Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⤵️⤵️⤵️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di atas motor Lili tak henti-hentinya berbicara meskipun sang lawan bicara tidak menjawabnya. Entah apa yang terjadi dengan gadis itu,
Dia seperti orang yang baru saja mendapat setumpuk uang.
Ya,gadis itu terlihat sangat bahagia sehingga Mark penasaran dan ingin tahu apa yang membuat gadis yang sedang diboncengnya ini begitu bahagia.
"MARK LO PUNYA PACAR GAK?" Tanya Lili kencang yang untungnya di dengar oleh Mark.
Mark melirik Lili dari arah spion.Ia tersenyum bahagia begitu melihat Lili, "KENAPA EMANGNYA,LO MAU YA JADI PACAR GUE?" Teriak Mark tak kalah kencangnya dengan sedikit menggoda Lili.
Lili langsung memukul bahu Mark kencang untung saja tidak sampai oleng. "WE JUST FRIEND MARK."
"OH SERIOUSLY?!" Ia suka sekali menggoda gadis cantik dibelakangnya ini.
"YES!"
Mark membelokkan motornya lalu tepat di depan rumah yang mewah dan besar ia berhenti. "Okay-okay princess i'm just kidding."
Pria berdarah Canada—Indonesia itu kemudian turun dari motor lalu melepas helmnya dan meletakkannya di atas motor.Setelah itu Mark berbalik,ia terkejut ketika melihat Lili yang masih duduk di sana lengkap dengan helm yang maaih menempel di kepalanya.
"Gilak ni rumah apa istana bagus banget,pasti enak nih buat di pamerin sama temen-temen.Wahh" Kagum Lili
Kedua mata bulat itu masih menatap rumah yang ada di depannya,Menghiraukan Mark yang kini sudah mulai menatapnya jengah.
Akhirnya Mark pun meninggalkan Lili tanpa gadis itu sadari.Saat ia akan maauk ke dalam rumah,Mark berhenti dan menoleh kembali ke belakang dan gadis itu masih sama seperti tadi.
Setelah itu ia masuk ke dalan rumah sendiri,nanti juga kalo gadis itu sadar akan masuk-masuk sendiri.
"Gue suruh aja papa buat beli rumah lagi kek gini,Gue boleh kan Mark kesini lagi?"