Epilog

2.2K 193 39
                                    

Bianca baru saja bangun dari tidurnya. Gadis itu menggeliatkan badan ketika sinar matahari mulai memancar lewat jendelanya. Mengerjapkan mata sesaat untuk membiasakan cahaya yang masuk kematanya.

Gadis itu meraba raba benda yang selalu ia simpan di sisinya. Lalu setelah mendapatkan apa yang di inginkan, bianca mulai mengangkat benda persegi panjang itu dan membukanya berharap apa yang ia tunggu tunggu muncul.

Namun lagi lagi hanya helaan nafas yang keluar dari mulutnya. Sudah menjadi kebiasaan bianca, jika bangun tidur gadis itu akan secara otomatis mencari keberadaan handphonenya. Membuka, lalu mengecek apakah ada notifikasi disana atau tidak.

Memang ada. Selalu ada pesan di pagi hari yang menyambutnya. Namun sayangnya hal itu bukan dari orang yang ia harapkan. Selalu saja dari orang lain ataupun grup chat yang menurutnya tak terlalu penting.

Tiba tiba ingatannya kembali kepada sesuatu. Sudah satu minggu ini nio tak menghubunginya. Mau itu chat ataupun panggilan telpon, tak ada satupun dari keduanya. Bukan ia tak mengirim pesan dan menelpon cowo itu. Hanya saja semua pesan darinya tak ada satupun balasan dari cowo itu bahkan di baca pun tidak. Setiap kali ia menelpon, selalu operator yang berbicara.

Heuh.. sebenarnya nio itu kemana? Sampai sampai melupakan dirinya. Memang ketika chat satu minggu lalu laki laki itu mengatakan bahwa dia sedang sibuk. Namun benarkah nio sesibuk itu sampai tak ada sedikitpun waktu untuk memberinya kabar?

Tak bisa bianca pungkiri bahwa satu minggu ini pikirannya selalu saja dipenuhi dengan hal hal negatif. Mungkinkah nio ini, mungkinkah nio itu. Jujur.. hal tersebut selalu terlintas dipikirannya. Ia hanya takut nio berbuat yang tidak tidak.

Salahkah jika ia merasa takut?

Entah untuk yang keberapa kalinya bianca menghela nafas. Dari pada terus memikirkan nio lebih baik ia memikirkan kegiatan apa yang harus ia lakukan di hari minggu ini. Ya.. mungkin itu lebih baik.

Setelah sempat mengirim beberapa pesan kepada nio akhirnya bianca memaksakan dirinya bangkit ke kamar mandi. Bukan untuk mandi, karena ia malas toh ini juga hari libur untuk apa mandi pagi pagi. Gadis itu hanya akan cuci muka dan gosok gigi saja lalu sarapan dibawah setelah itu entahlah ia akan memikirkannya nanti.

Setelah menyelesaikan ritual singkatnya. Bianca mulai melangkahkan kakinya kebawah. Tapi tunggu.. mengapa ia seperti mencium bau masakan? Apakah ibunya berkujung dan bermurah hati membuatkannya sarapan?

Tanpa ingin repot repot memikirkan hal tersebut lebih baik ia mempercepat langkahnya untuk kebawah. Namun sesampainya didapur ia harus tertegun ketika melihat seseorang didepan pantry. Bianca mengerjap lalu menggosok gosok kedua matanya dengan punggung tangan.

"Nio?" Ia tak salahkan?

Merasa namanya dipanggil sang tersangka mendongak lalu tersenyum kearah gadis yang masih memakai piyama tidurnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Merasa namanya dipanggil sang tersangka mendongak lalu tersenyum kearah gadis yang masih memakai piyama tidurnya itu. Lucu.

"Oh? Udah bangun?" Masih dengan senyuman diwajahnya.

30 Days and Dare [Chanbaek-END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang