Prolog

485 28 1
                                    

Happy Reading,

***

"Untuk beberapa waktu yang tidak bisa aku tentukan, aku akan pindah dari negara ini. Aku ingin melepas nama Miller dalam kehidupan ku."

Raka menatap penuh tekad dan keyakinan kepada sepasang suami istri di depannya. Bahwa apa yang baru saja ia katakan bukan hal main-main. Walau ia bisa melihat ada raut terkejut lalu khawatir dimata sang Ibu, bagi Raka tujuannya baik, jadi ia tidak akan mengecewakan wanita yang telah melahirkannya itu.

"Bisa jelaskan tujuanmu, Raka?" Tanya Ayah sambungnya. Serkan Miller. Di sampingnya, Binar Aurora Miller nampak beranjak dari duduknya dan berpindah ke sofa seberang dimana putranya duduk.

"Ibu selalu bilang, ceritakan apapun masalahmu pada Ibu. Jangan di simpan sendiri," Binar menggenggam tangan putranya.

Raka menghela nafas perlahan, disinilah kelemahannya. Tidak tega melihat mata Ibunya yang berkaca-kaca seolah memohon untuk membatalkan rencananya. Ada sedikit sesal karena harus memutuskan tinggal berjarak dengan Ibunya.

"Ibu percaya padaku?" Tanya Raka dan di angguki mantap oleh Binar. "Aku ingin mencari sesuatu yang tidak bisa aku dapatkan selama nama Miller masih tersemat dalam kehidupan ku."

"Apa nama Miller sebuah kutukan bagimu?" Sela Serkan dengan nada tak terima.

"Bukan seperti itu Dad," Sangkal Raka.

"Lalu?" Tantang Serkan.

Semenjak mereka hidup bersama dalam satu atap. Sekalipun Raka tidak pernah berbohong ataupun merahasiakan sesuatu pada Ibu dan Ayah sambungnya. Ia menjadi anak laki-laki yang sangat patuh dan penurut, agar tidak menyusahkan ataupun membuat jelek nama Ibunya. Bahkan saat seperti ini pun ia merasa sangat bersalah, karena tidak kunjung bicara jujur tentang tujuannya.

"Mendapatkan gadis dengan paras cantik itu sangatlah mudah, tapi mendapatkan gadis dengan hati cantik itu sangatlah sulit Dad. Menurut Dad, kenapa selama ini aku sering gonta ganti kekasih?" Jelas Raka.

"Mencari sensasi berbeda untuk permainan seksmu," Jawab Serkan asal.

"Dia tidak seperti mu waktu muda Serkan!" Timpal Binar dengan nada tinggi.

"Biasa saja Honey, tidak usah teriak," Serkan menyesal, tidak seharusnya ia membangunkan macan betina tidur. Kedamaian kejantanannya harus di prioritaskan.

Serkan menatap Raka tajam, menyelami bola mata putra sulungnya itu. Ya bagi Serkan, Raka adalah putra pertamanya, forever. Dan Serkan bisa melihat keseriusan disana.

"Aku ijinkan," Ucap Serkan tegas.

Senyum merekah di bibir Raka, namun dalam sekejap sirna saat matanya bersirobok dengan Ibunya. Wanita berusia kepala empat di sebelahnya itu sudah terisak.

"Jangan menangis Bu," Raka memeluk Binar dengan erat.

"Aku akan merindukanmu," Ucap Binar di sela tangisnya.

"Aku akan terabaikan hari-hari ke depan," Cicit Serkan seraya mendengus kasar dan berlalu dari sana.

💞💞💞💞💞

Sequel...
Binar Cinta CEO Berondong...

Masih dalam genre comedy-romantic ya...

Sebenarnya Chy antara yakin dan enggak mau bikin sequelnya...
Tapi ya kembali lagi...

Ini lapak Chy...
Kalau suka monggo singgah disini...
Kalau enggak bisa di lewatin aja...

Dan dapat dukungan dari keluarga (terutama suami)
Membuat semangat aku membumbung tinggi
Untuk terus membuat cerita-cerita baru...
Tapi ya harap maklum..
Harus lebih fokus pada anak buah dulu...
Jadinya naskah kadang terbengkalai
Chy bakalan tetep berusaha tidak akan mengecewakan para readers setia...

Terimakasih semuanya...
Baik yang udah follow atau nggak...
Baik yang sering pencet bintang atau nggak...
Baik yang sering komen atau enggak...
Tanpa kalian semua, apalah karya ku ini...

See you...
Archy16

Kecantikan Hati (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang