PART 7

755 47 12
                                    

PART 7

Prim menjauh sedikit dari tempat itu dan masuk ke salah satu Cofeeshop di dekat sana. Prim masuk dan menutup payungnya,ia berjalan kearah meja pesanan. “Hot latte,beef burger dan cream soup!” Ucap Prim. Pelayan itu menekan tombol pada keyboardnya, Prim terkejut setelah melihat daftar harga diatasnya. “Permisi,tolong batalkan cream soup dan beef burgernya,cukup Hot latte saja!” Pelayan itu mengerti dan mengganti menunya.

“15 dollar!” Ucap pelayan itu.

Prim mengeluarkan dompetnya,ia menelan ludahnya dengan memberikan 15 dollar tersebut. Hanya untuk satu gelas kopi panas ia harus mengeluarkan uang sebanyak itu. Prim tersenyum kemudian pergi untuk duduk menunggu pesanan.

Seorang Pria berjaket hitam duduk didekat kaca,dia adalah Harry. Seorang pelayan datang membawakan pesanannya,”Wanita yang disana…” Harry menunjuk kearah Prim, “Aku pesan Beef burger dan cream soup untuknya,tapi jangan katakan itu dariku. Kau hanya perlu mengatakan itu gratis,ini uangnya…ambil saja kembaliannya untukmu.” Pelayan itu menganggukan kepalanya mengerti.

Prim merapatkan coatnya agar udara dingin tidak masuk ke tubuhnya,Harry dengan cepat membuat perubahan suhu seperti sebelumnya. Ia membuat udara menjadi sedikit hangat.

Prim menunggu pesanannya datang,”Harry…” Gumaman kecil itu sontak membuat Harry terkejut. Ternyata Prim sedang memikirkannya,Harry segera membetulkan rambutnya yang menghalangi telinganya. “Bagaimana jika—” Ucapannya berhenti. Sayang seribu sayang…

Pelayan datang membawakan pesanan,ia menaruh Hot latte,Cream soup kemudian beef burger ke meja Prim. Prim bingung dibuatnya, “Permisi! Aku membatalkan pesanan Cream soup dan Beef burger,lalu kenapa pesanan ini berada disini?”

“Itu gratis untukmu,salah satu koki kami ternyata sudah membuatnya. Jadi kau bisa mengambilnya dengan gratis.” Jawab pelayan itu dengan senyuman.

“Benarkah? Tapi pesanan ini bisa di berikan kepada pengunjung yang lainnya…” Prim mendorong kedua piring tersebut.

“Ini masih pagi,jadi pelanggan disini masih sepi. Tolong jangan menolaknya,” Pelayan itu memberikan penekanan di akhir kalimat, “Terima kasih.” Ia tersenyum kemudian menundukan kepalanya pergi.

Prim segera memakan beef dan soup didepannya,ia sangat lapar. Menunggu ketiga temannya ditengah hujan,bukankah sangat membosankan? Prim menghentikan makannya dan menyeruput kopi panas sambil menatap jalan dari kaca tembus pandang di depannya,ia memicingkan matanya.

“SAM!” Teriak Prim kecil,Harry yang mendengar itu segera mengikuti arah tatapan Prim. Ketiga orang di halte bus yang sedang menunggu. Prim segera menghabiskan makanannya lalu menyuruput lattenya sekali teguk. Rasa panas seolah tak terasa di mulutnya.

Prim memakaikan tasnya dan membawa payungnya.  Ia segera keluar dari cofeeshop ternama ini dan membuka payungnya,ia berlari-lari kecil. Prim berada di piggir jalan,”SAM!” Teriaknya. Merasa terpanggil,jelas saja Sam membalikan wajahnya ke sumber suara tersebut. Harry segera keluar dari Cofeeshop tersebut.

Gelang milik Sam menyala kembali,Sam yang sudah siap untuk menyebrang jalan mengurungkan niatnya. Tubuhnya terarah pada gelang itu,ia menjadi takut.

Prim menunggu mobil beberapa meter darinya melewatinya agar ia bisa menyebrang. Satu langkah,dua langkah. Entah darimana asalnya,Yellow taxi berada di jalur itu untuk melintas. Jalur itu bukan jalur perlintasan pejalan kaki,jadi jangan salahkan pengemudi itu.

TINNN TINNN!

Prim menolehkan kepalanya,nyawanya terancam. Detak jantung seolah terhenti,BRUKKK. Harry segera menarik tangannya ketempat semula,keduanya jatuh terduduk. Sedangkan payung Prim terbang entah kemana,Prim membuka matanya. Sam dan kedua temannya hampir saja kehilangan Prim.

WAR OF GOD : War Of GodWhere stories live. Discover now