Prolog

36K 3K 105
                                    

| My Boss Is My Boyfriend [Nomin] 👨🏻‍⚖️🙇🏻‍♂️|
⌨️ Original Story By Zavionix Shakdee ⌨️
📝Remake By JisungDevian 📝

















































































"Ayah.....Ibu.....jangan pergi hiks hiks...Kenapa kalian tidak membawa ku juga bersama kalian hiks hiks..." miris itulah gambaran yang terlihat pada sosok seorang bocah berusia sepuluh tahun tersebut.

Mengenakan jas hitam lusuhnya bocah itu terus dan terus menangis tanpa kenal lelah. Mata rusanya telah sembab oleh air mata yang tidak berhenti mengalir. Di depannya terdapat dua peti jenazah dari kedua orang tua bocah tersebut.

"Jaeminie..kuatkan dirimu sayang" ucap salah seorang tetangganya yang sudah berusia lanjut itu.

"Kakek, kenapa ayah dan ibu meninggalkanku kenapa mereka tidak membawaku pergi juga" ratapnya masih sesenggukan.

Pria yang dipanggil kakek itu hanya bisa terdiam, sesekali mengelus rambut kecokelatan sang bocah.

Sungguh kasihan nasibnya yang sekarang tidak punya siapa-siapa lagi, tak seorangpun dari sanak saudara bocah manis itu yang ingin mengadopsinya.

"Jaemin, kau tidak perlu takut sayang. Tinggallah bersama kakek dan juga Junkai. Dia pasti akan sangat senang" putus kakek itu yang tidak tega membiarkan Jaemin seorang diri. Apalagi bila harus sampai dibawa ke panti asuhan.

Mendengar ucapan kakek tersebut, Jaemin mendongak kearahnya dan hanya mengangguk sambil terus menangis.


































•••
































Jaemin tersentak bangun akibat mimpi buruk dari masa lalunya, keringat dingin membasahi wajahnya yang terlihat pucat.

Dipandanginya kamarnya yang dicat pink itu walau kejadian itu sudah berlalu sejak tiga belas tahun silam namun mimpi-mimpi buruk tak kunjung berhenti menghantuinya.

Tok tok tok

"Jaemin kau sudah bangun? Ayo kita sarapan." Teriak sebuah suara dari luar kamar tersebut.

"Ya, aku akan segera keluar hyungie" teriaknya balik dan segera turun dari ranjang tunggalnya.

Lalu menuju ke kamar mandi.
Setelah melakukan ritual paginya, Jaemin beranjak menuju ruang makan yang memerangkap sebagai dapur sekaligus. Disana terlihat seorang pemuda yang 6 tahun lebih tua darinya tengah mengunyah roti sambil mengenakan dasinya.

"Kenapa kau sudah rapi sekali. Kita tidak berangkat bersama hyung?" Tanya Jaemin yang kini duduk dan mengambil sehelai roti lalu mengolesnya dengan selai cokelat.

"Maaf Jaem.. aku harus bertemu dengan kepala divisi marketting pagi ini." Sesal pemuda itu meminta maaf.

"Tidak apa, pergilah kau bisa terlambat nanti."

"Baiklah jangan lupa mengunci pintu." Ujar Junkai tersenyum lembut dan segera melesat keluar.

Si manis hanya mendengus geli teringat kejadian dia lupa mengunci pintu apartemennya, dan untung saja waktu itu tidak ada maling yang masuk.

Jaemin dan Junkai adalah dua sahabat yang sudah seperti saudara, merantau ke kota untuk menempuh pendidikan yang lebih baik ketimbang di desa dan akhirnya mereka sekarang bisa dikategorikan lumayan sukses karena dapat bekerja di perusahaan ternama.

Walaupun begitu kehidupan mereka tetap sederhana dengan menyewa sebuah apartemen yang cukup murah dengan penghasilan mereka perbulan.

Teringat masa lalu, Jaemin teringat dengan kakek Junkai yang begitu baik mau menampungnya dan menghidupinya menganggapnya seperti cucunya sendiri.

Tapi sangat disayangkan umur kakek Junkai sudah begitu tua untuk melihat mereka tumbuh dewasa menjadi seperti sekarang ini.

Tersadar dengan lamunannya, Jaemin segera bersiap-siap untuk berangkat ke tempat kerjanya dengan senyuman lebar yang selalu menghiasi wajah manisnya.

Sementara jauh dari tempat pemuda manis itu berada seorang pria tampan turun dari mobil mewahnya sepatu hitam mengkilat itu melangkah memasuki sebuah rumah mewah atau tepatnya bisa disebut sebuah mansion yang bergaya eropa kuno. Para butler dan maid berjajar rapi menyambut kedatanganya. Dirinya berhenti tepat di anak tangga pertama ketika mendegar bunyi tapak sepatu yang berjalan dan ikut berhenti di ujung anak tangga tersebut.

"Senang kau mau menuruti perintahku Jeno.." sahut seorang pria paruh baya yang kini tersenyum pada sosok tersebut.

"Senang melihatmu sehat-sehat saja pak tua." Seringainya menatap pria paruh baya yang kini mendengus kepadanya.



New Cast

Karry Wang Junkai [31 Tahun]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karry Wang Junkai [31 Tahun]

Teman sekaligus saudara bagi Na Jaemin begitupun sebaliknya












































Bersambung...

Pemanasan Dulu, aku nitip sendal sekalian siapa tau ada yang mau baku hantam🔪🔪

𝙈𝙮 𝘽𝙤𝙨𝙨 𝙄𝙨 𝙈𝙮 𝘽𝙤𝙮𝙛𝙧𝙞𝙚𝙣𝙙 [𝙉𝙤𝙢𝙞𝙣]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang