masih menangis, melupakan jam makan siangnya, mengabaikan janjinya pada Karin untuk menghubunginya, yg dia lakukan hanya menangis menumpahkan semuanya.
"Apakah benar? Apakah itu mungkin? Kenapa dia pergi? Bagaimana bisa?"
Ya pertanyaan-pertanyaan itulah yg terus berputar dikepalanya, yg ingin ia tanyakan pada seseorang yg bisa menjawab semua pertanyaan itu. Ketika Hanna masih menunduk menyembunyikan wajahnya dan masih berusaha menenangkan dirinya, ada seorang namja yg mendekati Hanna tanpa membuat si empunya sadar."Apa yg sedang kau lakukan disini sendiri? Tidak sedang mencoba untuk bunuh diri kan?" terdengar tawa dari namja itu.
Hanna tidak menjawab bukan karna dia tidak mengerti bahasa Korea tentunya tp karna ia berfikir hanya namja aneh yg ingin mengganggu, juga terlihat pakaiannya yg aneh menggunakan topi dan masker.
"Apa kau mau minum?" namja itu duduk disebelah Hanna dan memberi sebotol air kepada Hanna. Yang ditanggapi Hanna dengan was-was karna ia tak mengenal namja itu tentunya. Tapi setelah melihat tidak ada yg mencurigakan dari botol itu ia langsung berterima kasih.
"Aku sedari tadi disini dan melihatmu begitu kacau disini sendiri setelah temanmu pergi, apa ada masalah? Mau cerita? Ya biasanya setelah menumpahkan semuanya dengan bercerita bisa mengurangi bebanmu, walaupun mungkin aku tidak bisa memberi saran setidaknya kau bisa sedikit lega, itu juga kalau kau mau." ucap namja itu panjang lebar, yg menyadari gadis disebelahnya ini mengacuhkannya karna mereka memang tidak saling kenal."Kalau dia tau aku kesini dengan Karin bukankah namja ini sudah cukup lama disini? Memangnya dia sedang apa sampai selama itu disini kalau aku saja sudah hampir 2 jam disini." batin Hanna
"Aku hanya sedang memikirkan seseorang." hanya kata itu yg mampu keluar dari mulut Hanna.
"Apa kau baru putus dengan kekasihmu smapai terlihat kacau seperti ini?" Tanya namja itu lagi
"Hahaha bahkan ini lebih menyedihkan dari putus cinta. Tapi sepertinya kau pun sama menyedihkannya denganku, lihat saja penampilanmu." Entah bagaimana tiba-tiba saja Hanna bisa merasa dekat dan ingin bercerita dengan namja ini. Mungkin memang benar yg dikatakan namja ini tadi yg dibutuhkannya adalah teman bercerita, karna sedari tadi Karin bertanya pun ia malah memilih bungkam."Memangnya masalah apa sampai itu bisa lebih menyedihkan dari putus cinta?" Dan namja ini memilih untuk tidak memikirkan perkataan Hanna yg terakhir karna dia malah lebih tertarik mendengarkan Hanna.
"Mungkin jika kau mendengarnya kau akan menertawakanku. Aku sedang memikirkan orang yg sangat aku sayang padahal bisa dibilang dia pun tidak mengetahui perasaanku. Tapi masalahnya bukan itu, namja itu sekarang sedang dalam masalah besar yg mungkin bisa saja sebenarnya dia tidak melakukan apapun atas tuduhan yg dituduhkan kepadanya. Aku benar-benar ingin menguatkannya, aku ingin merangkulnya, tapi bahkan dia diluar jangkauanku jangankan untuk merangkulnya hanya untuk sekedar bertatap dengannya pun aku tidak bisa." Hanna mulai terisak kembali
"Memangnya sejauh itu darimu? Sampai hanya bertatappun kau tidak bisa? Memangnya dia tinggal dibagian negara sebelah mana?" cerocos namja itu
"Entahlah sekarang dia dimanapun tidak ada yg tahu, dia tiba-tiba saja menghilang seperti ditelan bumi" isak Hanna
"Aku benar-benar ingin menguatkannya, aku ingin mengatakan semuanya akan baik-baik saja tapi bagaimana caranya, dia sekarang pasti sama menyedihkannya denganku, pasti dia merasa bahwa dirinya membuat beban untuk orang-orang terdekatnya, pasti sekarang ia sedang menyalahkan dirinya, aku tidak mau kalau sampai terjadi sesuatu kepadanya." isak Hanna semakin menjadi-jadi.
"Pasti dia sangat beruntung ada orang yg menyanyanginya seperti dirimu. Tapi dengarkan aku, ya mungkin kita memang tidak saling mengenal tapi dengarkan, bagaimana kau akan menguatkannya sedangkan kau sendiri sekacau ini? Kau harus membuat dirimu kuat dahulu sebelum kau mencoba menguatkan orang lain. Setelah itu temui ia dan kuatkan namja itu" ucap namja itu meyakinkan.
"iya kau benar aku harus menguatkan diriku, tapi sepertinya untuk menemuinya itu tidak mungkin bisa terjadi" ucap Hanna yg sudah mulai tenang.
"Wae? Bukankah tidak ada yg tidak mungkin di dunia ini?" yakin namja itu lagi
"Ya baiklah, aku sudah bercerita tentang kenapa aku bisa semenyedihkan ini, tapi bukankah tidak adil jika kau tidak menceritakan masalahmu kepadaku juga?" ucap Hanna
"Apa kau sungguh ingin tau?" tanya namja itu.
"Tentu saja karna aku sudah bercerita kepadamu, jika kau tidak bercerita juga bukankah itu tidak adil?" gerutu Hanna
"Ya baiklah kalau kau memaksa aku akan bercerita." ucap namja itu
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
With the Boys (iKON) [slow update]
FanficCerita seorang FANGIRL bernama Kim Hanna dan 7 laki-laki tampan