Hari ke-2
Setelah penolakan yang bianca berikan kemarin, sekarang semangat nio semakin menggebu gebu untuk mendapatkan gadis aneh itu. Bukan hanya sekedar tentang taruhannya dengan gavin namun ini juga menyangkut tentang harga dirinya sebagai cowo terpopuler disekolah ini.
Oke. Bayangkan saja bagaimana bisa seorang arsenio chanyeol bagaskara ditolak oleh satu cewe aneh disekolahnya. Tentu ia tak terima tentang hal tersebut. Hei.. siapa yang berani menolak pesonanya. Tak pernah dan tak ada. Ralat, mungkin hanya satu satunya gadis sedikit tak waras yang kemarin berani menolaknya.
So jual mahal. Itulah satu hal yang nio pikirkan jika bersangkutan dengan gadis itu.
"Woy ngelamun aja lo!" Ucap gavin yang berhasil membuyarkan lamunan arsenio kemudian tanpa permisi laki laki itu duduk disampingnya.
"Ngagetin aja lo bangsat!"
Gavin terkekeh, "gimana? Lo udah dapet cewe yang gue bilang?"
"Belum"
Gavin tersentak, sedikit tak percaya dengan jawaban sahabatnya. Apa alasan laki laki itu belum mendapatkan gadis itu?
"Serius? Kenapa?"
Nio menghela nafas panjang kemudian dihembuskannya perlahan,
"Dia nolak gue"
"What?! Pftt bwahaha seorang arsenio ditolak cewe? Serius? Gila gila."
Dan tanpa diminta cowok bernama gavin itu sudah bertepuk tangan seperti seorang idiot sembari terbahak. Fakta apalagi ini? Sahabatnya yang digilai para gadis itu ditolak oleh cewe aneh disekolahnya. Wow.. sungguh mengangumkan, haruskah ia memberikan hadiah kepada gadis itu sebagai apresiasi dari tindakannya?
Nio yang mendengar tawa gavin yang tak henti hentinya hanya mendengus kesal. Bukannya membantu malah meledek. Sahabat kurang ajar.
"Berisik! Diem gak lo!"
"Hahahaha"
"Gue bilang diem bangsat!"
"Hahaha"
"Gavin sialan!" Lalu tanpa berperasaan nio menendang kaki gavin dengan sedikit keras.
"Awhh.. hahaha oke oke sorry.. habisnya lo lucu sih. Gila gue masih gak percaya anjir cewe itu nolak lo pftt" ucapnya lalu menutup mulut kembali menahan tawa yang masih ingin meledak.
"Lo pikir gue percaya hah?!"
Gavin hanya mengangguk nganggukan kepala. Merasa cape terlalu banyak tertawa.
"Eh tapi lo harus inget juga sama taruhan kita, gimanapun caranya lo harus jadian sama tuh cewe" ucap gavin mengingatkan.
Nio berdecak. "Iya iya gue inget. Bahkan tanpa taruhan itupun gue akan ngejar tuh cewe sampe dia bertekuk lutut dibawah gue"
Gavin tersenyum, "gue suka ambisi lo. Kalo gitu gue pergi dulu fans fans gue udah nunggu" Ucapnya sembari melirik dan mengedipkan sebelah matanya kearah kerumunan para gadis yang sedari tadi memegang ponsel mereka.
Apalagi jika bukan meladeni para gadis yang haus berfoto dengannya sedari tadi.
"..Semangat bro semoga berhasil" lalu diakhiri dengan tepukan dibahu nio sebelum melenggang pergi menghampiri kerumunan gadis itu.
Nio hanya melirik sebentar kemudian tak lama berdecih.
Sedikit iri mungkin karena eksistensinya tergeser. wkwkwk
•••
Seperti kebiasaan, setiap hari ketika jam istirahat bianca selalu duduk dipinggir lapang sembari memperhatikan aktivitas orang orang disekitarnya. Apa lagi jika bukan untuk objek lukisannya. Meski disana sedikit berisik dengan teriakan para gadis yang menjerit menyerukan nama idola mereka yang tengah bertanding ditengah lapang sana, namun itu semua tak masalah bagi bianca selagi tak ada yang menganggu konsentrasinya ketika ia sedang melukis.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days and Dare [Chanbaek-END]
FanfictionJadian sama cewe aneh selama 30 hari? Bisa gila gue.