-Untukmu laki-laki berdimple.
Sekali saja kamu liat aku,
Sekali saja kamu menghargai semua perhatianku.Meskipun di luar aku terlihat seperti orang yang bodoh karena selalu tersenyum dihadapanmu,tapi sesungguhnya hatiku sakit ketika kau memilih mengacuhkanku.
Mungkin di matamu aku seperti gadis yang tidak punya malu dan murahan karena selalu membuntutimu dan mengatakan suka kepadamu secara terang-terangan.
Dan itu tidak hanya sekali,tapi berkali-kali.
Aku melakukan hal itu karena aku bukanlah gadis pendiam yang hanya akan berdiam diri memendam perasaannya begitu saja dan melihatmu hanya secara jauh.
Dan nanti jika orang yang kusukai itu punya pacar aku hanya akan menangis di dalam kamar sambil meratapi nasibku.
Aku tidak akan tahan jika melakukan hal seperti itu.
Lebih baik aku mengungkapkan perasaanku terlebih dahulu meskipun belum tentu kamu menyukaiku atau tidak,sekiranya hatiku lega dan tidak tersiksa.
-Dariku,gadis yang sangat
mengagumimu
"Jaemin-Jeno kalian jaga kakak kamu ya,jangan biarin dia keluyuran lagi." Lisa memperingati kedua anak kembarnya itu yang sedang sibuk bermain-play station.
Jaemin dan Jeno lantas menoleh ke arah mamanya lalu tersenyum. "Yes mom." Ucap mereka bersamaan.
Ia lalu mencium dahi Jaemin dan Jeno setelah itu keluar dari kamar mereka.
"MAMAH SAMA PAPAH KELUAR DULU."
"IYA MAH PAH."
Lili terbangun karena mendengar teriakan itu.Ia lalu mengambil ponselnya yang berada di atas meja.
Jam lima sore.Oke,mungkin dirinya terlalu kelelahan lalu ketiduran sehabis pulang sekolah tadi.
Ia menyibakkan selimut yang membungkus seluruh tubuhnya lalu bangkit dan duduk sebentar-mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu.Setelah itu berdiri dan berjalan keluar.
Ceklek
Lili masuk ke kamar si kembar dengan wajah bantalnya dan rambut yang berantakan seperti singa.Ia lalu menjatuhkan dirinya kembali ke atas kasur empuk milik si kembar.
Jaemin dan Jeno melirik sebentar ke belakang.Mereka menggeleng-gelengkan kepalanya melihat penampakan kakaknya yang sedang tidur.
"Baru juga bangun udah molor lagi." Jeno meletakkan alat ps-nya terlebih dahulu kemudian menyelimuti kakaknya.
Jaemin tertawa lirih sambil menoleh ke arah Jeno. "Kayak gak tau kak Lili aja lo jen." Kemudian ia berganti menatap kakaknya yang sedang mendengkur.
Jeffrey menendang-nendang bola yang ada di dekat kakinya dengan gerakan tak semangat.
Ia akhirnya mengambil bola tersebut kemudian masuk ke dalam rumah.Langkahnya terhenti ketika menuju ke dapur.Kemudian membuka kulkas.
"Kamu gak futsal Jeff?Tumben"
"Lagi males mah." Jawabnya sambil menuangkan air putih ke dalam gelas.
Ia lalu meneguknya sampai habis setelah itu meletakkan gelas kosong tersebut ke meja makan. "Papah mana?"
"Papah kamu ya kerjalah."
Ibu dari dua anak tersebut lalu melangkah mendekat ke meja makan kemudian mengambil gelas yang tadi dipakai oleh Jeffrey lalu meletakkannya kembali ke tempat semua.
Jeffrey mengangguk-anggukkan kepalanya kemudian melenggang pergi. "Aku ke kamar dulu mah."
"Iya."
Ting!
Jeffrey berhenti ketika ponselnya bergetar.ia kemudian mengambil ponselnya kemudian membuka notifikasi yang masuk.
+6280117xxxxx
Hai Jeffrey,
Aku Lili. Masih ingat gak
sama aku?
Cewek berponi yang ngejar-ngejar
kamu kemarin di koridor.
Semoga kita ketemu lagi yang besok Jeff.Love you ❤
Setelah membaca pesan itu,ia langsung menghapusnya dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya.
Gimana nih sequelnya?Maaf jika mengecewakan karena tak sesuai dengan harapan atau ekspetasi kalian.