YOU-9

21 6 4
                                    

Selamat membaca~

''Gue duluan ya Ren. Lu pulang sama Suhokan?"ucap Rose yang kini membawa tas nya.

Sejak tadi mereka berdua hanya berada di kantin sampai jam kuliah mereka habis.

Irene membereskan buku - buku nya dan bersiap untuk pulang.

''Irene'' Panggilnya yang membuat Irene terdiam namun ia enggan untuk membalikkan tubuhnya.

Suho menghampiri Irene dan berdiri tepat di depan gadis itu.
''Bisa kita bicara sebentar?''tanya Suho menatap mata Irene, namun yang di tatap kini menatap kearah lain.

Irene terus diam hingga akhirnya ia menatap Suho saat cowok tersebut menghembuskan nafasnya dengan kasar dan berbalik meninggalkan Irene.

Irene terus menatap punggung Suho yang kini kian menjauh dan akhirnya menghilang dari pandangan Irene.

Irene terdiam sesaat namun setelah itu ia berjalan meninggalkan kantin.

''Irene''teriaknya saat Irene sedang berjalan melewati parkiran.

''Masih inget gue kan?"ucap cowok itu dengan nafas yang sedikit tersengal - sengal.

''Ada apa?''tanya Irene yang mengedarkan pandangannya pada seseorang yang sedang menaiki motornya disana.

''Jadi ngomong?"tanya Irene lagi dan menatap cowok dihadapannya saat motor Suho hampir dekat dengan mereka.

''Nama gue Mingyu. Gue nemuin lu buat ngomong sesuatu yang penting. Mau ikut gue buat ngomongin ini? '' tanya nya pada Irene.

''Maaf gue gak bisa" tolaknya.

''Kalau gitu gue antar lu pulang mau? Mungkin aja nanti bisa gue omongin ini di jalan"ucapnya dan mengajak Irene menuju motor Mingyu yang sedang di parkir.

Motor Mingyu membelah jalan kota yang begitu padat dengan kecepatan sedang Mingyu mengendarai motornya, sedangkan Irene diam saja.
''Rene" panggil Mingyu dengan sedikit kencang.

Yang dipanggil terus saja terdiam atau mungkin ia tidak mendengarnya.

***

Dilain tempat, Suho yang baru sampai kini dengan cepat bergegas ke kamarnya.

Ia terus merenungkan diri dan berpikir bahwa ia seharusnya mengatakan saja pada Irene, setelahnya ia melakukan sesuatu jika Irene tidak bisa membalaskan perasaannya.

Suho menatap langit sore yang kini mulai membiru dari teras namun pandangannya teralihkan saat sebuah motor memasuki pekarangan rumah dan Suho menatap seseorang yang membuat dirinya seperti ini.

Suho terus saja menatap Irene dan yang ditatap kini balik menatap Suho namun sebentar saja setelahnya ia menatap cowok yang sedang bersamanya.

Malam harinya, Suho sibuk dengan gitar dipangkuannya bersama dengan buku - buku yang berserakan dimana - mana.

Jari tangannya dengan lentik memetik senar gitar dengan nada - nada yang yang ia cocokkan.

***

Dilain tempat, Irene seperti orang yang uring - uringan karena ia terus saja memikirkan Suho.
''Kenapa mikirin Suho sih gue." gumamnya menatap jendela.
''Sadar Ren, Lu gak boleh mikirin si cowok nakal itu sadar juga dia cuma manfaatin lu"peringatnya pada diri sendiri.

Irene pun keluar kamar untuk mengambil minum di dapur. Saat ia sedang menuangkan air terlihat Suho yang baru muncul untuk ke dapur juga.

Suho pun pergi tanpa membawa gelas yang tadi ia isi.
''Saya ingin bicara sebentar setelah itu saya tidak akan menganggu kamu lagi."ucap Suho yang meraih pergelangan tangan Irene saat cewek tersebut melewatinya begitu saja.

''Gue banyak tugas gak ada waktu."ucap Irene melepaskan tangan Suho dari tangannya.

''Sebentar saja tidak bisa?''tanya Suho.

Irene tidak menjawab ia pun langsung pergi tanpa mengucapkan apa - apa.

Suho menatap Irene yang kini semakin jauh dari pandangannya.

'Untuk terakhir kalinya akan seperti ini? Bahkan dirimu saja enggan untuk menatap mata ini'batin suho.

***

Tengah malam sekali Suho membuka pintu kamar Irene. Ia melihat Irene yang sudah tertidur pulas dengan langkah gontai Suho menaruh sebuah kotak disamping Irene setelah itu ia pergi meninggalkan kamar Irene.

Irene terbangun saat mendengar suara gerbang tertutup namun ia tidak terlalu memikirkannya sebab ia berfikir itu hanyalah suara angin.

Waktu menunjukkan setengah tiga pagi, Irene berusaha memejamkan matanya karena sejak kejadian tadi ia tidak bisa tidur entah apa yang ia rasakan namun mengingatnya ia merasakan sesak didadanya.

Tbc.....

My Soulmate [ Suren/vren]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang