Bianca tengah menghitung setempuk kertas yang berisi formulir pendaftaran eskul seni. Ia menatap tak percaya, dalam waktu sehari bisa mengumpulkan sebanyak ini?
Lalu tak lama bianca menggeleng. Ah.. bukan, namun hanya dalam waktu beberapa detik.
Sungguh ajaib sekali laki laki dihadapannya ini. Bolehkah sekarang ia mengakui kepopuleran arsenio di sekolahnya?
Arsenio yang sedari tadi memperhatikan ekspresi bianca, hanya bersedekap dada tak lupa dengan senyum sombongnya.
"Gimana? Banyak kan"
Bianca mengangguk masih sibuk dengan kegiatannya.
"Jadi?" Nio mengangkat sebelah alis.
Bianca mendongak, "apa?"
"Lo mau kan.."
"Gak" sela bianca cepat. Sudah tau apa yang akan diucapkan laki laki itu.
"Idih.. gue belum selesai ngomong kali"
"Gak perlu dilanjutin gue udah tau apa yang bakal lo omongin"
Nio terkekeh, kemudian menjitak gemas kening bianca.
"Pede banget. Gue mau ngomong, besok lo mau gak jalan sama gue"
"Oh" balas bianca santai sembari sibuk mengusapi keningnya yang sedikit nyeri.
Arsenio menautkan kedua alisnya,
"Oh?.." lalu terkekeh renyah "apa apaan dengan jawaban itu"
"Terus gue harus jawab apa?"
Nio mendengus, "Terserah!"
"Dih ngambek" lalu terkekeh.
"Gue enggak!"
"Lo iya."
"Nggak"
"Iya"
"Haish!"
Bianca tertawa kecil melihat tingkah cowo dihadapannya.
"Lo lucu.." masih tertawa, "ups!" kemudian melotot lucu sembari menutup mulutnya.
Nio yang mendengar hal tersebut tersenyum jail sembari mendekatkan telinganya kewajah bianca.
"Apa? Lo ngomong sesuatu? gue gak denger"
Reflek gadis itu menggeleng, "Ng-nggak"
"Masa sih? Orang tadi gue jelas jelas denger kok lo ngomong."
"Iiihh.. apasih! Orang gue gak ngomong apa apa" elaknya sembari mendorong wajah nio menjauh.
"Oke oke mungkin gue yang salah denger" final nio meski wajah jailnya masih terpampang.
"Jadi gimana? Lo mau kan jalan sama gue"
Bianca masih diam mempertimbangkan.
"Gak usah kelamaan mikir. Inget lo masih punya hutang budi sama gue"
"Apa?!"
Nio nyeringai kecil, "lo pikir bantuan gue itu cuma cuma. Ya nggak lah!"
"Dasar pamrih!"
"Harus, kalo sama cewe so jual mahal kaya lo"
Bianca berdecih. Kemudian berkata,
"Iya.. oke gue terima ajakan lo. Tapi inget ya! Gue ngelakuin ini hanya karena gue gak mau punya hutang budi apapun sama lo."
"Well.. apapun alasan lo gue gak peduli." Balas nio acuh.
"Besok sore gue jemput dirumah lo" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days and Dare [Chanbaek-END]
FanfictionJadian sama cewe aneh selama 30 hari? Bisa gila gue.