#MyDream#
°
°
°
Happy Reading
°
°
°
Malam telah berganti pagi, suara kicauan burung dan juga kokokan ayam saling bersautan. Tak hanya itu suara alarm alami yang selama seminggu ini tak terdegar pun ikut berkumandang.
"NIA BANGUN UDAH JAM TUJUH! adek kamu yang masih kecil aja udah bangun kamu yang udah gede harusnya mencontohkan yang baik!bla bla bla..."–dan inilah yang nana alias dania dapatkan pagi ini. Alarm yang sangat ampuh membuat naik darah.
"Yaampun, baru aja tidur bentar.."–batin nana sambil berusaha bangun untuk bersiap berangkat kesekolah. Alangkah terkejutnya nana..
"Yaampun! Jam setengah tujuh kurang anjir!!"–seketika nana langsung ambil handuk dan lari secepat kilat.10 menit berlalu, nana sekarang sudah siap berangkat sekolah. "Sarapan dulu na,"–kata mama nana sambil memberikan nana uang saku dan juga botol minum. "Enggak lah, mah pah nana berangkat dulu, assalamualaikum."–ujar Nana sambil berlari kecil keluar rumah.
Nana memang selalu berangkat kesekolah naik angkutan umum. Ya nggak selalu, kadang kalo papanya sempat ya dianter. Jangan tanya jewo kemana, di udah ninggalin nana dong kampret kan. Tadinya nana mau nebeng padahal mumpung dia masih tinggal dirumah nana. "Dasar, sepupu macam apa dia."–batin nana sambil menunggu bis dihalte depan komplek rumahnya.
-
06.57 nana baru turun dari angkutan. Jarak dari rumah kalau naik angkutan cuman makan waktu sekitar 7 menitan, itu kalo busnya ngebut. Dan untungnya pagi ini busnya rada ngebut. Tapi nana harus menempuh jarak sekitar 100m buat sampe ke sekolahannya.
"Yaampun bentar lagi masuk anjir, wait sekarang siapa guru piketnya yak??"–ujar nana sambil melebarkan dan mempercepat jalannya.
Waktu terus berjalan, nana semakin gelisah, takut gerbang sekolah ditutup sama pak husen selaku penjaga sekolah. Pas lagi gencar gencarnya jalan nih tiba tiba datang seonggok daging berupa manusia hh.g orang yang buat nana kaget. "Hei, gugup amat dah."–katanya yang membuat nana terlonjak.
"Astaghfirullah kak devan ngagetin aja ih."–nana mengelus dadanya. Btw kak devan ini adalah kaka kelasnya nana, mereka nggak terlalu akrab si belakangan ini sering ketemu aja jadi rada akrab. "Kamunya aja yang gugup banget dah kayaknya."–katanya sambil terkekeh. "Udah siang kak atuh, nanti kalo pak husen dah nutup pintu gimana."
"Udah si noh pak husen belom nutup pintu."–ujar devan sambil terkikik, "oh iya hehe."–nana cuman ketawa aja. "Btw na, seminggu ini kok nggak keliatan?"–tanya devan kepada nana sambil mereka melewati koridor. Seketika mereka jadi pusat perhatian, tapi nana sama devan cuek cuek aja.
"Hm, ya ada urusan aja si kak hehe."–nana berusaha menutupi, yakali nana kasih tau yang ada mereka nggak percaya. Malah mungkin nana dikira lagi halu. "Emang penting banget yaa"–tanyanya penasaran. "Ya gitu deh kak mau nggak mau. Eh gue duluan ya kak"–kata nana yang emang kelas kak devan lebih jauh jaraknya dari kelas nana ini. "Iya,"–katanya sambil senyum.