seventeen • b l o o m s

49 4 0
                                    

Kakiku tidak nyaman, aku menggetarkannya terus-menerus ditengah pelajaran. Hyeona di sampingku bergumam menggodaku walaupun aku masih tidak memperdulikan dia.

kriiingg!

Bel pulang lagi-lagi sudah berbunyi nyaring, dan pria-yang-sekarang-semakin-tampan itu sudah berada di ambang pintu, membungkuk sopan ke arah Alicia Ssaem yang baru melaluinya dari kelasku.

Jimin yang melipat kedua tangannya di depan kelasku itu langsung meng-kode ku untuk keluar dengan senyum terukir manis di wajahnya.

"Lagi-lagi~ Mint, itu dicari loh!" Goda Hyeona dari bangkunya.

Aku melirik pedas ke arah Hyeona lalu berjalan pelan ke arah Jimin.

"Wajahmu merah. Sakit?" Tanyanya.

"Ah- Sunbae, aku-"
"Aduh.. ngomong apa ya."

"Latihan yuk?" Ajaknya santai. Hm? Jimin menganggap kemarin tidak terjadi apa-apa?

"A-yo."

Jimin berjalan mendahuluiku tanpa mengendurkan senyumnya, ia merapihkan rambut tebalnya yang kemarin baunya harum sekali dan aku ingin lagi. Sial, jadi gila 'kan aku.

Jimin membukakan pintu untukku lalu duduk di depan bangku piano.

"Mint." Katanya serius.

"Y-ya?"

"Kenapa kau duduk di sofa? Kita mau latihan 'kan?"

Merasa bodoh, aku langsung meraih biolaku dan tetap duduk disitu.

"Aku- Ingin duduk disini."

Jimin beranjak dan duduk di sampingku sambil memegang mic-nya. Bukannya mulai menyanyi, ia menoleh ke arahku dan tersenyum penuh arti yang tidak jelas tanpa bicara.

"Apa?" Tanyaku.

"Mulai yuk."

Jimin mulai menyanyi dan kami menyelesaikan latihan itu dengan 2x pengulangan saja, Jimin masih menyanyi dengan senyum lebarnya yang manis tetapi aku jadi takut akan arti sebenarnya dari senyuman itu.

"Aku akan ambil tas dulu." Ujarku.

"Aku yang ambilkan." Jimin beranjak dan pergi.

Aku buru-buru merapihkan ruang musik dan duduk di koridor luar, didalam ruangan tertutup berdua dengan Jimin itu seperti ada yang tidak benar.

"Belum pulang?" Jissle diam di depanku.

"Oh- Hai!" Seruku sambil menggenggam tangan Jissle.
"Belum, habis latihan.."

"Dengan pria nggak jelas itu?"
"Ini bukan tentang mis-

-"Dari awal aku dekat dengan mereka aku tidak pernah mementingkan misi, kita 'kan sudah selesai dengan itu. Aku- latihan biasa saja."

"Kau tahu pria itu nggak-

-"Halo, Dongsaeng." Jimin memotong perbincangan ku dan Jissle dengan membawa tasku sambil mengukir senyum.

"Kau pria gila." Jissle menyahut ranselku dengan kasar, menghilangkan senyum Jimin dengan raut wajah kaget.

"Jissle-Ie! Ada apa ini?"

"Kau lupa apa yang baru saja kau lihat beberapa waktu lalu?"

Aku menarik Jissle dan membiarkan Jimin duduk di koridor dalam diam.

"Jissle~ Itu hanya kesalahpahaman!"

"Ada apa?!"
"Kau terpancing, Mint-Ah?"

"Hah.. Bukan begitu." Aku memegang kedua bahu Jissle.
"Pokoknya minta maaf saja dulu ke Jimin Sunbae, cewek itu bukan pacar-atau siapa nya dia, cewek itu ada hubungannya sama hal buruk yang terjadi sama The Threat. Aku nggak tahu pasti.."

fall for you ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang