[ Intentions - Justin Bieber ]
Anita, Frans, dan Ferdi kini sudah berada di Ruangan yang juga serba putih, tetapi bedanya disini tidak ada brangkar, hanya ada tumpukan berkas-berkas di dalam folder yang tersusun rapi.
"Maaf nit, aku baru memberitahumu sekarang. Aku tahu kuberitahu kamu kapanpun pasti akan jadi beban fikiran buat kamu. Sebelumnya aku mohon kamu berfikir positif dulu sebelum menanggapi apa yang akan aku beritahu kepadamu" Dokter Ferdi diam sejenak yang membuat Anita diam penasaran sambil meremas-remas baju yang sedang ia kenakan. Ya, jelas ia sangat khawatir tentang keadaan putrinya, meskipun sebenarnya dia sudah sangat senang karena putrinya sudah siuman.
"Karena koma putri yang waktunya tidak sebentar itu, dan efek dari kecelakaannya waktu itu, Putri mengalami Amnesia Disosiatif, dia tidak bisa mengingat hampir 80% ingatannya semasa hidup"
Deg... Rasanya beribu-ribu panah menusuk jantung Anita. Ia tidak dapat berkata apa-apa selain menumpahkan air mata nya. Frans yang melihat itu langsung memeluk sang istri.
"Aku berharap, keterpurukanmu segera berkurang. Aku faham bagaimana perasaanmu sekarang. Tapi lihatlah Putrimu sudah siuman"
Setidaknya ada rasa syukur di hati Anita, meskipun kenyataan yang sedang ia terima saat ini sangatlah menyakitkan. Benar, menyakitkan. Bagaimana bisa putri tercintanya melupakan dia serta kenangan indah yang mereka ukir sampai saat ini.
"Aku berharap kamu bijak nit. Lahan padi yang sudah dipanen, masih bisa ditanam I bibit padi dan tumbuh menjadi padi lagi. Artinya masih ada harapan untuk Putri memulai awal baru. Perkenalkan ia ke Dunia nya sekarang. Meskipun telah banyak yang akan dilupakan olehnya"
Anita faham maksud perkataan Ferdi. Dia mengusap air mata nya, dan bangkit dari tempat duduknya. "Kamu benar, fer. Eca tetaplah Eca Princess kecilku, dia bukan orang lain. Dia akan tetap menjadi Putri kesayanganku. Anita tersenyum lebar dan keluar menuju tempat putrinya itu berada.
"Fer, terima kasih banyak sudah banyak membantu dan mengusahakan kesembuhan putri ku" ucap Frans dengan tersenyum kepada lawan bicaranya.
"Ini semua takdir Tuhan, dan berkat do'a kalian sebagai orang tua nya Frans, saya hanya perantara" jawab Dokter Ferdi sambil menepuk bahu temannya itu. " Sana pergi temui putri mu, dia membutuhkan ayah yang sangat dia banggakan".
TBC
YOU ARE READING
Metafora
Short StoryPutri itu ibarat Kupu-kupu, indah tapi dengan sayap sayap yang mudah rapuh. Tapi disetiap kerapuhan sayapnya, itu akan menghasilkan sayap baru yang lebih indah daripada sebelumnya. Start : 24 Maret 2020